The Ashes: Keputusan Inggris Menuju Canberra Didukung Mantan Kapten Alec Stewart
Setelah Perth, Alec Stewart mendukung keputusan Inggris untuk tidak mengirim susunan inti ke pertandingan Canberra demi persiapan matang jelang Test kedua di Brisbane, sambil menekankan manfaat latihan terkontrol.
Setelah kekalahan telak di Perth, Alec Stewart menilai keputusan Inggris untuk tidak mengirim susunan utama ke pertandingan Lions melawan Prime Minister's XI di Canberra patut dihormati. Timnas memilih fokus pada persiapan jelang Test kedua di Brisbane dengan cara yang terstruktur.
Inggris memutuskan tidak menurunkan pemain yang tampil di Perth untuk bergabung dengan Lions di Canberra yang akan memainkan pertandingan siang-malam dengan bola pink, kondisi yang serupa dengan Test kedua di Brisbane.
Pemain dari skuad Ashes yang tidak bermain di Test pertama, yaitu Jacob Bethell, Josh Tongue, dan Matthew Potts, bergabung dengan Lions di Canberra.
Berbagai pendapat mengemuka, dengan mantan penilai kriket media menilai keputusan tersebut tidak tepat, sementara analis INLIBER menilai situasi ini unik namun bisa dipahami.
Stewart, mantan pemain dan kapten Inggris sebanyak 15 kali, menyatakan bahwa ketika berada di inti tim, keputusan harus didasarkan pada kepentingan kelompok, bukan tekanan publik.
Inggris mengalami kekalahan dua hari di Perth, menjadikan ini salah satu dua-day Test pertama sejak 1921. Pertandingan Prime Minister's XI merupakan bagian tradisi kalender Australia, dan Lions seharusnya menjadi pesertanya. Namun jeda 11 hari antara Test membuat diskusi mengenai latihan Canberra muncul lagi.
Stewart menambahkan bahwa tidak masuk akal jika Inggris memisahkan kelompok inti hanya untuk Canberra jika hal itu tidak meningkatkan persiapan mereka. Ia menekankan pentingnya menjaga semangat kebersamaan tim dan mempersiapkan diri menghadapi permukaan yang berbeda di Brisbane, termasuk tanah lapangan yang lebih cepat dan cuaca tropis.
Inggris tetap menjalankan rencana latihan di Queensland, dengan sesi net tambahan untuk memaksimalkan persiapan secara terkontrol. Dua sesi latihan akan dilakukan di bawah lampu sebagai persiapan untuk pertandingan berikutnya.
Stewart yang juga menjabat sebagai direktur performa kriket di Surrey menegaskan bahwa latihan yang terlalu ketat seperti permainan latihan terlalu mirip dengan konsep naughty boy nets tidak efektif dan bisa mengganggu fokus tim.
Alasan lain mengapa Inggris memilih tetap bersama skuad utama adalah menjaga solidaritas tim. Secara statistik, Inggris belum meraih kemenangan seri di Australia sejak 2011, dan catatan mereka di pertandingan pink-ball juga kurang baik dibanding Australia yang memiliki pakar pink-ball seperti Mitchell Starc di barisan serangan.
Stewart menyarankan agar tim tidak panik menghadapi tekanan media. Ia percaya jika kepemimpinan Brendon McCullum dan Ben Stokes kuat, tim bisa mendapatkan hasil yang tepat meski tantangan di Brisbane besar.
Langkah ini menunjukkan pendekatan yang terukur dalam mengelola tur Australia, dengan rencana perjalanan yang lebih fokus pada pembangunan permainan di Queensland daripada Canberra.
Inti Pembelajaran
- Inggris memilih fokus latihan di Queensland daripada bermain di Canberra.
- Keputusan diambil untuk menjaga kohesi tim dan persiapan jelang Brisbane.
- Latihan di bawah lampu dan penggunaan fokus net menjadi bagian dari strategi persiapan.
- Perbedaannya kondisi antara Canberra dan Brisbane mempengaruhi rencana hasil latihan.
Komentar Ahli
Komentar: Stewart menekankan pentingnya menjaga keharmonisan tim dan pengambilan keputusan berbasis kesehatan tim di bawah tekanan publik. Kepemimpinan yang konsisten dinilai jadi kunci jelang Test Brisbane.
Ringkasan
Keputusan Inggris untuk tidak mengubah rencana pada Canberra menunjukkan pendekatan realistis di tengah tekanan media. Dengan fokus pada latihan terkontrol di Queensland, mereka berharap dapat membangun performa yang lebih kuat di Brisbane meski tantangan di Australia tetap berat.
Inti dari kebijakan ini adalah menjaga keharmonisan tim dan persiapan yang terstruktur menjelang Test Brisbane. BBC Sport.


