Memahami Dampak dan Penanganan Kekerasan Seksual pada Anak
Kekerasan seksual pada anak adalah masalah serius yang sering tersembunyi dan sulit diungkap. Artikel ini mengupas berbagai jenis kekerasan, tanda-tanda yang perlu diwaspadai, serta langkah pemulihan yang dapat membantu korban menemukan harapan dan kekuatan baru.
Ann-Louise T. Lockhart, PsyD, ABPP, adalah psikolog anak bersertifikat, pelatih orang tua, penulis, pembicara, dan pendiri A New Day Pediatric Psychology, PLLC.
Kekerasan seksual pada anak mencakup segala bentuk tindakan seksual yang dilakukan atau dicoba terhadap anak, termasuk kontak atau eksploitasi seksual. Pelaku sering menggunakan kekerasan atau ancaman untuk melancarkan tindakannya.
Tindakan kekerasan seksual tidak selalu melibatkan kontak fisik langsung; hal ini tetap dikategorikan sebagai pelecehan seksual anak jika melibatkan eksploitasi atau paparan konten seksual.
Kekerasan seksual pada anak merupakan isu yang sangat tabu dan menjadi pelanggaran hak asasi manusia sekaligus masalah kesehatan masyarakat yang serius. Namun, angka sebenarnya sulit diketahui karena banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Mengakui pengalaman kekerasan yang dialami membutuhkan keberanian besar. Dengan waktu, alat yang tepat, dan dukungan memadai, proses penyembuhan dari trauma masa kecil sangat mungkin dicapai.
Jenis Kekerasan Seksual pada Anak
Berbagai bentuk kekerasan seksual meliputi namun tidak terbatas pada:
- Memperlihatkan aktivitas atau konten seksual secara langsung atau daring kepada anak
- Inses
- Produksi, kepemilikan, atau distribusi pornografi anak
- Perkosaan
- Perdagangan atau eksploitasi seksual anak
- Serangan seksual seperti penetrasi, sentuhan tidak pantas, atau memaksa anak melakukan masturbasi
- Perundungan seksual melalui pesan atau panggilan dengan konten cabul
Tindakan kekerasan seksual tidak harus melibatkan kekerasan fisik agar diakui secara hukum sebagai pelecehan, karena anak-anak belum mampu memberikan persetujuan secara sah.
Statistik Kekerasan Seksual pada Anak
Penelitian menunjukkan bahwa banyak anak mengalami pelecehan seksual. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kekerasan seksual antara lain:
- Sekitar 1 dari 4 anak perempuan dan 1 dari 13 anak laki-laki mengalami kekerasan seksual
- Anak usia 7-13 tahun adalah yang paling rentan
- Orang tua atau pengasuh yang memiliki riwayat kekerasan masa kecil atau penyalahgunaan zat berisiko meneruskan pola kekerasan
- Rumah tangga dengan orang tua tunggal atau keluarga miskin dengan dukungan sosial terbatas lebih rentan
Tanda-Tanda Kekerasan Seksual pada Anak
Memahami gejala fisik dan perilaku berikut dapat membantu mengenali anak yang menjadi korban:
- Pengetahuan atau perilaku seksual yang tidak sesuai usia
- Hindari kontak fisik
- Cenderung melarikan diri
- Perdarahan atau memar pada area genital
- Noda darah atau sobekan pada pakaian dalam
- Perubahan kebersihan diri ekstrem
- Infeksi jamur berulang
- Rasa sakit atau terbakar di area genital
- Perilaku menyakiti diri sendiri
- Tanda-tanda depresi atau PTSD
- Ketakutan atau fobia mendadak
- Masalah tiba-tiba di sekolah
- Pikiran atau percobaan bunuh diri
- Kesulitan berjalan atau duduk
Anak korban dapat menjadi sangat protektif terhadap teman atau saudara, atau kembali pada perilaku masa kecil seperti mengisap jempol.
Bagi korban kekerasan seksual, Anda dapat menghubungi RAINN National Sexual Assault Hotline di 1-800-656-4673 untuk mendapatkan dukungan rahasia dari tenaga profesional terlatih.
Proses Grooming
Pelaku kekerasan seksual sering melakukan 'grooming' yaitu membangun kepercayaan dengan korban dan keluarga agar tindakannya tersembunyi. Mereka bisa berpura-pura seperti figur orang tua dan memilih pekerjaan yang dekat dengan anak-anak.
Mereka juga mungkin membiasakan anak dengan sentuhan yang tampak tidak berbahaya sebelum melakukan pelecehan seksual, serta menyembunyikan perilaku mereka dengan berbagai cara.
Dampak Kekerasan Seksual pada Anak
Dampak Fisik
Korban mungkin mengalami cedera fisik dan infeksi menular seksual. Trauma seksual juga berhubungan dengan risiko penyakit kronis seperti obesitas, kanker, dan penyakit jantung di masa dewasa.
Dampak Psikologis
Mekanisme pertahanan psikologis seperti disosiasi dapat membuat korban sulit mengingat trauma masa lalu. Gejala yang muncul meliputi depresi, PTSD, penyalahgunaan zat, dan perilaku seksual berisiko.
Kecanduan seks dan gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia juga lebih sering terjadi pada korban kekerasan seksual.
Risiko bunuh diri meningkat, termasuk ide dan percobaan bunuh diri. Jika Anda mengalami pikiran bunuh diri, segera hubungi National Suicide Prevention Lifeline di nomor 988 untuk mendapatkan bantuan.
Dampak pada Hubungan
Korban berisiko mengalami 'reviktimisasi', yakni menjadi korban kekerasan seksual atau kekerasan dalam rumah tangga lagi di masa dewasa.
Penanganan Kekerasan Seksual pada Anak
Penanganan trauma kekerasan seksual biasanya melibatkan terapi psikologis dan, jika perlu, pengobatan untuk mengelola gejala.
Psikoterapi
Untuk anak, terapi kognitif perilaku yang fokus pada trauma (TF-CBT) efektif mengurangi gejala kecemasan, depresi, dan PTSD. Orang tua atau pengasuh biasanya ikut serta dalam sesi terapi kecuali jika mereka adalah pelaku.
Untuk anak dan dewasa, terapi kognitif perilaku (CBT), terapi paparan berkepanjangan (PET), terapi pemrosesan kognitif (CPT), dan terapi desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata (EMDR) dapat membantu memproses pengalaman traumatis dan mengubah pola pikir negatif.
Obat-Obatan
Antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) kadang diresepkan untuk meredakan kecemasan yang dialami korban. Obat anti-kecemasan juga dapat digunakan sesuai kebutuhan medis.
Menghadapi Trauma Kekerasan Seksual
Perawatan Diri
Menjaga pola makan sehat, olahraga, dan istirahat yang cukup membantu mengatur sistem saraf dan mengurangi kecemasan serta depresi.
Meminimalisir paparan berita yang dapat memicu trauma juga disarankan.
Berikan Waktu untuk Diri Sendiri
Setiap orang berhak memilih kapan dan bagaimana membagikan kisahnya. Tidak ada tekanan untuk menceritakan pengalaman jika belum siap.
Menulis Jurnal
Menulis perasaan dan pikiran membantu mengekspresikan emosi dan mendukung proses terapi.
Bangun Dukungan Sosial
Bersosialisasi dengan teman, keluarga, atau bergabung dalam kegiatan yang menyenangkan dapat mendukung pemulihan mental dan emosional.
Dapatkan Bantuan Profesional
Kami merekomendasikan layanan terapi online terbaik seperti Talkspace, BetterHelp, dan ReGain untuk dukungan yang mudah diakses.
Kata Penutup
Dengan dukungan yang tepat, pemulihan dari trauma kekerasan seksual masa kecil sangat mungkin terjadi. Korban tidak pernah bertanggung jawab atas tindakan pelaku. Semua orang berhak hidup bebas dan menemukan harapan baru setelah masa sulit.
Mari bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerah dengan keberanian dan dukungan.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi sumber terpercaya dan pusat bantuan nasional.

Oleh Elizabeth Hartney, BSc, MSc, MA, PhD – Psikolog, Profesor, dan Direktur Centre for Health Leadership and Research di Royal Roads University, Kanada.
Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Hubungan pada tanggal 19-11-2023. Artikel berjudul "Memahami Dampak dan Penanganan Kekerasan Seksual pada Anak" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Hubungan. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.
Topik " Memahami Dampak dan Penanganan Kekerasan Seksual pada Anak " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Hubungan. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.


