Remaja Palestina–Amerika 16 Tahun Ditahan Israel 9 Bulan Tanpa Tuduhan Akan Dihadapkan ke Pengadilan
Remaja Palestina–Amerika berusia 16 tahun yang ditahan Israel tanpa tuduhan selama sembilan bulan menjadi sorotan internasional, dengan seruan agar AS lebih tegas mendesak pembebasannya.
Mohammed Ibrahim, remaja Palestina–Amerika berusia 16 tahun, akan tampil di pengadilan Israel setelah sembilan bulan ditahan tanpa tuduhan. Liburannya di Tepi Barat yang berada di bawah kendali militer Israel berujung pada penahanan yang menimbulkan kekhawatiran hak asasi manusia.
Kronologi singkat
Ia ditangkap pada Februari saat berlibur di wilayah yang diakui secara internasional sebagai Tepi Barat. Ia diduga melempar batu kepada pemukim Yahudi; Mohammed membantah tuduhan tersebut.
Tanggapan pejabat dan tekanan politik
Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan Mohammed telah melakukan kejahatan berat yang berpotensi mematikan dan menegaskan persidangan berjalan sesuai prosedur hukum.
Perjalanan keluarga dan klaim penyiksaan
Keluarga Ibrahim menggambarkan Mohammed sebagai anak yang penyayang, suka olahraga, dan ramah. Ayahnya menjelaskan bahwa putranya ditangkap saat tidur dalam razia dini di rumah keluarga di al-Mazraa al-Sharqiya ketika ia berusia 15 tahun, dan sejak Februari tidak bisa bertemu dengannya secara langsung.
Ayah Mohammed juga menuduh bahwa putranya dituntut untuk mengaku akibat interogasi yang melibatkan perlakuan keras, klaim yang muncul dalam dokumen pengadilan.
Peran AS dan hak asasi manusia
Kedutaan Besar AS menugaskan petugas kasus yang telah mengunjungi Mohammed di penjara dan menyatakan ia kehilangan berat badan serta tidak dalam kondisi sehat. Beberapa pejabat AS, termasuk duta besar untuk Israel dan staf kedutaan di Yerusalem, terlibat dalam upaya diplomatik, meskipun rincian lebih lanjut tidak dibuka karena privasi.
Konteks yang lebih luas
Mohammed ditahan tanpa tuduhan di Penjara Ofer, yang juga menampung terdakwa dewasa. Kasusnya menyoroti sekitar 350 anak Palestina yang ditahan di fasilitas militer Israel, dengan kekhawatiran adanya perlakuan tidak manusiawi yang dilaporkan oleh kelompok hak asasi manusia dan PBB.
Akhir kata
Para pendukung menuntut tindakan lebih tegas dari pemerintah AS untuk melindungi hak anak dan warga negara, sambil menunggu persidangan dengan harapan keadilan bagi Mohammed.


