Mengapa Orang Ngorok dan Kapan Harus Diobati: Penjelasan Dokter THT
InLiber Tim Redaksi
InLiber Tim Redaksi 6 hari yang lalu
Tim Redaksi #Kesehatan

Mengapa Orang Ngorok dan Kapan Harus Diobati: Penjelasan Dokter THT

Ngorok bisa mengganggu tidur dan kesehatan jika terkait apnea tidur obstruktif. Pelajari penyebab, risiko, serta pilihan perawatan dari ahli THT agar tidur lebih nyenyak.

Ngorok sering dianggap sepele, tetapi bisa menandai masalah tidur yang serius jika berkaitan dengan sindrom apnea tidur obstruktif (OSAS). Artikel ini membahas penyebab, risiko, dan opsi perawatan yang bisa membantu Anda tidur lebih nyenyak serta menjaga kesehatan jangka panjang.

Temuan dari ahli THT menjelaskan bagaimana perubahan gaya hidup, alat bantu, atau tindakan medis bisa meredakan gejala ngorok dan mencegah dampak kesehatan yang buruk.

Penyebab Ngorok

Berbagai faktor berperan, seperti anatomi mulut dan rongga hidung, berat badan berlebih, sumbatan hidung kronis, atau septum hidung bengkok. Misalnya, uvula, yaitu langit-langit lunak di belakang lidah, bisa lebih menonjol secara bawaan pada sebagian orang.

Saat fase tidur nyenyak, otot-otot langit-langit lunak, lidah, dan tenggorokan bisa rileks hingga saluran napas sedikit tertutup dan bergetar.

Konsumsi alkohol juga bisa memicu ngorok. Seiring bertambahnya usia, tonus otot menurun sehingga ngorok lebih mudah terjadi.

Penyebab ngorok

Dr. Alexander Gorovoy menjelaskan bahwa ngorok sering terkait berat badan berlebih, namun penyebabnya bisa beragam, termasuk faktor anatomi. Evaluasi lanjutan melalui pemantauan napas saat tidur diperlukan untuk menilai keparahan OSAS.

Bahaya Ngorok

Bahaya apnea tidur

Secara umum, ngorok tidak membahayakan secara langsung, namun bisa menjadi tanda kondisi serius jika terkait OSAS. OSAS dapat menyebabkan napas berhenti sebagian atau seluruhnya saat tidur, yang berdampak pada kesehatan jangka panjang.

Konsekuensi yang mungkin muncul meliputi:

  • mengantuk di siang hari
  • tekanan darah tinggi
  • stroke
  • diabetes tipe 2
  • penyakit jantung
  • penurunan konsentrasi
  • gangguan suasana hati
  • masalah penglihatan

Gejala seperti tidur dangkal dan sering terbangun bisa menjadi petunjuk OSAS. Umumnya anggota keluarga yang pertama kali menyadari perubahan ini. Jika ngorok sangat keras dan diselingi periode tenang, sebaiknya konsultasikan ke dokter THT.

Dr. Alexander Gorovoy

Cara Mengatasi Ngorok

Mengatasi ngorok dengan perangkat

1. Ubah Gaya Hidup dan Gunakan Bantal yang Tepat

Beberapa perubahan gaya hidup bisa meredakan ngorok. Hindari alkohol dan rokok; pada berat badan berlebih, penurunan berat badan sering diperlukan untuk memperbaiki tonus otot saluran napas.

Penurunan berat badan dapat meningkatkan tonus otot langit-langit lunak dan mengurangi ukuran leher, sehingga napas menjadi lebih stabil. Latihan kardio dan kekuatan juga membantu memperbaiki tonus otot secara keseluruhan.

Untuk mengurangi gejala, cobalah menaikkan bagian atas tempat tidur atau menggunakan bantal berbentuk segitiga. Hindari menaruh bantal terlalu tinggi di bawah kepala karena dapat meningkatkan beban pada leher dan punggung.

2. Metode Konservatif

Beberapa perangkat bisa membantu, seperti pelebar hidung (alat yang dipakai di hidung) untuk bernapas lebih mudah saat tidur, atau alat penjepit mulut yang mendorong rahang bawah ke depan. Namun solusi ini bersifat sementara; gejala bisa kembali jika alat tidak dipakai secara konsisten.

Perangkat bantu napas tidur

Metode dengan bukti kuat mencakup CPAP, sebuah alat yang memberikan tekanan udara positif secara terus-menerus untuk menjaga saluran napas tetap terbuka. CPAP tidak hanya mengatasi ngorok, tetapi juga mencegah kekurangan oksigen pada tubuh.

3. Operasi

Operasi dapat menghilangkan hambatan mekanis penyebab ngorok. Namun tidak semua orang cocok untuk tindakan bedah, terutama jika usia lanjut, berat badan berlebih, atau OSAS berat. Pilihan operasi bervariasi, misalnya uvulopalatoplasti untuk mengurangi ukuran uvula atau kombinasi tindakan lain sesuai indikasi.

Operasi ngorok yang aman

Operasi relatif mudah dan biasanya tidak memerlukan rawat inap; masa pemulihan umumnya singkat. Selama 7–10 hari setelah operasi, dianjurkan mengonsumsi obat antiinflamasi dan makan makanan lunak.

Jika hidung bengkok karena septum melengkung, septoplasti bisa dilakukan. Kadang perlu mengangkat adenoids atau tonsil. Setelah operasi, menjaga berat badan dan menghindari merokok sangat penting karena asap rokok dapat menyebabkan pembengkakan kembali.

Konsultasi dokter THT sebelum perawatan

RS SM-Klinik. Nomor izin praktik No L041-01137-77/00368259 dikeluarkan Dinas Kesehatan kota setempat pada 19 September 2019.

Inti pengelolaan ngorok adalah memahami penyebabnya, mulai dari faktor anatomi hingga kebiasaan hidup. Pemilihan perawatan yang tepat akan membantu Anda tidur lebih nyenyak dan menjaga kesehatan jangka panjang.

0
17

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.