Elon Musk: H-1B Dimainkan Outsourcing, Tak Perlu Ditutup
InLiber Tim Redaksi
InLiber Tim Redaksi 5 hari yang lalu
Tim Redaksi #Ekonomi

Elon Musk: H-1B Dimainkan Outsourcing, Tak Perlu Ditutup

Elon Musk menilai visa H-1B tetap diperlukan, namun penyalahgunaan oleh perusahaan outsourcing perlu diberantas lewat reformasi.

Pada podcast terbaru dengan pengusaha India, Nikhil Kamath, Elon Musk membahas visa kerja H-1B yang menjadi topik hangat di Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa tujuan utama adalah memperbaiki sistem, bukan menutup program tersebut sepenuhnya.

H-1B adalah izin kerja yang diberikan lewat undian, dan sekitar 70% persetujuan sebelum ini dimanfaatkan warga India untuk pekerjaan di bidang teknologi dan layanan kesehatan. Musk menilai talenta dari India telah lama memberi manfaat bagi AS, sambil mengakui kekhawatiran soal penyalahgunaan program ini.

H-1B: Sistem yang Dimanfaatkan, Bukan Program yang Ditutup

Beberapa perusahaan outsourcing dituduh memanfaatkan praktik seperti mengajukan entri ganda untuk satu pekerja atau memanfaatkan visa untuk merekrut pekerja kontrak berbiaya rendah, bukan untuk peran profesional bersifat spesialis.

“Kita perlu menghentikan permainan di dalam sistem,” ujar Musk. “Namun saya tidak sependapat dengan gagasan menutup H-1B secara total—itu bisa berdampak buruk bagi ekonomi.”

Data NFAP dan Dampaknya terhadap Pemberi Kerja

Data terkini dari NFAP (National Foundation for American Policy) menunjukkan penurunan persetujuan H-1B untuk perusahaan outsourcing India ke tingkat terendah dalam satu dekade: hanya 4.573 petisi untuk pekerjaan awal tahun fiskal ini, turun sekitar 70% dibanding 2015 dan 37% lebih rendah dibanding 2024.

Kira-kira pola ini bisa meningkatkan tingkat penolakan dan menimbulkan tantangan bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja asing, ungkap NFAP.

Tarif, Perdagangan, dan Negosiasi dengan India

Selain isu H-1B, Musk juga menyinggung kebijakan tarif era Trump. Ia mengaku berusaha mencegah penerapan tarif yang dianggapnya dapat merusak keseimbangan pasar, meski Presiden AS tampak sangat mendukung tarif.

AS sebelumnya memberlakukan tarif hingga 50% untuk barang-barang India, termasuk sanksi 25% pada minyak Rusia yang dibeli. Negosiasi perjanjian perdagangan antara AS dan India tetap berjalan dengan target penyelesaian pada akhir tahun ini.

Kolaborasi ekonomi global tetap menjadi fokus industri teknologi dan manufaktur dunia, termasuk bagi pelaku bisnis di Indonesia yang mengikuti perkembangan kedua negara tersebut.

Penutup

Jawaban Musk menunjukkan pentingnya reformasi kebijakan migrasi untuk menjaga manfaat talenta asing tanpa memberi celah bagi penyalahgunaan sistem H-1B.

Komentar pakar: Reformasi yang transparan dan pengawasan yang lebih ketat diperlukan agar program ini tetap menguntungkan kedua negara. Selain itu, dinamika tarif dan perdagangan AS-India akan terus membentuk lanskap tenaga kerja global.

Ringkasan singkat: Musk menekankan perlunya perbaikan, bukan penghapusan H-1B. Data NFAP menunjukkan penurunan persetujuan untuk perusahaan outsourcing India. Isu tarif dan negosiasi perdagangan AS-India tetap menjadi fokus utama bagi pelaku ekonomi dunia.

Inti utama: menjaga manfaat talenta global sambil menutup celah penyalahgunaan melalui reformasi kebijakan, bukan menutup program H-1B. Sumber: BBC News.

0
12

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.