Andriy Yermak: Putra Mahkota Zelensky Mengundurkan Diri karena Skandal

Andriy Yermak—tangan kanan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky—mengundurkan diri setelah serangkaian tuduhan korupsi dan penggeledahan rumahnya. Langkah ini mengguncang pemerintahan yang tengah berjuang melawan invasi Rusia serta mempertahankan dukungan internasional.

Peran kunci Yermak

Sejak menjabat sebagai kepala staf, Yermak dikenal sebagai figur kedua paling berpengaruh, membentuk kebijakan luar negeri dan mengambil keputusan penting di balik layar. Ia juga terlibat dalam negosiasi perdamaian melalui kedekatannya dengan Washington.

Langkah kontroversial dan respons publik

Pada Juli, Zelensky meminta parlemen membatasi kemerdekaan dua badan anti-korupsi dan menempatkannya di bawah kendali pemerintah. Ia menyatakan langkah itu untuk menahan pengaruh asing, namun publik dan Uni Eropa menolaknya, memicu demonstrasi besar-besaran dan pembalikan kebijakan tersebut.

Klaim tindak lanjut dan tuduhan

Musim gugur, NABU (Badan Penegak Anti-Korupsi Nasional) dan SAPO (Kantor Penuntut Anti-Korupsi Khusus) merilis temuan yang menyinggung lingkaran dalam Zelensky dalam dugaan penyelewengan dana proyek energi. Beberapa menteri, mantan wakil perdana menteri, dan mantan mitra bisnis Zelensky disebut terlibat. Di tengah serangan berkelanjutan terhadap jaringan energi Ukraina, publik marah melihat potensi korupsi.

Investigasi menyebut aliran dana sekitar USD 100 juta, setara sekitar Rp1.500.000.000.000. Sekalipun Yermak tidak disebut tersangka, ia berada dalam sorotan karena kemungkinan memiliki pengetahuan atas skema tersebut. Penggeledahan rumahnya juga menyingkap sejumlah laptop dan ponsel yang disita.

Diplomasi di tengah perang

Dalam beberapa hari terakhir, Yermak memimpin pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, di Jenewa dan dikabarkan berhasil mendapatkan beberapa konsesi untuk proposal perdamaian AS yang banyak dikritik karena diduga terlalu menguntungkan Rusia.

Pengunduran diri ini menambah ketidakstabilan di Kyiv, tetapi beberapa analis melihat hal ini sebagai perubahan positif jika institusi anti-korupsi tetap menjalankan tugasnya dengan independen.

Oleh karena itu, batalnya Yermak membuka pintu bagi penyusunan ulang koalisi di dalam pemerintahan. Pemerintah menyatakan Menteri Pertahanan Rustem Umerov akan memimpin delegasi ke AS untuk pembicaraan lebih lanjut.

Reaksi publik

Aktivis dan warga Kyiv menilai langkah ini sebagai bagian dari demokrasi yang sehat, meskipun perang membuat hidup mereka rentan. "Kita melihat contoh bahwa institusi negara bisa bertindak tegas meski dalam masa perang," kata seorang penduduk.

Komentar ahli: Pakar politik mengatakan pemecatan Yermak bisa menjadi tanda bahwa institusi Ukraina tidak akan mengorbankan akuntabilitas meski di bawah tekanan. Namun dampaknya terhadap kebijakan jangka panjang tergantung bagaimana pemerintah menjaga stabilitas dan kontinuitas kebijakan.

Ringkasan singkat: pemecatan ini menandai perubahan besar pada kekuasaan di Kyiv, terutama di tengah perang dan tekanan publik. Investigasi anti-korupsi menunjukkan bahwa institusi negara tetap aktif menindak pejabat berpengaruh, meski terguncang oleh konflik. Keberlanjutan kebijakan dipertaruhkan oleh bagaimana pemerintahan menjaga akuntabilitas dan dukungan internasional.

Inti dari kejadian ini menegaskan bahwa, meski Ukraina tengah berperang, institusi independen masih bisa menindak pejabat berpengaruh, menunjukkan komitmen negara terhadap akuntabilitas. Sumber: BBC.