Ashes: Ben Stokes angkat suara soal tuduhan angkuh Inggris

Inggris menghadapi tekanan besar setelah kekalahan telak di pembuka seri Ashes. Kapten Ben Stokes menolak label angkuh untuk timnya sebagai tuduhan berlebihan dan mengakui ia salah mengartikan kritik yang disampaikan publik sebagai has-beens.

Setelah kekalahan di Perth yang memicu sorotan luas, Inggris juga mendapat perhatian karena pilihan mereka tidak mengirim XI utama Tes pertama untuk menghadapi Lions Inggris melawan Prime Minister's XI di Canberra, sebuah keputusan yang memicu perdebatan publik.

Mantan bowler cepat Australia, Mitchell Johnson, menuding Inggris sebagai arogan dan menyebut mereka "cocky Poms" yang berisiko menanggung malu besar jika terus bermain demikian.

Stokes kepada INLIBER Sport mengatakan, meskipun kritik datang dari berbagai arah, kata arrogant mungkin terlalu keras. "Kamu boleh menyebut kami tidak bagus, apa pun kata yang dipakai. Namun kata arrogant terasa terlalu berlebih; saya tidak setuju dengan itu," ujarnya.

Sidang pembicaraan Stokes datang setelah arus kritik atas rencana persiapan Canberra, yang dibahas mantan kapten Inggris seperti Lord Botham, Graham Gooch, dan Michael Vaughan. Stokes menyatakan itu adalah kelalaian kata dan bahwa maksudnya tidak seperti itu.

Persiapan menjelang Tes kedua di Gabba

Inggris memulai lima hari latihan di Brisbane untuk persiapan Tes kedua—yang akan dimainkan sebagai tes malam di Gabba pada hari Kamis, 4 Desember. Sesi di Allan Border Field pada Sabtu pagi diguyur hujan sehingga berlangsung singkat.

Enam belas pemain yang berada di Brisbane terlihat siap, dengan Jacob Bethell, Josh Tongue, dan Matthew Potts bergabung dengan England Lions untuk pertandingan dua hari pink-ball di Canberra. Sementara itu, Mark Wood tidak hadir dalam sesi opsional karena kambuhnya masalah lutut kiri, dan diperkirakan ia akan melewatkan Tes kedua.

Sikap tim dan evaluasi performa

Stokes menekankan bahwa persiapan tidak sekadar soal satu pertandingan, melainkan juga faktor-faktor seperti kondisi lapangan, suhu, dan keseimbangan tim. "Kami membahas semua pro dan kontra, lalu memutuskan apa yang terbaik untuk persiapan kami," katanya.

Di Perth, Inggris sebenarnya memiliki keunggulan 65-1 pada satu titik babak kedua sebelum akhirnya kehilangan sembilan wicket berturut-turut untuk 99 run. Ketidaklambatan eksekusi dan serangan Australia dipimpin Travis Head menjadi faktor kemenangan bagi tuan rumah, meski Stokes mengakui timnya bisa bermain lebih baik secara keseluruhan.

"Yang terpenting bagi kami adalah belajar dari kekalahan ini dan tetap setia pada filosofi permainan kami sambil meningkatkan eksekusi di lapangan," tegas Stokes. Ia juga menyatakan dukungan bahwa performa tim di sisa seri harus menenangkan para pendukung yang kecewa, karena masih ada empat pertandingan tersisa untuk dibuktikan.

Beberapa mantan kapten Inggris memberikan pandangan berbeda soal keputusan persiapan dan gaya bermain, namun ada juga dukungan yang menimbang pentingnya memberi kesempatan bagi tim untuk bangkit di sisa seri.

Komentar ahli

Seorang analis kriket menilai respons Stokes cukup jujur, namun menekankan Inggris perlu fokus pada perbaikan teknis agar konsistensi permainan meningkat.

Ringkasan singkat

Inggris menghadapi tantangan besar setelah kekalahan pembuka. Stokes menilai tuduhan angkuh berlebihan dan menekankan pentingnya pembelajaran dari kekalahan sambil mempertahankan gaya bermain agresif. Tim bersiap menghadapi Tes berikutnya dengan fokus pada eksekusi yang lebih tajam dan peluang meraih Ashes di sisa seri.

Inti utama: Ben Stokes menegaskan tuduhan angkuh terhadap Inggris terlalu berlebihan dan menekankan pentingnya belajar dari kekalahan untuk bangkit meraih Ashes. BBC Sport