Salah, Drogba, dan Legenda Afrika Lain yang Belum Pernah Menjuarai Afcon
Kisah Mohamed Salah, Didier Drogba, George Weah, Nwankwo Kanu, dan Michael Essien—bintang besar Afrika yang bersinar di klub, tetapi belum pernah menjejak trofi Piala Afrika (Afcon).
Mesir dikenal memiliki salah satu penyerang paling bersinar di era modern melalui Mohamed Salah, namun trofi Piala Afrika (Afcon) tetap belum menjadi miliknya. Selain Salah, ada beberapa legenda Afrika yang juga gagal mengangkat trofi tertinggi benua. Berikut profil singkat lima nama besar yang tidak pernah menjuarai Afcon.
Mohamed Salah (Mesir)
Usia 33 tahun membuat Salah berada di puncak karier internasionalnya. Mesir sendiri adalah negara dengan jumlah trofi Afcon terbanyak, yaitu tujuh kali, tetapi sejak 2010 tidak lagi menambah koleksi gelar. Debut internasional Salah terjadi pada 2011, dan sejak itu ia menjadi figur penting bagi tim nasional Mesir meski trofi Afcon masih menghindarinya.
Penampilan final Salah yang paling menonjol adalah pada 2017, ketika Mesir kalah dari Kamerun melalui adu penalti. Pada final-final berikutnya, Salah mengalami cedera dan penampilan yang berkurang, termasuk saat Mesir tersingkir di babak 16 besar pada Afcon 2019 saat mereka dihempaskan oleh Afrika Selatan. Pada final 2021, Mesir berhadapan lagi dengan Senegal dan kehilangan trofi lewat adu penalti; Salah tidak sempat menendang pada momen krusial karena Senegal memenangkan laga via skornya. Pada Afcon 2023 ia cedera di fase grup dan Mesir tersingkir di babak kedua oleh DR Congo. Peluang terbaru Salah di Afcon 2025 di Maroko bisa menjadi kesempatan terakhir baginya untuk menambah trofi bagi negaranya.
Didier Drogba (Pantai Gading)
Drogba dikenal sebagai tokoh penting Chelsea, yang meraih berbagai trofi di level klub. Namun dalam panggung Afcon final, ketajamannya kerap gagal di titik penalti. Pada final 2006 kontra Mesir, peluang awal Drogba digagalkan dan Mesir akhirnya menang melalui adu penalti. Ivory Coast kembali ke final pada 2012 melawan Zambia, di mana kegagalan penalti Drogba kembali menjadi momok. Drogba sempat mencetak gol di babak final, namun timnya tetap kalah melalui adu penalti. Ia terus berjuang hingga pensiun internasional pada 2014. Empat tahun kemudian, Ivory Coast akhirnya menanganani Ghana di final 2015 lewat adu penalti, sebuah momen ironis bagi Drogba yang telah tidak lagi aktif sebagai pemain internasional. Drogba tetap dikenang sebagai pemicu perdamaian dan pembangunan di negaranya, tetapi trofi Afcon tetap jadi cerita yang tak sempat ia genggam.
George Weah (Liberia)
Weah adalah satu-satunya pemain Afrika yang meraih Ballon d’Or (1995) dan dinobatkan sebagai pemain Afrika terhebat pada masanya. Sayangnya, karier internasional Liberia di Afcon tidak penuh gelar. Liberia hanya tampil dua kali pada turnamen pertamanya pada 1996 (selama Nigeria mundur dari partisipasi), lalu kembali pada 2002 ketika Weah sudah di ujung karier. Weah mencetak satu-satunya gol Liberia di turnamen itu, tetapi timnya gagal lolos dari grup. Setelah menutup karier di arenas internasional, Weah kelak menjadi Presiden Liberia dari 2018 hingga 2024.
Nwankwo Kanu (Nigeria)
Kanu dikenal sebagai salah satu ujung tombak Nigeria yang paling berprestasi secara klub, meraih Liga Champions bersama Ajax dan Liga Italia bersama Inter. Di level nasional, ia menjadi bagian dari generasi yang memenangkan Piala Dunia U-17 1993 dan medali emas Olimpiade 1996. Namun trofi Afcon selalu terganjal. Final 2000 Nigeria kalah dari Kamerun lewat adu penalti setelah tendangan Kanu diselamatkan, dan Nigeria juga meraih hasil kurang memuaskan di turnamen berikutnya. Kanu akhirnya pensiun dengan Olimpiade emas, namun trofi Afcon tetap tidak kunjung diraih.
Michael Essien (Ghana)
Ghana adalah negara yang pernah menjuarai Afcon terakhir pada 1982, sehingga generasi berikutnya berusaha keras meniru prestasi tersebut. Essien, gelandang bertahan yang sangat diandalkan, meraih sukses besar di level klub bersama Chelsea, tetapi dampaknya di pentas internasional tidak berbuah trofi Afcon. Ia bermain di beberapa edisi Afcon tetapi Ghana sering tersendat di fase-fase krusial, termasuk cedera yang membatasi kontribusinya pada 2010 saat timnya gagal menembus final meski melaju hingga tahap akhir turnamen.
Komentar ahli: Afcon selalu menjadi ujian unik bagi talenta kelas dunia karena format turnamen yang panjang dan tekanan tinggi di setiap laga penentu. Keberhasilan di level klub tidak selalu terulang di panggung internasional bergantung pada konteks dan lawan yang dihadapi.
Ringkasan singkat
Secara umum, Mohamed Salah, Didier Drogba, George Weah, Nwankwo Kanu, dan Michael Essien adalah ikon sepak bola Afrika yang gemilang di klub, namun belum bisa menambah trofi Afcon ke koleksi mereka. Kisah mereka menunjukkan bagaimana tetap menantang bagi bintang Afrika untuk meraih trofi tertinggi benua meskipun memiliki karier luar biasa. Trofi Afcon tetap menjadi cerita penting yang menambah warna dalam sejarah sepak bola Afrika.
Inti utama: meski bintang Afrika bersinar di klub kelas dunia, merebut trofi Afcon tetap menjadi tantangan besar karena dinamika turnamen, tekanan high-stakes, dan persaingan ketat antar negara. BBC Sport
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Olahraga pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "Salah, Drogba, dan Legenda Afrika Lain yang Belum Pernah Menjuarai Afcon" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Olahraga. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Salah, Drogba, dan Legenda Afrika Lain yang Belum Pernah Menjuarai Afcon " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Olahraga. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


