Penipuan SIM Swap & Kebocoran Data: Bagaimana Pelaku Memanfaatkan Informasi Pribadi Korban
Kisah nyata bagaimana kebocoran data dipakai pelaku untuk menguasai ponsel, akun, hingga langganan. Pelajari langkah melindungi diri dari serangan siber.
Kebocoran data kian sering terjadi dan dampaknya bisa langsung terasa pada kehidupan digital kita. Ketika data pribadi bocor, risiko menjadi sasaran penipuan meningkat drastis. Berikut rangkaian contoh bagaimana pelaku memanfaatkan celah data untuk meretas akun pribadi.
Harapan Sue Shore untuk menjaga privasinya terguncang ketika serangan SIM swap terjadi. Pelaku mengelabui operator seluler agar mengganti SIM miliknya, sehingga pelaku bisa mengendalikan hampir semua akun yang terhubung ke telepon korban. Pengalaman itu disebutnya sangat menakutkan.
Setelah SIM baru aktif, pelaku dengan mudah mengakses akun Gmail Sue dan membuatnya kehilangan akses ke rekening bank karena serangkaian verifikasi keamanan. Selain itu, pelaku juga membuka kartu kredit atas namanya dan membeli voucher senilai lebih dari £3.000.
Upaya kembalikan akses tidak berjalan mulus; Sue perlu beberapa kali kunjungan ke bank maupun penyedia layanan seluler untuk memulihkan akun. Sementara itu, ancaman berlanjut lewat WhatsApp yang sempat dilumpuhkan oleh Sue.
Untuk menilai apakah data Sue pernah bocor sebelumnya, kami memeriksa database kebocoran menggunakan situs seperti haveibeenpwned.com dan Constella Intelligence. Data pribadi seperti nomor telepon, alamat email, tanggal lahir, dan alamat rumahnya terduga bocor dalam kebocoran pada PaddyPower (2010) serta Verifications.io (2019).
Menurut Hannah Baumgaertner dari perusahaan keamanan siber Silobreaker, pelaku kemungkinan memakai data bocor yang telah tersedia untuk melakukan serangan SIM swap lebih efektif. "Begitu mereka memiliki nomor telepon korban, verifikasi keamanan seperti kode verifikasi Gmail bisa diintersep," ujarnya.
Penjelmaan akun hiburan: kasus Netflix
Kisah lain datang dari Fran di Brasil yang mendapati akun Netflix miliknya didaftarkan orang lain dan langganannya meningkat tanpa seizin dirinya. Ia melihat biaya langganan bulanan bertambah meski tidak ada aktivitas sah yang dilakukan.
Fran menjadi korban serangan yang memanfaatkan akun Netflix sebagai pintu masuk. Meski detail bagaimana pelaku masuk belum jelas, data emailnya telah bocor melalui beberapa kebocoran antara 2020–2024, menurut haveibeenpwned.com.
Ahli keamanan Alon Gal dari Hudson Rock menegaskan ada pasar luas untuk akun-akun bocor seperti Netflix, Disney+, dan Spotify. "Ini adalah pintu masuk cukup rendah untuk tindak kejahatan siber berkelanjutan," katanya.

Pelaku sering menggabungkan data pribadi yang dicuri dengan informasi publik untuk menargetkan mangsa. Leah, pemilik usaha kecil yang tidak ingin identitasnya dipublikasikan, baru-baru ini menjadi korban skema phishing yang berlangsung lama dan berasal dari Vietnam. Ia menerima email mirip pemberitahuan dari layanan iklan Facebook, mengarahkan korban ke halaman palsu Meta untuk memasukkan data. Pelaku kemudian mengambil alih akun bisnis miliknya meski dua faktor autentikasi telah diaktifkan. Dalam tiga hari, pelaku menaruh ratusan pound biaya iklan berbayar atas namanya. Beruntung ia bisa memulihkan akun dan dana.
Peneliti Constella Intelligence, Alberto Casares, menelusuri database kebocoran yang menimpa alamat email Leah serta nomor bisnisnya. Menurutnya serangan itu mengaitkan alamat email pribadi dengan nomor telepon bisnis, lalu menargetkan akun email secara langsung. Hal ini menunjukkan bagaimana data bocor bisa dipakai sebagai pintu masuk serangan yang lebih luas, baik langsung maupun melalui data broker.
Kebocoran data massal dan dampaknya
Berlomba-lomba dalam beberapa serangan besar pada 2025, kebocoran data massal menghasilkan kerugian besar bagi konsumen. Contoh kasus yang terdokumentasi antara lain:
- 6,5 juta orang terdampak kebocoran data The Co-op pada April lalu
- Marks & Spencer juga mengalami pembobolan data besar-besaran, meski jumlah tepatnya belum diungkap
- Harrods kehilangan data sekitar 400.000 pelanggan toko mewahnya
- Quantas melibatkan 5,7 juta data pelancong dalam serangan terhadap sistemnya
Proton Mail melalui Data Breach Observatory mencatat ada 794 kebocoran terverifikasi sepanjang 2025 dengan ratusan juta catatan pribadi terekspos. "Penjahat membayar mahal untuk data yang dicuri karena nilai profitnya tinggi melalui penipuan dan serangan siber berulang," ujar Eamonn Maguire dari Proton Mail.
Selain memberi tahu korban dan regulator, banyak perusahaan tidak lagi menawarkan layanan pemantauan kredit gratis seperti sebelumnya. Beberapa perusahaan justru menawarkan kompensasi berupa voucher atau pengembalian biaya tertentu, namun prosesnya sering panjang dan tidak selalu memuaskan korban. Perkembangan klaim hukum kelas juga meningkat, meski menuntut bukti dampak personal yang konkret cukup menantang.
Pelaku siber kerap menggunakan data bocor sebagai pintu masuk untuk tindakan berikutnya, mengubah satu kebocoran menjadi ancaman berkelanjutan pada banyak akun.
Penutup
Serangan seperti SIM swap dan pembobolan akun memerlukan kewaspadaan berkelanjutan. Melindungi nomor telepon, alamat email, serta kata sandi dengan autentikasi dua faktor dan penggunaan kata sandi unik untuk setiap layanan adalah langkah penting untuk mengurangi risiko.
Key Takeaways
- Data bocor bisa dimanfaatkan untuk SIM swap dan menguasai akun penting.
- Akun hiburan online juga berisiko diretas jika data pribadi tercuri dari kebocoran sebelumnya.
- Penjahat kerap mengaitkan data bocor dengan informasi publik untuk serangan yang lebih luas.
- Perusahaan sering berbeda dalam memberikan layanan pendampingan pasca-kebocoran; perlindungan konsumen perlu ditingkatkan.
Komentar Ahli
"Serangan berbasis data bocor adalah pola lama yang terus berevolusi. Perlindungan paling efektif adalah kombinasi verifikasi dua faktor kuat dan pemantauan aktivitas tidak biasa di semua akun penting."
— ahli keamanan siber
Ringkasan Singkat
Kebocoran data menjadi pintu masuk bagi serangan siber berulang seperti SIM swap dan peretasan akun layanan streaming. Pelaku bisa memanfaatkan data bocor untuk menguasai ponsel, rekening, dan langganan online, bahkan tanpa mengetahui kata sandi utama korban. Melindungi diri membutuhkan langkah proaktif: gunakan autentikasi dua faktor, buat kata sandi unik untuk setiap layanan, dan pantau aktivitas akun secara rutin.
Intisarinya, data pribadi yang bocor tidak hanya memberi dampak pribadi, tetapi juga memperluas jaringan serangan jika tidak ditangani dengan serius. Untuk pembaca, kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang konsisten adalah kunci keamanan digital.
Inti dari situasi ini adalah bahwa melindungi data pribadi sejak dini sangat penting untuk mengurangi risiko SIM swap dan penipuan akun. Pelajari langkah perlindungan di sini: BBC News.


