Apa Itu Deodoran Mineral dan Benarkah Menghilangkan Bau Keringat
Pelajari deodoran mineral berbasis kristal, bagaimana cara kerjanya, potensi manfaat, serta risiko bagi kulit. Panduan praktis untuk pengguna Indonesia.
Deodoran mineral menjadi alternatif bagi banyak orang dengan kulit sensitif karena klaimnya yang alami. Artikel ini menyoroti apa itu produk ini, bahan utama, cara kerja, risiko, serta panduan penggunaannya di Indonesia.
Apa itu deodoran mineral
Deodoran mineral adalah produk ketiak berbentuk stik yang mengandung kristal alum (garam aluminium kalium atau aluminium amonium). Harga untuk ukuran sekitar 45–60 ml umumnya berada pada kisaran sekitar Rp 750.000–Rp 1.500.000, tergantung merek dan kemasan. Banyak produsen mengklaim bahwa produk ini lebih alami dan tidak mengganggu kerja kelenjar keringat.
Bahan utama deodoran mineral
Bahan utama biasanya berupa garam aluminium kalium (alum kalium) atau aluminium amonium, yang membentuk kristal berwarna putih keruh. Kristal ini sering disebut berasal dari mineral alam (alunite), meskipun ada juga yang diproses di laboratorium. Beberapa varian menambahkan bahan seperti air, pengikat, pewangi, atau ekstrak tumbuhan, namun versi sederhana hanya berisi kristal alum dan air.
Bagaimana cara kerja deodoran mineral
Produsen menyatakan bahwa kristal alum membunuh bakteri penyebab bau di kulit, sehingga bau ketiak berkurang meski keringat tetap keluar. Namun bukti ilmiah yang kuat mengenai efikasi ini sangat terbatas. Beberapa studi yang ada meneliti efek bakteri pada laboratorium, bukan pada penggunaan manusia secara luas. Karena itu, efektivitasnya dalam menghilangkan bau tidak bisa dijamin secara ilmiah.
Bisakah deodoran mineral membahayakan kulit?
Secara umum, jika hanya menggunakan kristal alum dan air tanpa campuran pewangi atau bahan iritatif lainnya, risiko iritasi kulit cenderung rendah. Namun beberapa produk menambahkan pewangi, paraben, minyak esensial, atau bahan kimia lain yang bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit sensitif. Ada juga kekhawatiran tentang paparan aluminium, meski studi kemunculan kaitan dengan kanker payudara belum menghasilkan bukti konklusif. Karena itu, gunakan dengan hati-hati dan lakukan uji kulit kecil terlebih dahulu.
Haruskah mencoba deodoran mineral?
Jika Anda menghindari produk antiperspirant konvensional karena alergi, iritasi, atau preferensi alami, deodoran mineral bisa dicoba sebagai alternatif. Pilih varian yang hanya mengandung alum dan air tanpa pewangi tambahan. Oleskan setelah kulit ketiak basah dan biarkan kering sebentar sebelum bergerak aktif.
Kiat pemakaian praktis
- Basahi kristal dengan sedikit air hingga permukaannya halus sebelum diaplikasikan.
- Gunakan pada kulit yang bersih dan kering untuk mengurangi risiko iritasi.
- Hindari campuran pewangi jika Anda memiliki kulit sensitif atau cenderung alergi.
Komentar ahli
Dr. Ayu Pratiwi, dokter kulit, menyarankan agar pengguna mencoba pada area kecil terlebih dahulu dan berhenti jika muncul iritasi. Ia juga menekankan bahwa bukti ilmiah mengenai efektivitas deodorant mineral masih lemah sehingga hasil bisa bervariasi antar individu.
Ringkasan singkat
Deodoran mineral berbasis kristal alum adalah pilihan bagi mereka yang mencari opsi alami dengan risiko iritasi lebih rendah. Meskipun klaim menghambat bau cukup umum, bukti ilmiah yang kuat masih belum ada. Jika Anda memiliki kulit sensitif, cobalah varian tanpa pewangi dan perhatikan reaksi kulit. Uji coba singkat di bagian dalam siku atau pergelangan tangan bisa membantu sebelum dipakai di ketiak.
Key insight: Deodoran mineral bisa lebih lembut di kulit, tetapi efektivitasnya untuk menghilangkan bau tidak terjamin secara ilmiah, sehingga hasilnya bisa berbeda antar individu.


