Pemilu Honduras Dibuka di Tengah Ancaman Bantuan AS
InLiber Tim Redaksi
InLiber Tim Redaksi 5 hari yang lalu
Tim Redaksi #Berita Dunia

Pemilu Honduras Dibuka di Tengah Ancaman Bantuan AS

Pemilu Honduras dibuka dengan tudingan campur tangan AS terhadap kandidat tertentu, memicu kekhawatiran publik meski tiga calon utama bersaing sengit.

Warga Honduras telah menuju bilik suara untuk pemilihan presiden dan legislatif, dalam suasana tegang karena tudingan campur tangan luar dan ancaman bantuan finansial dari Amerika Serikat.

Pemilu hari ini memunculkan lima calon, tetapi persaingan nyata tertuju pada tiga figur utama: Rixi Moncada dari partai Libre yang berhaluan kiri sebagai mantan menteri pertahanan, Salvador Nasralla pembawa acara televisi dari pihak Liberal yang berhaluan tengah, dan Nasry "Tito" Asfura dari Partai Nasional, pengusaha dan mantan wali kota Tegucigalpa.

Trump telah menyatakan dukungan terhadap Asfura dan mengancam memutus bantuan jika ia tidak menang. Amerika Serikat dilaporkan menyalurkan lebih dari Rp2,9 kuadriliun dalam bantuan tahun fiskal lalu, serta sekitar Rp1,53 kuadriliun tahun ini. Pemerintahan Trump juga disebut telah memangkas sekitar Rp2,505 kuadriliun bantuan ekonomi dan tata kelola untuk 2024–2025, menurut situs Kongres.

Polls terbaru menunjukkan Nasralla memimpin, namun sekitar 34% pemilih masih belum menentukan pilihan, sehingga hasil pemilihan bisa sangat terbuka.

Presiden saat ini, Xiomara Castro dari Libre, tidak ikut bertarung karena pembatasan masa jabatan empat tahun. Ia mendukung Moncada sebagai penerusnya. Moncada, seorang pengacara berusia sekitar 60 tahun, berjanji melindungi "kekayaan alam" negara dari ancaman privatisasi serta memperangi korupsi "dalam segala bentuknya".

Pada Sabtu lalu, Moncada menuduh Trump "campur tangan secara sepenuhnya" dalam pemilu, sementara Trump menyatakan AS akan sangat mendukung jika Asfura menang.

Nasry Asfura telah berkampanye melalui unggahan media sosial dengan janji membawa "kemajuan dan peluang bagi semua", memfasilitasi investasi asing dan domestik, serta mencipta lapangan kerja. Namun partai yang ia wakili juga dihantui skandal dan tuduhan korupsi, termasuk kasus mantan pemimpin partai dan mantan presiden Juan Orlando Hernández yang divonis penjara 45 tahun di AS—sesuatu yang usaha untuk dibatalkan oleh Trump.

Asfura sendiri berusaha menjauhkan diri dari Hernández. Ia mengatakan tidak memiliki hubungan dengan mantan presiden tersebut dan bahwa partai tidak bertanggung jawab atas tindakan pribadi Hernández.

Kandidat Nasry Asfura dari Partai Nasional Honduras sedang memberikan hak suaranya di Tegucigalpa

Yang saat ini memimpin di jajaran adalah Salvador Nasralla, seorang kandidat yang telah maju pada empat kampanye. Ia mengklaim bahwa kemenangannya pada 2017 diduga dicuri melalui dugaan kecurangan elektoral yang tidak terbukti secara menyeluruh, meski penyelidikan sebagian tidak menemukan pelanggaran, dan protes massal pun meluas.

Menurut laman kampanyenya, Nasralla menekankan prioritas ekonomi yang terbuka, komitmen menciptakan pekerjaan, serta menyatakan bila menang ia akan memutus hubungan dengan China dan Venezuela.

Krisis antara Venezuela dan Amerika Serikat masih berlangsung, dengan AS memperkuat kehadiran militernya di wilayah tersebut dan menargetkan beberapa kapal yang diduga membawa narkoba. Presiden Venezuela Nicolás Maduro menuduh upaya AS untuk menggulingkannya. Bahkan pada Sabtu, Trump menyatakan bahwa wilayah udara Venezuela harus dianggap tertutup, meski ia tidak memiliki wewenang formal untuk itu.

Selain masalah hubungan luar negeri, banyak pemilih menimbang pertanyaan mendasar: apakah pemilu ini akan berjalan mulus, dan bagaimana pihak yang berkuasa akan merespons kekalahan? Akankah militer tetap netral? Ketegangan pra-pemilu juga meningkat karena tuduhan kecurangan dari kedua kubu, sehingga Ketua Dewan Elektoral Nasional meminta semua pihak agar tidak memicu konflik.

Pemungutan suara dibuka mulai pukul 07:00 waktu setempat dan akan ditutup setelah 10 jam pemungutan.

Kesimpulan sementara menunjukkan dinamika kuat antara tekanan luar negeri, isu korupsi, dan harapan perubahan bagi warga Honduras. Proses pemilu hari ini menjadi ujian bagi lembaga negara dalam menjaga netralitas dan kredibilitas hasilnya.

Komentar ahli: Intervensi asing menambah ketegangan politik dan bisa menurunkan kepercayaan publik jika tidak diawasi dengan ketat. Pengawasan pemilu yang independen serta peliputan faktual sangat penting untuk memastikan legitimasi hasil.

Jajak pendapat menunjukkan Nasralla memimpin, meski sebagian besar pemilih masih meraba pilihan. Kandidat Moncada dan Asfura bersaing sengit dengan fokus pada isu-isu korupsi dan hubungan luar negeri. Banyak warga menunggu bagaimana institusi menjaga netralitas serta transparansi proses penghitungan suara.

Inti dari pemilu Honduras saat ini adalah perlunya menjaga kemerdekaan institusi dan proses pemilihan yang transparan agar hasilnya diterima luas. BBC News
0
14

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.