Salah, Drogba, dan Bintang Afrika yang Tak Pernah Juara Afcon
INLIBER menyoroti bintang Afrika yang bersinar di klub namun belum membawa pulang trofi Afcon, termasuk Salah, Drogba, Weah, Kanu, dan Essien, jelang Afcon 2025 di Maroko.
Afcon 2025 di Maroko bisa menjadi momen penentu bagi beberapa nama besar Afrika, meski sejarah menunjukkan sebagian dari mereka belum pernah mengangkat trofi Afcon (Africa Cup of Nations).
INLIBER menyoroti lima legenda yang sukses di level klub, tetapi belum bisa meraih gelar tertinggi Afrika bersama negaranya.
Mohamed Salah (Mesir)
Kapten Mesir yang berusia 33 tahun telah menorehkan banyak trofi bersama klubnya, Liverpool, namun trofi Afcon tetap belum menjadi miliknya. Sejak debut internasional pada 2011, Salah meraih berbagai penghargaan individu, termasuk Pemain Terbaik Afrika pada 2017 dan 2018, namun trofi Afcon belum pernah ia menangkan. Mesir sendiri adalah negara dengan rekam jejak terbaik di Afcon, namun terakhir kali meraih gelar pada 2010. Selama era Salah, Mesir sempat lolos ke final pada 2017 dan 2021, namun kedua laga berakhir dengan kekalahan melalui adu penalti. Pada 2023, Salah mengalami cedera di fase grup, dan Mesir tersingkir di babak 16 besar oleh DR Congo.
Didier Drogba (Pantai Gading)
Legenda Chelsea ini dikenal sebagai sosok besar untuk Pantai Gading, terutama dalam final-final besar. Drogba memiliki kiprah brilian di klub-klub top Eropa, namun harapannya meraih trofi Afcon tak selalu terwujud. Pada 2006, Pantai Gading kalah di final melawan Mesir setelah Drogba gagal mengeksekusi tendangan pembuka yang diselamatkan kiper lawan. Lalu pada 2012, meski Drogba mencetak gol di babak adu penalti, Ivory Coast kembali harus menghadapi kekalahan. Final 2012 pun menjadi kisah getir bagi Drogba karena tekanan eksekusi penalti. Drogba pensiun internasional pada 2014, dan meski Ivory Coast akhirnya menjuarai final 2015 melawan Ghana, ia tidak lagi menjadi bagian dari tim tersebut. Karena itu, walau Pantai Gading selalu berada di pagar kaca, trofi Afcon tetap menghindar bagi Drogba di level nasional.
George Weah (Liberia)
Pemain berkebangsaan Liberia ini adalah satu-satunya peraih Ballon d’Or dari Afrika (1995) dan tampil gemilang bersama klub raksasa seperti Paris Saint-Germain, AC Milan, dan Chelsea. Namun bersama Liberia, Weah hanya bisa hadir di dua partisipasi Afcon, dengan penampilan terbatas di setiap turnamen. Pada 1996 Liberia tampil dengan dua pertandingan grup setelah Nigeria mundur, sedangkan pada 2002 Weah mencetak satu-satunya gol Afcon Liberia. Di luar lapangan, Weah kemudian memimpin negaranya sebagai Presiden Liberia dari 2018 hingga 2024, menambah catatan luar biasa pada kariernya di luar lapangan sepak bola.
Nwankwo Kanu (Nigeria)
Pemain serba bisa yang menguasai lini serang Nigeria ini mencatat karier klub berprestasi, termasuk gelar Liga Champions bersama Ajax dan Uefa Cup bersama Inter Milan, serta karier gemilang di Arsenal. Namun trofi Afcon selalu menjadi daun yang tidak pernah ia petik. Puncaknya datang pada final 2000 melawan Kamerun, ketika tendangan penalti Nigeria gagal karena penyelamatan kiper lawan. Sejak itu, Nigeria tidak berhasil menembus final lagi selama karier Kanu. Kanu tetap menjadi bagian penting skuad Nigeria hingga pensiun internasional, meski trofi Afcon tidak pernah ia raih.
Michael Essien (Ghana)
Essien adalah salah satu gelandang tengah paling berbakat yang pernah dimiliki Ghana. Di level klub, ia meraih trofi bergengsi bersama Chelsea, namun di panggung nasional, trofi Afcon tetap menghindar. Ghana adalah negara yang pernah menjuarai Afcon empat kali, terakhir pada 1982, sehingga era Essien pun menghadapi tantangan besar untuk mengubah catatan tersebut. Ketika Ghana tampil di Afcon 2008 sebagai tuan rumah, Essien tampil impresif meski Ghana tersingkir di semifinal akibat kalah tipis dari Kamerun, sementara di 2010 ia mengalami cedera yang mengakhiri partisipasinya dan mengurangi peluang Ghana mencapai final.
Komentar ahli: "Bakat individu kelas dunia tidak cukup jika tidak diiringi kekuatan tim nasional dan persiapan yang matang. Afcon adalah ujian kebersamaan tim, bukan sekadar kilau satu pemain."
Inti cerita: Kisah Salah, Drogba, Weah, Kanu, dan Essien menunjukkan bahwa meskipun seorang atlet punya kualitas luar biasa, trofi Afcon lebih sering menjadi cerminan kekuatan tim nasional secara menyeluruh. Keberhasilan seorang pemain di level klub tidak otomatis menjamin gelar nasionalnya. Semangat juang mereka tetap menginspirasi generasi berikutnya untuk membangun skuad Afrika yang lebih kokoh di turnamen besar berikutnya.
Ringkasan singkat
Para bintang Afrika seperti Salah, Drogba, Weah, Kanu, dan Essien telah menorehkan prestasi gemilang di klub, tetapi trofi Afcon belum menjadi milik mereka. Sejumlah final yang dekat dan momen kelam dari adu penalti menjadi bagian dari cerita getir. Meski demikian, kisah mereka menekankan pentingnya kekompakan tim nasional dan perencanaan jangka panjang untuk meraih kejayaan di level benua.
Inti dari kisah ini adalah bahwa bakat individu kelas dunia perlu didukung oleh skuad nasional yang kuat dan persiapan matang untuk menembus puncak Afcon. BBC Sport
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Olahraga pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "Salah, Drogba, dan Bintang Afrika yang Tak Pernah Juara Afcon" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Olahraga. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Salah, Drogba, dan Bintang Afrika yang Tak Pernah Juara Afcon " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Olahraga. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


