TPS Haiti Berakhir: Keluarga di Florida Hadapi Ancaman Dipulangkan dan Perpisahan
TPS Haiti berakhir, keluarga Haiti di Florida berisiko dipulangkan dan terpisah lagi, mengungkap beban kemanusiaan kebijakan imigrasi AS saat Haiti menghadapi kekerasan dan krisis berkelanjutan.
Di Lakeland, Florida, Marven merayakan ulang tahun ke-16 bersama ibu angkat Guerline dan kakaknya Rochelle. Kebahagiaan mereka terasa jelas meski bayangan perpisahan keluarga karena berakhirnya Temporary Protected Status (TPS) Haití terus menggantung di kepala mereka.
nStacey Nageli Angulo, yang mengadopsi Marven setelah gempa besar di Haiti pada 2010, menjadi bagian inti keluarga ini. Ia membantu Guerline dan Rochelle datang ke AS melalui program kemanusiaan pada 2023, lalu bersatu kembali dengan Marven di rumah keluarga angkatnya.
nTPS adalah perlindungan bagi orang yang sudah berada di AS dari negara yang dilanda bencana atau konflik. Namun, DHS menyatakan TPS Haití akan berakhir pada Februari bagi sekitar 350.000 orang Haiti sebagai bagian dari perubahan kebijakan imigrasi era pemerintahan saat ini.
n
nRochelle, sekarang berusia 21 tahun, bersorak saat Marven meniup lilin, namun senyum Guerline tampak rapuh karena ancaman pemulangan bisa datang kapan saja. Setelah gempa, Guerline dulu tinggal di Port-au-Prince dan berjuang memberi makan anak-anaknya; melepaskan Marven untuk diadopsi meninggalkan luka mendalam, meski ia berharap hidup anaknya lebih baik.
nStacey, yang dulu berkecimpung di dunia korporat dan kini beralih ke renovasi properti, merasa terdorong mengadopsi anak dari Haiti dan membesarkannya bersama dua anak kandungnya. Ketika kekerasan di Haiti meningkat, ia mulai meneliti jalur hukum bagi Rochelle dan Guerline agar bisa tetap tinggal di AS. Program kemanusiaan dibuka pada 2023 dan mereka langsung disetujui dalam beberapa minggu, kemudian terbang ke Florida. Dua wanita itu sempat tinggal di caravan di garasi rumah Stacey sebelum akhirnya menyewa apartemen; Guerline bekerja di hotel, Rochelle bekerja di supermarket dan taman kanak-kanak, dengan mimpi menjadi perawat.
nMarven kerap menginap di apartemen mereka dan sangat suka masakan Haiti yang dibuat Guerline. Kini hidupnya terasa lebih lengkap berkat keluarga yang menyatu.
n
nNamun ketakutan membayang karena kekerasan geng di Haiti meluas. Menurut PBB, sekitar satu dari sepuluh penduduk Haiti telah terdorong mengungsi dalam negara sendiri, sementara penculikan dan pembunuhan meningkat tajam. Rochelle mengungkapkan kekhawatirannya jika berada di Port-au-Prince, ia pernah melihat pelajar sebaya yang diculik; ia juga menerima video kekerasan setiap hari.
nStacey mengakui pandangannya dulu terhadap politik alternatif; ia menilai perlunya penegakan hukum perbatasan yang tegas, namun tidak bisa menerima gagasan memisahkan keluarga seperti milik mereka atau mengirim orang ke negara yang tidak aman. Bagi mereka, perpisahan keluarga bukan solusi manusiawi.
n
nTPS Haití telah diperpanjang berulang kali sejak 2010, namun DHS menyatakan situasi lingkungan Haiti telah membaik sehingga layak pulang. Meski begitu, pemerintah AS tetap memperingatkan warga untuk tidak bepergian ke Haiti karena risiko penculikan, kejahatan, dan kekacauan sipil. Kantor Imigrasi juga menilai kelanjutan TPS Haití tidak menguntungkan AS karena sulitnya verifikasi informasi dan kerja sama aparat kepolisian Haiti, ditambah ancaman geng secara luas. Seorang juru bicara DHS menambahkan bahwa program ini pernah disalahgunakan.
nPara penyintas yang TPS-nya berakhir dihadapkan pilihan pulang secara sukarela atau mencari jalur imigrasi lain. Banyak pengacara berpendapat sedikit orang yang memenuhi syarat untuk tinggal, sehingga sebagian besar akan memilih jalan diam-diam atau kembali ke kehidupan yang tidak tentu di luar prosedur resmi.
nDi Miami, seorang wanita Haiti bernama Monique telah tinggal di AS selama lebih dari 16 tahun. Rumahnya dipenuhi foto suami, anak dan seorang putri yang telah menjadi warga negara. Ia datang ke AS secara hukum melalui program kemanusiaan sebelum beralih ke TPS sejak 2010. Monique menegaskan bahwa TPS itu bersifat sementara jika Haiti aman; ia tidak ingin dipulangkan dan memohon agar keamanan bagi keluarganya tetap terjaga. Ia meneteskan air mata saat membayangkan kemungkinan kehilangan segalanya jika kembali ke Haiti.
n
nLebih dari satu juta orang di AS memegang TPS, dengan orang dari 20 negara yang telah menjadi bagian program ini sejak 1990. Tahun ini, TPS untuk enam negara lain juga berakhir, memicu tantangan hukum yang beragam. Di Florida, sebagian pendukung Partai Republik menilai perlu diadzukannya imigrasi yang lebih tegas, meskipun banyak warga merasakan dampak kemanusiaan bagi keluarga yang sudah hidup lama di AS.
nUntuk Rochelle dan Guerline, masa depan tetap tidak pasti. Rochelle menyatakan kasih sayangnya untuk saudarinya, sementara Marven menegaskan betapa ia menghargai kehadiran adik dan ibu angkatnya. Mereka berfoto bersama, menandai ikatan keluarga meski ancaman pemulangan semakin dekat.
n
nInti pelajaran: Kebijakan TPS Haiti menimbulkan dampak kemanusiaan yang nyata bagi keluarga yang telah membangun hidup di AS; perlindungan humanis perlu dipertahankan sambil menilai keamanan nasional. BBC.


