Penulis The Inconvenient Indian Ternyata Tak Punya Akar Cherokee
Thomas King, penulis terkenal dengan fokus kisah pribumi, baru mengetahui ia tidak memiliki leluhur Cherokee. Esainya membahas dampak temuannya terhadap identitas dirinya.
Penulis Kanada‑Amerika, Thomas King, dikenal luas karena karya yang menyentuh narasi pribumi. Baru-baru ini ia mengungkap bahwa ia tidak memiliki leluhur Cherokee. Pengakuan itu ia sampaikan melalui kolom opini di Globe and Mail, setelah bertemu dengan Aliansi Suku Melawan Penipuan (Taaf), sebuah kelompok berbasis di AS yang mengungkap klaim leluhur Pribumi yang palsu.
King, berusia 82 tahun, mengatakan ia menerima temuan dari seorang genealogis yang bekerja untuk Taaf. Dalam esainya ia menulis bahwa perasaannya seperti telah "terbelah" oleh temuan tersebut: "Bukan Indian yang kupikirkan. Bukan Indian sama sekali."
King pernah meraih RBC Taylor Prize untuk nonfiksi pada 2014 melalui The Inconvenient Indian, dan Stephen Leacock Memorial Medal for Humour untuk Indians on Vacation pada 2020. Ia menegaskan tidak pernah bermaksud menyesatkan publik, dan ia percaya dirinya sebenarnya memiliki garis keturunan pribumi.
Ia tumbuh dalam kisah keluarga yang mengatakan ayah kandung King adalah Elvin Hunt, yang diduga Cherokee. Meski demikian, rumor soal asal-usulnya telah lama mengejutkan publik. Tahun ini ia memutuskan menelusuri asal-usul tersebut secara lebih serius.
Akhirnya seorang teman mempertemukannya dengan Taaf. Seorang genealogis yang bekerja untuk organisasi tersebut tidak menemukan jejak Cherokee di garis keturunan King. Taaf menyarankan King untuk "menyampaikan permintaan maaf atas hidupnya", namun King menolak gagasan itu.
King lahir di California namun telah lama tinggal di Kanada sejak 1980. Ia dikenal sebagai profesor studi pribumi di Universitas Lethbridge, Alberta. Ia juga menyebutkan niatnya mengembalikan National Aboriginal Achievement Award yang ia terima pada 2003.
“Penghargaan- penghargaan lainnya didasarkan pada karya tulisan saya, bukan pada etnisitas saya,” katanya kepada Globe and Mail dalam wawancara pada Senin itu.
Poin-Poin Penting
- Penulis The Inconvenient Indian menemukan ia tidak memiliki leluhur Cherokee meskipun identitasnya terkait budaya pribumi.
- Temuan berasal dari genealogis Taaf; King menekankan ia tidak berniat menipu, hanya menerima hasilnya.
- Ia mempertimbangkan mengembalikan penghargaan nasional, namun fokusnya tetap pada karya tulis.
- Kasus ini memicu diskusi tentang identitas budaya dan bagaimana kita memverifikasi klaim leluhur.
Komentar Ahli: Sejarawan budaya menilai kejutan seperti ini bisa memicu perdebatan tentang identitas, tetapi tidak menghapus pentingnya karya seorang penulis. Keamanan identitas adalah perhatian penting bagi komunitas pribumi dan penerusnya.
Ringkasan: Kisah King menyoroti bagaimana identitas bisa berubah seiring temuan genealogis, sementara karya-karyanya tetap relevan. Kejadian ini menekankan perlunya kejujuran diri dalam diskursus budaya.
Ringkasan kunci: Penemuan bahwa identitas budaya bisa berubah ketika temuan genealogis muncul; karya seorang penulis tetap berarti. Sumber: BBC News.


