Andrea Thompson Dinobatkan Kembali sebagai Wanita Terkuat Dunia Setelah Kontestan Transgender Diskualifikasi
Andrea Thompson diakui sebagai Wanita Terkuat Dunia setelah diskualifikasi Jammie Booker karena tidak memenuhi syarat biologis, menyorot aturan gender dalam olahraga kekuatan.
Andrea Thompson, atlet Inggris berusia 43 tahun, akhirnya diakui sebagai Wanita Terkuat Dunia secara retrospektif setelah diskualifikasi kontestan asal Amerika, Jammie Booker, karena tidak memenuhi syarat biologis untuk kategori tersebut.
Keputusan itu muncul beberapa jam setelah acara Official Strongman Games di Arlington, Texas, selesai, dan membuat pemenang sebelumnya menyatakan kontes ini dibayangi isu integritas.
Thompson mengatakan pada INLIBER Sport bahwa kejadian itu "membayangi" prestasi para atlet dan melukai mereka yang bertanding dengan jujur. Ia menegaskan rasa kecewa karena dianggap ada kebohongan yang menghilangkan peluang banyak perempuan meraih posisi tertinggi di dunia.
Organiser Official Strongman menegaskan bahwa atlet ditempatkan di kategori pria atau wanita berdasarkan catatan kelahiran biologisnya, dan bahwa atlet yang secara biologis laki-laki namun mengubah identitas tidak boleh bersaing di kategori Wanita Open. Mereka mengakui telah mendiskualifikasi atlet tersebut, meskipun upaya untuk menghubunginya tidak membuahkan respon.
Booker tercatat memenangkan Rainier Classic pada Juni dan berada di posisi kedua di Wanita Terkuat Amerika Utara pada Juli, menunjukkan reputasi kompetitifnya di kelas kuatwanita.
Thompson, seorang ibu dua anak dari Suffolk, mengatakan dia baru mengetahui masalah ini setelah rumor beredar enam jam kemudian dan setelah pihak penyelenggara menghubungi dia. "Ini pencapaian besar yang tercoreng oleh ketidakjujuran," katanya.
Apa inti perselisihan ini?
Kontes kekuatan dunia ini dioperasikan oleh organisasi swasta; tidak ada badan pengatur tunggal. Gelar Wanita Terkuat Dunia diberikan di Official Strongman Games, yang dijalankan Official Strongman Worldwide, sebuah perusahaan yang berbasis di Inggris. Lomba tahun ini diikuti lebih dari 400 atlet dari sekitar 40 negara, dengan format beberapa kategori gender, berat badan, dan usia. Thompson dan Booker bertarung di kategori Women Open dan menjalani enam disiplin selama tiga hari, termasuk log press, timber frame carry, dan deadlift ladder.

Bagaimana aturan diterapkan?
Pernyataan Official Strongman menyebutkan bahwa atlet ditempatkan ke kategori laki-laki atau perempuan berdasarkan kelahiran yang tercatat. "Diduga ada atlet biologis laki-laki yang kini mengidentifikasi sebagai perempuan yang ikut berkompetisi di Wanita Open," lanjut pernyataan itu, sambil menambahkan bahwa panitia tidak mengetahui fakta tersebut sebelum kompetisi.
Texas mengeluarkan hukum pada 2023 yang membatasi atlet biologis laki-laki bersaing di kompetisi wanita pada jenjang sekolah, meskipun regulasi ini lebih bersifat lokal. Thompson menyarankan bahwa olahraga strongwoman mungkin perlu menimbang uji kelamin di masa depan, meski mantap bahwa industri ini masih tumbuh dan bergantung pada kejujuran atlet.
Bagaimana dengan olahraga lain?
Belakangan ini banyak federasi olahraga meninjau kembali partisipasi atlet yang telah mengalami pubertas laki-laki untuk bersaing di tingkat elit wanita, demi menjaga keadilan dan keselamatan. Langkah serupa telah diterapkan World Aquatics, World Athletics, serta badan olahraga lainnya di Inggris. Namun seperti banyak topik hak trans, isu ini memantik respons beragam dari komunitas hak asasi manusia.
Beberapa organisasi seperti World Athletics dan World Boxing memperkenalkan skrining genetis untuk menjaga integritas kompetisi wanita. Seorang pejabat World Athletics menyebut sekitar 50-60 atlet yang berada di jalur kompetisi wanita telah berada di final sejak 2000.
Catatan: Artikel ini merujuk kepada laporan BBC Sport mengenai insiden di Official Strongman Games.
Inti Pelajaran
- Aturan gender di olahraga kekuatan terus menjadi topik perdebatan dan bisa mempengaruhi hasil kompetisi.
- Diskualifikasi kontestan berdasarkan kriteria biologis dapat mengubah pemenang secara retroaktif.
- Penyelenggara olahraga perlu kejelasan prosedur dan komunikasi untuk mencegah kebingungan di antara atlet.
Komentar Ahli
Seorang pakar olahraga gender menekankan bahwa integritas kompetisi harus menjadi prioritas, sambil tetap menghormati inklusi. Kebijakan yang jelas dan konsisten diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Ringkasan Singkat
Kasus ini menyoroti pentingnya transparansi aturan dan etika atlet dalam cabang kekuatan. Keputusan retroaktif menunjukkan bagaimana faktor biologis bisa memengaruhi hasil kompetisi tingkat dunia. Komunitas olahraga sedang mempertimbangkan kebijakan yang lebih tegas sambil menjaga hak semua atlet.
Inti pelajaran: kejelasan aturan dan integritas kompetisi menjadi fokus utama dalam olahraga kekuatan untuk memastikan prestasi adil bagi semua pihak. Sumber: BBC Sport


