Mengapa Kebijakan Suku Bunga Negatif di Jepang Belum Membawa Hasil
Meskipun Jepang telah lama menerapkan suku bunga negatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kebijakan ini belum berhasil meningkatkan kemakmuran. Simak alasan di balik kegagalan ini dan pelajaran penting untuk dunia.
Bank of Japan (BOJ) terus berupaya memulihkan ekonomi Jepang melalui kebijakan moneter yang inovatif, meskipun lebih dari 25 tahun stimulus tidak membuahkan hasil signifikan. Pada Januari 2016, BOJ memperkenalkan suku bunga negatif sebagai bagian dari eksperimen kebijakan moneter. Namun, enam bulan setelah kebijakan tersebut diberlakukan, ekonomi Jepang masih stagnan dan pasar obligasi mengalami ketidakstabilan. Bahkan, pada Juni 2016, Bank Tokyo-Mitsubishi UFJ, bank swasta terbesar di Jepang, menyatakan niatnya untuk mundur dari pasar obligasi Jepang karena intervensi BOJ membuat pasar menjadi tidak stabil.
Situasi ini bukan hanya menjadi tantangan besar bagi Perdana Menteri saat itu, Yoshihide Suga, dan Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda, tetapi juga menjadi pelajaran penting bagi negara lain. Suku bunga yang sangat rendah dan ekspansi moneter besar-besaran gagal memicu pertumbuhan ekonomi yang nyata di Jepang. Kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) pun tidak mencapai hasil yang diharapkan di Amerika Serikat maupun Uni Eropa, dan suku bunga rendah berkepanjangan tidak mampu menghidupkan kembali ekonomi Jepang yang dulu sempat berkembang pesat.
Poin Penting
- Jepang menerapkan suku bunga negatif pada 2016 untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
- Suku bunga sangat rendah juga membantu Jepang mengelola pembayaran utang besar negaranya.
- Meski telah lama menerapkan suku bunga negatif dan QE, Jepang tidak mengalami pertumbuhan ekonomi yang berarti selama bertahun-tahun.
Alasan Jepang Memilih Suku Bunga Negatif
Bank sentral menetapkan suku bunga rendah dengan dua tujuan utama. Pertama, untuk mendorong masyarakat meminjam, berbelanja, dan berinvestasi. Bank sentral modern percaya bahwa menabung tanpa investasi bisnis baru dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Dengan suku bunga mendekati nol, mereka berharap masyarakat mengalihkan dana dari tabungan ke konsumsi atau investasi. Kebijakan suku bunga negatif (NIRP) adalah upaya terakhir untuk meningkatkan pengeluaran, investasi, dan inflasi yang sehat.
Alasan kedua lebih praktis dan kurang dipublikasikan: suku bunga rendah membantu pemerintah mengurangi beban pembayaran bunga atas utang nasional yang sangat besar. Kebijakan suku bunga rendah biasanya muncul setelah bertahun-tahun defisit anggaran yang besar oleh pemerintah pusat.
Jepang adalah contoh paling mencolok dari ketidakefektifan kebijakan suku bunga rendah dan utang nasional tinggi. Saat BOJ mengumumkan NIRP, rasio utang pemerintah Jepang sudah melebihi 200% dari produk domestik bruto (PDB).
Masalah utang Jepang bermula pada awal 1990-an setelah gelembung properti dan pasar saham pecah, yang menyebabkan resesi tajam. Dalam dekade berikutnya, BOJ menurunkan suku bunga dari 6% menjadi 0,25%, sementara pemerintah meluncurkan sembilan paket stimulus fiskal. BOJ juga menerapkan pelonggaran kuantitatif pertama pada 1997, kemudian pada 2001-2004, dan pelonggaran kuantitatif dan kualitatif (QQE) pada 2013. Namun, selama lebih dari 25 tahun, pertumbuhan ekonomi hampir tidak ada.
Mengapa Suku Bunga Negatif Tidak Efektif
BOJ bukan satu-satunya bank sentral yang mencoba suku bunga negatif. Negara-negara seperti Swedia, Swiss, Denmark, dan Uni Eropa juga menerapkannya, namun hingga Juli 2016, tidak ada yang berhasil meningkatkan kinerja ekonomi secara signifikan. Amerika Serikat pun menurunkan suku bunga hingga 0%-0,25% pada Maret 2020 akibat pandemi, namun segera menaikkannya kembali setelah krisis mereda.
Fakta Cepat
Secara global, pada 2020 terdapat lebih dari $12 triliun obligasi pemerintah yang diperdagangkan dengan suku bunga negatif.
Suku bunga rendah bertujuan menghangatkan ekonomi, meningkatkan pengeluaran dan investasi, serta mendorong pinjaman. Namun, suku bunga yang sangat rendah tidak banyak membantu pemerintah yang berutang besar, juga tidak meningkatkan produktivitas bisnis atau daya beli rumah tangga berpendapatan rendah. Kebijakan ini tidak memperbaiki modal fisik maupun kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga kerja. Meskipun suku bunga negatif dapat mendorong bank menarik cadangan simpanan, hal tersebut tidak menciptakan lebih banyak peminjam yang layak kredit atau investasi bisnis yang menarik.
Di Jepang, NIRP bahkan tidak membuat pasar aset menjadi lebih rasional. Pada Mei 2016, BOJ menjadi pemegang saham utama di 90% perusahaan yang terdaftar di indeks Nikkei 225.
Apakah Jepang Masih Menggunakan Suku Bunga Negatif?
Hingga September 2023, Jepang masih menjalankan suku bunga negatif, namun sebagian besar ekonom memperkirakan kebijakan ini akan berakhir pada 2024 menurut survei Reuters.
Mengapa QE Tidak Efektif di Jepang?
Para ahli berpendapat kegagalan QE di Jepang disebabkan oleh ketergantungan berlebihan pada suku bunga sebagai alat moneter dan kenyataan bahwa QE tidak cukup menyalurkan uang ke tangan warga dan perusahaan non-bank.
Mengapa Jepang Tidak Menaikkan Suku Bunga?
Meski Amerika Serikat dan negara lain mulai menaikkan suku bunga sejak Maret 2022, BOJ memilih mempertahankan suku bunga negatif sepanjang 2022 dan 2023. Jepang khawatir kenaikan suku bunga dapat mengancam pertumbuhan ekonomi yang rapuh dan menyulitkan pembayaran utang negara.
Kesimpulan
Terdapat kesenjangan antara teori makroekonomi konvensional yang mengasumsikan respons cepat dari peminjam dan investor terhadap kebijakan moneter dengan realitas di lapangan. Sejarah menunjukkan bahwa upaya pemerintah dan bank sentral mencetak dan mengatur uang untuk mencapai kemakmuran tidak selalu berhasil. Uang sebagai komoditas tidak dapat meningkatkan standar hidup secara langsung; hanya peningkatan jumlah dan kualitas barang serta jasa yang dapat mewujudkannya. Oleh karena itu, mencetak uang lebih banyak bukanlah solusi terbaik untuk menciptakan kemakmuran yang berkelanjutan.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Ekonomi pada tanggal 20-10-2023. Artikel berjudul "Mengapa Kebijakan Suku Bunga Negatif di Jepang Belum Membawa Hasil" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Ekonomi. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Mengapa Kebijakan Suku Bunga Negatif di Jepang Belum Membawa Hasil " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Ekonomi. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


