Salah, Drogba, dan Legenda Afrika yang Gagal Raih Afcon
InLiber Tim Redaksi
InLiber Tim Redaksi 4 jam yang lalu
Tim Redaksi #Berita Olahraga
0
0

Salah, Drogba, dan Legenda Afrika yang Gagal Raih Afcon

Profil INLIBER mengulas Mohamed Salah, Didier Drogba, George Weah, Nwankwo Kanu, dan Michael Essien—bintang Afrika yang gemilang di klub namun belum membawa pulang Africa Cup of Nations.

Di pentas klub ia bersinar, namun trofi Afcon belum menjadi milik mereka. Inilah kisah lima megabintang Afrika yang legendaris meski belum pernah mengangkat trofi Afrika Cup of Nations.

Mohamed Salah (Mesir)

Usia 33 tahun, kapten Mesir, dan peluang terakhir untuk menambah koleksi trofi negaranya. Mesir merupakan tim paling sukses di Afcon dengan tujuh gelar, tetapi sejak era 2010 belum meraih kejayaan lagi.

Salah memulai kiprah internasional pada 2011. Ia menyaksikan beberapa edisi Afcon berakhir tanpa lolos kualifikasi (2012, 2013, 2015), sebelum debutnya pada 2017 ketika Mesir mencapai final namun kalah dari Kamerun.

Setelah dinobatkan sebagai pemain Afrika terbaik pada 2017 dan 2018, Salah mengalami kejutan lagi di Afcon 2019 saat Mesir tersingkir di babak 16 besar. Pada final Afcon 2021 melawan Senegal, adu penalti berakhir 4-2 untuk Senegal; meski ada peluang, Salah tidak menendang sebagai bagian dari urutan tendangan di akhir. Ia juga absen pada fase grup Afcon 2023 karena cedera, ketika DR Congo mengakhiri harapannya di babak kedua. Kini, Salah menempati posisi kedua sebagai pencetak gol sepanjang masa Mesir.

Didier Drogba (Pantai Gading)

Yaya Toure comforts Didier Drogba

Drogba dikenal sebagai sosok penentu momen besar di klub Chelsea, dengan catatan sembilan gol dalam sepuluh final besar. Namun, ketajamannya di Afcon sering terasa hilang ketika babak penalti tiba. Pada final 2006 melawan tuan rumah Mesir, peluang penting Drogba gagal, dan Mesir menang 4-2 lewat adu penalti secara keseluruhan.

Kemudian pada final 2012 melawan Zambia, Drogba lagi-lagi berjuang melalui adu penalti. Mendapat peluang di menit-menit akhir untuk mengubah arah, ia melambungkan tendangan penalti dan akhirnya Ivory Coast kalah. Drogba mencetak gol di laga adu penalti, tetapi timnya tetap gagal juara. Setelah pensiun internasional pada 2014, Ivory Coast akhirnya juara pada 2015 melawan Ghana lewat adu penalti, namun Drogba tidak lagi menjadi bagian skuad inti.

George Weah (Liberia)

George Weah, pemegang Ballon d’Or 1995, diakui sebagai salah satu pesepakbola Afrika paling bersinar sepanjang masa. Namun Liberia hanya dua kali tampil di Afcon selama kariernya, dengan penampilan perdana pada 1996 saat Nigeria menarik diri dari turnamen tersebut. Liberia melakoni dua laga grup pada debutnya, lalu kembali pada 2002 di ujung kariernya.Di usianya sekitar 35 tahun, Weah mencetak satu-satunya gol Afcon 2002 pada pertandingan pembuka melawan Mali, tetapi Liberia gagal meloloskan diri dari grup. Yang menarik, Weah kemudian menjadi Presiden Liberia pada 2018–2024, menutup babak internasionalnya dengan karier publik di tingkat nasional.

Nwankwo Kanu (Nigeria)

Pemain yang tenang dengan sentuhan halus ini mereguk sukses klub besar seperti Ajax, Inter Milan, dan Arsenal. Ia juga berperan penting dalam skuad Nigeria yang memenangkan Piala Dunia U-17 1993 dan medali emas Olimpiade 1996. Namun trofi Afcon tetap menghindarinya; final 2000 menjadi titik dekatnya saat Nigeria kalah adu penalti dari Kamerun.

Di edisi-edisi berikutnya (2002, 2004, 2006, 2010), Nigeria kerap tumbang di fase semifinal atau babak berikutnya. Kanu akhirnya pensiun dengan Olimpiade emas dan sejumlah trofi klub, tetapi belum membawa Nigeria meraih trofi Afcon.

Michael Essien (Ghana)

Essien adalah salah satu gelandang terbaik Ghana sepanjang masa. Meski sukses di level klub bersama Chelsea (2006–2012), trofi Afcon tetap elusif untuknya. Ia masuk tim turnamen 2002 saat Ghana feeder berada di masa-masa sulit, sejak itu banyak cedera yang membatasi kiprahnya di Afcon.

Ghana sendiri menorehkan gelar terakhir pada 1982. Di edisi-edisi berikutnya, Essien bermain sebagai salah satu motor permainan, masuk tim terbaik turnamen 2008 saat Ghana menjadi tuan rumah, tetapi mereka tersingkir di semifinal melawan Kamerun. Final Afcon 2010 pun berakhir dengan kekalahan Ghana atas Mesir, dan meski Essien bertahan sebagai pemain penting, trofi tetap tidak berpihak padanya.

Komentar ahli: Penalti dan momen krusial sering menjadi penentu bagi para megabintang Afrika ini dalam Afcon. Sukses besar di klub tidak selalu berarti kejayaan di level internasional, terutama ketika nasib trofi Afcon dipertaruhkan di atas lapangan hijau yang menuntut konsistensi sepanjang turnamen.

Ringkasan singkat: Banyak bintang Afrika besar berprestasi di klub, namun Afcon tetap menjadi ujian berbeda. Salah, Drogba, Weah, Kanu, dan Essien menunjukkan bahwa kejayaan individu tidak otomatis berarti trofi nasional. Kisah mereka tetap menginspirasi generasi mendatang untuk mengejar momen historis di panggung sepak bola Afrika.

Inti utama yang bisa diambil: meskipun mereka bersinar di klub-klub bergengsi, trofi Afcon belum pernah dapat diraih oleh beberapa megabintang Afrika ini. BBC Sport

Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Olahraga pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "Salah, Drogba, dan Legenda Afrika yang Gagal Raih Afcon" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Olahraga. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.

Informasi dalam artikel " Salah, Drogba, dan Legenda Afrika yang Gagal Raih Afcon " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Olahraga. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.

0
0

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.