Pranoedenie: bisa hidup tanpa makan dengan energi prana? Bahaya dan fakta ilmiah
InLiber Tim Redaksi
InLiber Tim Redaksi 1 minggu yang lalu
Tim Redaksi #Kesehatan

Pranoedenie: bisa hidup tanpa makan dengan energi prana? Bahaya dan fakta ilmiah

Artikel ini menjelaskan praktik hidup tanpa makan total untuk memperoleh energi prana, klaim para pendukungnya, serta risiko kesehatan serius yang perlu dipahami, dilengkapi tinjauan ilmu pengetahuan dan pandangan ahli.

Praktik tidak makan total untuk hidup dari energi prana telah menarik perhatian banyak orang. Artikel ini menjelaskan apa itu praktik tersebut, klaim para pendukung, serta risiko serius bagi kesehatan yang perlu Anda pahami di Indonesia.

Prinsip utama praktik ini adalah menahan makan dan minum sepenuhnya dengan anggapan bahwa prana, energi hidup, dapat menggantikan kebutuhan gizi. Energi prana dipandang berasal dari alam semesta dan dipercaya bisa dimanfaatkan melalui meditasi, pernapasan, dan disiplin diri. Secara umum, para pendukung menyebutnya sebagai cara hidup yang tidak lagi bergantung pada makanan manusia (праноедение).

Beberapa tokoh mengklaim kemampuan bertahan hidup tanpa makanan. Misalnya, seorang penulis asal Australia yang menggunakan inisial tertentu mengaku hidup tanpa makan sejak 1993 dan mengaitkannya dengan manfaat kesehatan serta keseimbangan tubuh. Ia juga membahas bagaimana energi yang dipancarkan melalui cahaya dapat memenuhi kebutuhan tubuhnya. Klaim seperti ini tidak didukung bukti ilmiah.

Seorang penulis lain, Tatiana Danina, menyatakan bahwa pada fase puasa dan meditasi tertentu tubuh bisa memanfaatkan energi prana untuk menghasilkan energi seluler. Ia menekankan bahwa sebelum beralih sepenuhnya, tubuh perlu membersihkan lemak dan sisa-sisa metabolisme, dan bahwa transisi bisa disertai halusinasi. Ia juga menekankan perlunya pengawasan medis agar proses berlangsung aman.

Seberapa berbahayakah pranoedenie?

Secara ilmiah, penolakan makan secara total tidak memiliki konsensus yang jelas tentang keamanan jangka panjang. Puasa intermiten—mengganti hari makan dengan hari puasa—telah banyak diteliti dan terkait dengan penurunan berat badan, meskipun kualitas bukti masih terbatas. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa puasa penuh selama beberapa hari dapat menyebabkan penurunan berat badan, perubahan biomarker, dan efek samping lain, sehingga perlu evaluasi medis.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa puasa total selama tujuh hari bisa menyebabkan kehilangan lemak, meski beberapa komponen tubuh pulih dalam beberapa hari setelah berakhir. Para peneliti juga menemukan perubahan pada protein tertentu yang terlibat dalam fungsi otak. Namun, manfaat jangka panjang belum terbukti dan risiko tetap ada.

Para ahli menekankan bahwa tanpa bimbingan medis, praktik ini bisa berbahaya. Beberapa kasus dilaporkan berujung pada komplikasi serius dan kematian karena kekurangan cairan, gangguan elektrolit, atau masalah sirkulasi darah.

Beberapa contoh nyata di luar sana menunjukkan bahaya yang bisa muncul. Misalnya pada 1997 seorang guru berusia 31 tahun dari Munich mengalami gangguan penglihatan, koma, dan akhirnya meninggal setelah melanjutkan puasa, meski sempat membaik dengan perawatan intensif. Pada 1999 di Skotlandia ditemukan seorang wanita berusia 49 tahun yang meninggal setelah menjalani program puasa panjang sesuai buku yang ia baca. Pada 2012, seorang wanita berusia 50 tahun asal Swedia dilaporkan meninggal setelah mencoba gaya hidup serupa setelah menonton sebuah film.

Komentar Ahli

Seorang ahli gizi klinis menjelaskan bahwa menahan makan tanpa pengawasan medis berisiko fatal karena tubuh kehilangan cairan dan mineral penting. Ia menekankan bahwa pendekatan pola makan sehat dengan bimbingan tenaga medis adalah cara yang aman bagi orang-orang yang ingin meningkatkan kesehatan melalui puasa terkontrol.

Ringkasan singkat

Tokoh-tokoh yang mengklaim bisa hidup tanpa makan tidak memiliki dukungan ilmiah. Puasa terkontrol dapat memberi manfaat bagi sebagian orang, tetapi menjalankannya tanpa pengawasan dapat menimbulkan risiko berat bagi jantung, otak, ginjal, dan sistem lainnya. Untuk kesehatan yang aman, pilih pola makan seimbang dan konsultasikan dengan profesional medis sebelum mencoba perubahan besar pada asupan makanan.

Inti yang perlu diingat: tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim kehidupan tanpa asupan makanan; risiko biologis dan medisnya besar, jadi kehati-hatian dan evaluasi medis adalah keharusan.
0
8

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.