UK Kenakan Sanksi pada Milisi Suriah terkait Kekerasan Sipil
InLiber Tim Redaksi
InLiber Tim Redaksi 3 jam yang lalu
Tim Redaksi #Berita Dunia
0
0

UK Kenakan Sanksi pada Milisi Suriah terkait Kekerasan Sipil

Inggris menjatuhkan pembekuan aset dan larangan bepergian terhadap pemimpin milisi serta pendukung rezim Suriah karena dugaan kekerasan terhadap warga sipil, sebagai bagian akuntabilitas internasional.

Inggris mengumumkan sanksi terhadap pemimpin milisi dan kelompok yang diduga terlibat kekerasan terhadap warga sipil di Suriah. Langkah ini menargetkan tiga kelompok milisi, empat komandan, serta dua pengusaha yang diduga memberi dukungan finansial pada rezim Bashar al-Assad.

Sanksi ini terkait peran mereka dalam dugaan kekejaman saat bentrokan di wilayah pesisir yang menewaskan sekitar 1.400 orang pada awal tahun ini, serta sepanjang perang sipil Suriah.

Keputusan itu juga mencakup Divisi Sultan Murad, Divisi Sultan Suleiman Shah, dan Divisi Hamza, serta pembekuan aset, larangan bepergian, dan larangan menjadi direktur perusahaan di Inggris bagi individu terkait.

Nama-nama yang dikenai sanksi meliputi:

  • Ghaith Dalla — mantan komandan militer rezim, pemimpin kelompok milisi pro rezim.
  • Miqdad Fatiha — mantan komandan militer rezim, pemimpin kelompok milisi pro rezim.
  • Mohammad al-Jasim — komandan Divisi Sultan Suleiman Shah.
  • Sayf Boulad — komandan Divisi Hamza.
  • Mudallal Khoury — pengusaha Suriah-Rusia yang membantu membiayai rezim.
  • Imad Khoury — pengusaha Suriah-Rusia yang membantu membiayai rezim.

Ketiga tokoh dan kelompok tersebut dikenai pembekuan aset, larangan bepergian, serta dilarang berperan sebagai direktur perusahaan di Inggris.

Kelompok milisi yang juga dikenai pembekuan aset adalah Divisi Sultan Murad, Divisi Sultan Suleiman Shah, dan Divisi Hamza, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris.

Pada awal tahun ini, Inggris sebelumnya mencabut pembekuan terhadap beberapa entitas Suriah termasuk badan pemerintah dan bank sentral setelah perubahan rezim.

Pada Juli lalu, Menteri Luar Negeri saat ituDavid Lammy mengunjungi Suriah dan bertemu dengan presiden sementara Ahmad al-Sharaa untuk membahas kemajuan rekonstruksi serta kerja sama ekonomi.

Komentar ahli

Menurut analis keamanan regional, sanksi ini mengirim sinyal tegas bahwa pelaku kekerasan tidak akan luput dari tindakan internasional. Langkah ini juga berpotensi memperlambat arus pendanaan bagi milisi dan mendukung proses transisi politik yang lebih inklusif.

Ringkasan

Inggris menargetkan pemimpin milisi dan kelompok pendukung rezim Suriah karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan terhadap warga sipil. Pembekuan aset, larangan bepergian, serta pembatasan peran direktur perusahaan diterapkan terhadap enam individu dan kelompok terkait, termasuk tiga milisi utama. Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menegakkan akuntabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi Suriah pasca perang.

Inti utama: Inggris menegaskan akuntabilitas sebagai kunci masa depan Suriah yang damai, dengan sanksi yang menargetkan jaringan pendanaan serta komando rezim. BBC News

Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Dunia pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "UK Kenakan Sanksi pada Milisi Suriah terkait Kekerasan Sipil" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Dunia. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.

Informasi dalam artikel " UK Kenakan Sanksi pada Milisi Suriah terkait Kekerasan Sipil " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Dunia. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.

0
0

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.