Gedung Redaksi Dua Koran Bangladesh Dibakar Saat Protes Massa
Protes besar meluas di Bangladesh setelah kematian tokoh kunci gerakan protes, dengan dua surat kabar utama dibakar kantornya, menimbulkan kekhawatiran atas kebebasan pers.
Gelombang protes di Bangladesh memicu kekhawatiran terhadap kebebasan pers ketika dua surat kabar besar dibakar kantornya. Peristiwa ini menyusul kematian tokoh kunci dari gerakan yang menggulingkan Hasina.
Staf dari The Daily Star (surat kabar berbahasa Inggris) dan Prothom Alo (surat kabar berbahasa Bengali) mengaku sesak napas saat massa menyerbu dan membakar gedung mereka pada Kamis malam. Protes berlanjut hingga ke hari berikutnya.
Daily Star melaporkan bahwa mereka tidak bisa mencetak edisi cetak pada Jumat karena kerusakan yang cukup parah, langkah yang belum pernah terjadi dalam 35 tahun terakhir, menurut Kamal Ahmed, redaktur eksekutifnya.
28 rekan kerja terjebak di atap gedung selama beberapa jam dan baru berhasil diselamatkan setelah tambahan pasukan militer dikerahkan.
Bagian besar dari kedua bangunan terbakar habis, dan asap masih terlihat dari gedung Prothom Alo pada Jumat pagi.
Latar belakang politik
Apa yang memicu serangan terhadap dua surat kabar yang dikenal sekuler dan progresif ini masih belum jelas. Sejak bangkitnya gelombang protes pada Juli 2024, kedua media ini secara konsisten mengkritik kebijakan pemerintah sementara yang dipimpin oleh Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian.
Potret menjelang pemilihan
Bangladesh dijadwalkan mengadakan pemilihan pada Februari mendatang, pemilu pertama sejak Hasina berkuasa kembali. Aktivis Sharif Osman Hadi, pemimpin kelompok mahasiswa Inqilab Mancha, ditembak di Dhaka pekan lalu dan meninggal pada Kamis di rumah sakit Singapura. Pihak berwenang menyatakan telah menahan sejumlah pelaku terkait penembakan.
Yunus menyatakan kematian Hadi sebagai kehilangan besar bagi bangsa dan menuduh adanya upaya konspiratif untuk mengganggu jalannya pemilu. Pemerintah sementara menegaskan akan memberi keadilan penuh bagi korban kekerasan dan menegaskan demokrasi tak boleh goyah karena ketakutan atau kekerasan.
Hasina sendiri telah pergi ke India pada Agustus 2024 untuk mengakhiri gelombang protes mahasiswa dan menandai berakhirnya masa pemerintahan yang dianggap semakin otoriter. Pada November, ia dijatuhi hukuman mati atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait kekerasan terhadap demonstran, sekitar 1.400 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.
Pemerintah sementara menetapkan hari berkabung nasional, dan penyelidikan atas penembakan masih berlangsung.
Hasina menegaskan tekadnya untuk melanjutkan proses demokratis negara meskipun rintangan kekerasan terus muncul.
Catatan: Narasi ini disesuaikan untuk pembaca Indonesia dengan merujuk laporan internasional.
Komentar ahli
Para analis media menilai serangan terhadap pers independen meningkatkan ketegangan politik dan mengancam iklim kebebasan pers jelang pemilu.
Ringkasan singkat
Serangan terhadap kantor dua surat kabar utama menunjukkan ketegangan politik yang tinggi menjelang pemilihan. Peristiwa ini menimbulkan kecaman luas dan menambah fokus pada perlindungan jurnalis. Penyelidikan masih berlangsung dan pihak berwenang menjanjikan keadilan bagi korban.
Inti utama: Serangan terhadap media independen menegaskan pentingnya kebebasan pers di Bangladesh dalam menghadapi ketegangan politik menjelang pemilu. Sumber: BBC News.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Dunia pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "Gedung Redaksi Dua Koran Bangladesh Dibakar Saat Protes Massa" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Dunia. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Gedung Redaksi Dua Koran Bangladesh Dibakar Saat Protes Massa " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Dunia. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


