Rusia Blokir Roblox Karena Konten Ekstremis, Pengguna Mengeluh Akses
Roblox adalah platform permainan daring tempat pengguna membuat dan menjelajah game buatan komunitas. Kini aksesnya dibatasi di Rusia karena adanya materi ekstremis, sambil banyak laporan gangguan layanan.
Di tengah upaya perlindungan anak di ruang digital, Rusia resmi membatasi akses ke Roblox setelah regulator negara itu, Roskomnadzor, menyatakan adanya penyebaran konten ekstremis yang mengajak kekerasan di dalamnya.
Roblox sendiri adalah platform permainan daring yang memungkinkan pengguna membuat game dan bermain karya komunitas. Secara luas, ekosistemnya besar dengan berbagai genre, mulai dari permainan ringan hingga simulasi kompleks, dan dikenal karena mendorong kolaborasi anak-anak untuk membangun konten bersama.
Pagi 3 Desember, pengguna di beberapa wilayah Rusia melaporkan gangguan akses, baik melalui aplikasi seluler maupun situs web. Menurut data Downdetector, dalam satu jam terdapat lebih dari 2.200 keluhan, berasal dari kota-kota seperti Magadan, Kamchatka, Khanty-Mansi Autonomous Okrug, Tyumen Oblast, dan wilayah terkait lainnya.
Sebelumnya, pada akhir November, Roskomnadzor menegaskan telah berulang kali meminta pihak Roblox menghapus materi yang dilarang. Mereka menilai sistem moderasi internal platform tidak menjamin keamanan konten 100%, sehingga konten berbahaya bisa muncul. Anggota parlemen Rusia pun mengatakan bahwa pembatasan blokir bisa diberlakukan jika terbukti berdampak pada kejahatan terhadap anak. Akhirnya, akses Roblox secara resmi dibatasi di wilayah Rusia.
Komentar ahli: Seorang pakar keamanan digital menilai moderasi konten pada platform game online tidak selalu menjamin keamanan 100 persen, terutama bagi pengguna muda. Ia menekankan perlunya edukasi digital dan pengawasan konten yang efektif untuk melindungi anak-anak.
Ringkasan: Pembatasan ini menyoroti pentingnya perlindungan anak di ruang digital, sambil menyoroti bahwa moderasi konten tidak selalu cukup. Pengguna melaporkan gangguan akses, menandai tantangan penegakan kebijakan konten di platform global. Kasus ini mengingatkan perlunya keseimbangan antara kebebasan kreasi dan perlindungan anak.
Inti utama: perlindungan anak di dunia digital memerlukan keseimbangan antara akses ke platform kreatif dengan pengawasan konten berbahaya.


