Debat Model Nordik di Skotlandia: Kekhawatiran Pekerja Seks dan Masa Depan Pekerjaan
Para pekerja seks di Skotlandia khawatir Model Nordik bisa mendorong mereka ke kemiskinan, sementara pemerintah menilai perlindungan korban dan pencegahan perdagangan manusia.
Porcelain Victoria adalah pekerja seks yang telah beroperasi delapan tahun. Ia bekerja secara mandiri, memberi fleksibilitas jam kerja yang sangat membantunya merawat anak.
nVictoria berkata bahwa ia menikmati kebebasan pekerjaan ini dan senyum klien yang bisa ia buat, mirip pekerjaan layanan pelanggan di bidang lain seperti koki, tukang ledeng, atau staf toko.
nIa memulai bekerja pada usia 18 tahun sebagai cara keluar dari kehimpitan rumah yang penuh kekerasan, dan berharap bisa terus melakukannya hingga usia 60-an.
nRencananya adalah pensiun sebagian dan menjadi penasihat bagi pasangan maupun individu untuk membantu mereka memahami sisi seksual dan fetish mereka.
nNamun ia khawatir perubahan hukum di Skotlandia bisa membuat dirinya dan pekerja seks lain jatuh ke jurang kemiskinan.
nMSP independen Ash Regan mengusulkan RUU yang menjadikan membayar layanan seksual sebagai pelanggaran. Pendekatan ini dikenal sebagai Model Nordik dan pertama kali diterapkan di Swedia.
n
nRegan, yang sebelumnya ikut dalam kontes kepemimpinan SNP, berpendapat bahwa menantang permintaan pria terhadap prostitusi akan membantu melindungi perempuan.
nSaat ini, di Skotlandia, jual beli seks diperbolehkan secara umum namun unsur seperti soliciting, kerb-crawling, dan pengelola rumah bordil masih ilegal.
nDi bawah rancangan Regan, jualan akan tetap legal dan pembeli akan dihukum. Pekerja seks akan memiliki hak dukungan secara hukum dan vonis untuk soliciting akan dihapuskan. Undang-undang mengenai rumah bordil tidak berubah.
nNamun proposal ini memicu perdebatan yang tajam.
nPorcelain Victoria, yang bekerja di wilayah Fife, mengatakan pekerjaan seks memberinya penghasilan untuk memberikan kehidupan terbaik bagi anaknya. Ia khawatir kriminalisasi klien akan mendorong pekerja seks ke dalam kemiskinan.
n"Akan ada lebih sedikit klien yang mau datang ke kami," kata dia. "Saya tahu kalau saya harus bekerja di pekerjaan kantoran 9–5, saya tidak akan bisa membayar tagihan."
nOrang lain, Amelia, bekerja di wilayah Edinburgh dan memilih anonim. Ia memulai pekerjaan seks enam tahun lalu setelah sebelumnya bekerja di sektor perhotelan dengan jam panjang dan perlakuan yang tidak adil. Ia kemudian mencoba OnlyFans dan akhirnya melakukan pekerjaan seks secara tatap muka.
nAmelia tidak setuju dengan klaim Regan bahwa Model Nordik akan mengurangi kekerasan terhadap pekerja. Ia berpendapat bahwa model ini bisa membahayakan mereka yang menjadi korban jika klien dilarang berbagi identitas. Model Nordik akan menempatkan pekerja pada risiko karena klien berbahaya tetap ada.
nKalau saya tidak bisa mendapatkan nama klien, umur, nomor kontak — informasi dasar lainnya — saya tidak akan merasa aman dalam pemesanan. Saya tidak bisa bekerja tanpa identitas klien.
n
nRegan membela rencananya dan menepis kekhawatiran bahwa rencananya bisa membahayakan pihak yang dilindungi. Regan mengatakan bahwa keseimbangan kekuasaan saat ini lebih menguntungkan klien daripada pekerja dan model Nordik bisa memberikan perlindungan lebih bagi pekerja.
nBronagh Andrew, manajer operasional Tara (Trafficking Awareness Raising Alliance), menjelaskan organisasi tersebut mendukung rencana Regan berdasarkan pengalaman mereka dengan perdagangan manusia. Tara melaporkan lonjakan korban yang mereka bantu tahun ini—dari April hingga September, 124 wanita mendapat bantuan, 43 di antaranya teridentifikasi baru.
nPara wanita yang dibantu Tara sangat rentan; Andrew menekankan bahwa mereka tidak akan pernah diajukan untuk wawancara karena trauma yang mereka alami. Para pelaku perdagangan menggunakan banyak cara untuk mempertahankan kendali, termasuk bahasa yang menyesatkan, disorientasi, dan kebingungan lokasi.
nPemerintah Skotlandia baru-baru ini menyatakan mereka sangat mendukung membuat pembelian seks ilegal, meskipun memiliki kekhawatiran signifikan terhadap RUU Regan dan berharap amandemen substansial. Sidang legislatif diperkirakan tidak selesai sebelum masa pemilihan berikutnya.
nDebat ini kompleks. Kedua pihak sepakat ingin meningkatkan kesejahteraan perempuan, meskipun pandangan berbeda soal bagaimana mencapai itu.
nInti Pembelajaran
n- n
- Pekerja seks di Skotlandia menyoroti perlunya perlindungan sambil menjaga pendapatan. n
- Model Nordik menempatkan pembeli sebagai pihak yang berisiko hukum, negara menekankan pentingnya dukungan bagi pekerja. n
- Penanganan trafficking meningkat; dukungan terhadap korban tetap prioritas bagi beberapa organisasi. n
- Pemerintah menunjukkan dukungan untuk pelarangan pembelian seks dengan syarat amandemen. n
Komentar Ahli
nDr. Rina Kusuma, pakar kebijakan publik, menilai bahwa perubahan hukum perlu menjaga keselamatan pekerja seks sambil mengurangi eksploitasi. Kebijakan yang tepat bisa menyeimbangkan perlindungan korban dengan peluang kerja yang adil, katanya.
nRingkasan
nPerdebatan mengenai Model Nordik di Skotlandia menyoroti dua hal utama: perlindungan bagi pekerja seks dan dampak ekonomi bagi mereka yang mengandalkan pekerjaan ini. Pendukung menekankan peningkatan keamanan melalui pergeseran kekuasaan, sedangkan penentang menyoroti risiko kemiskinan dan kurangnya identitas klien sebagai tantangan. Masa depan regulasi ini bergantung pada keseimbangan antara hak, keselamatan, dan dukungan sosial.
nInti dari perdebatan adalah bagaimana melindungi perempuan tanpa mengorbankan mata pencaharian mereka; Model Nordik bisa menawarkan perlindungan jika diterapkan dengan dukungan komprehensif.nBBC News


