Rahasia Food Sharing: Cara Cerdas Mengurangi Limbah Makanan dan Membantu Sesama
Food sharing adalah gerakan revolusioner yang mengubah cara kita memandang makanan berlebih. Pelajari bagaimana Anda bisa berkontribusi untuk lingkungan dan membantu orang lain dengan berbagi makanan yang masih layak konsumsi.
Makanan yang masih layak konsumsi seharusnya tidak berakhir di tempat sampah.
Apa Itu Food Sharing?
Food sharing berasal dari kata bahasa Inggris 'food' yang berarti makanan dan 'share' yang berarti berbagi. Ini adalah gerakan sosial di mana orang-orang secara sukarela membagikan atau menerima makanan tanpa biaya. Biasanya, makanan yang dibagikan adalah kelebihan stok atau yang mendekati tanggal kedaluwarsa—bukan sisa atau makanan yang sudah rusak.
Meski berbagi makanan sudah menjadi kebiasaan sejak lama, food sharing sebagai gerakan dengan ideologi khusus pertama kali muncul di Jerman pada tahun 2012. Gerakan ini didirikan oleh dua aktivis lingkungan: Valentin Thurn, seorang jurnalis yang membuat film tentang limbah makanan, dan Raphael Fellmer, yang melakukan eksperimen hidup tanpa membeli makanan selama lima tahun.
Mengapa Orang Berbagi Makanan?
Baik individu maupun organisasi seperti kafe, kantin, toko kelontong kecil, dan toko pertanian terlibat dalam food sharing. Ada beberapa alasan utama untuk ini.
Peduli terhadap Lingkungan
Food sharing lahir dari kepedulian lingkungan. Walaupun limbah makanan organik cepat terurai, ketika tertimbun di tempat sampah tanpa oksigen, mereka menghasilkan gas metana dan hidrogen sulfida yang berbahaya bagi hewan dan manusia. Selain itu, produksi makanan menghabiskan sumber daya besar—misalnya, untuk menghasilkan 1 kilogram gandum dibutuhkan sekitar 1.500 liter air. Sekitar 70% air tawar yang digunakan manusia dialokasikan untuk pertanian, dan industri makanan juga berkontribusi terhadap jejak karbon. Jadi, membuang makanan berarti menyia-nyiakan sumber daya yang telah digunakan.
Membantu Mereka yang Membutuhkan
Walaupun tidak mungkin mengirim makanan berlebih ke anak-anak yang kelaparan di benua lain, bantuan lokal sangat berarti. Di Rusia, misalnya, sekitar 0,8% penduduk mengalami kekurangan uang untuk makanan pada 2019, sementara hampir setengah penduduk hanya cukup untuk kebutuhan dasar makanan. Aktivis food sharing di Moskow telah menyelamatkan dan membagikan lebih dari 500 ton makanan dalam lima tahun terakhir, namun masih banyak makanan layak konsumsi yang terbuang setiap hari.
Mendorong Konsumsi yang Bijak
Makanan membutuhkan waktu dan uang untuk diproduksi, sehingga membuangnya begitu saja sangat disayangkan. Jika satu orang tidak membutuhkan, makanan tersebut bisa berguna bagi orang lain.
Siapa yang Mengambil Makanan dari Food Sharing?
Para sukarelawan dalam gerakan ini disebut food savers, yang mengumpulkan makanan dari individu dan organisasi, lalu menyalurkannya kepada mereka yang membutuhkan, termasuk organisasi amal. Di beberapa kota seperti Moskow dan Saint Petersburg, aktivis juga memasak makanan gratis dari bahan yang diselamatkan.
Orang yang membutuhkan juga bisa mengambil makanan langsung melalui grup food sharing di media sosial, seperti "Food Sharing Moscow". Namun, gerakan ini masih terbatas dan lebih banyak berfokus di kota-kota besar.
Cara Bergabung dengan Gerakan Food Sharing
Jangan Membuang Makanan
Langkah termudah adalah tidak membuang makanan yang masih layak. Jika Anda memiliki makanan berlebih, Anda bisa mengumumkannya di grup food sharing atau komunitas lokal. Misalnya, penulis pernah memberikan 50 kaleng makanan bayi melalui platform online dengan harga simbolis.
Pastikan makanan yang dibagikan aman dan tidak rusak. Hindari membagikan daging yang sudah dicairkan, susu terbuka, atau produk yang sudah melewati masa kedaluwarsa yang pendek. Makanan seperti teh, kopi, kue kering, roti, biji-bijian, buah, dan sayur lebih sering dibagikan.
Menjadi Sukarelawan
Anda bisa mendaftar menjadi sukarelawan di kota-kota besar. Biasanya ada proses pendaftaran dan pelatihan singkat untuk mengambil makanan berlebih dari toko atau kafe dan menyalurkannya ke yang membutuhkan.
Menjadi Mitra
Bagi pemilik usaha kuliner atau toko, jika ada makanan berlebih, Anda bisa bekerja sama dengan food savers untuk mendistribusikannya kepada pihak yang memerlukan.
Menyebarkan Kesadaran
Berbagi informasi mengenai konsumsi yang bertanggung jawab dan pentingnya menghindari limbah makanan. Anda juga bisa membentuk komunitas lokal untuk menghubungkan pemberi dan penerima makanan berlebih.
Perbedaan Food Sharing dengan Freeganisme
Freeganisme adalah gaya hidup yang menolak sistem konsumsi modern dan tidak membayar untuk makanan. Para freegan mengambil makanan dari tempat sampah, menggunakan produk kadaluwarsa, atau barang yang tidak lolos standar penjualan. Mereka hanya mengumpulkan untuk diri sendiri dan keluarga tanpa aktivitas sosial atau amal.
Apakah Membagikan Makanan Legal?
Untuk individu, tidak ada larangan khusus saat memberikan makanan ke orang lain. Namun, untuk organisasi seperti toko dan restoran, aturan lebih ketat. Mereka tidak boleh mendistribusikan makanan yang sudah lewat tanggal kedaluwarsa, kemasan rusak, atau produk cacat secara resmi. Makanan seperti buah dan sayur yang penyok bisa digunakan untuk memasak, namun tidak boleh dijual atau dibagikan secara resmi tanpa perjanjian khusus.
Karena aturan tersebut, banyak organisasi memilih membuang makanan berlebih daripada mengambil risiko hukum, sehingga banyak makanan yang sebenarnya masih layak terbuang sia-sia.
Bisakah Hidup Tanpa Membeli Makanan?
Di Indonesia, kemungkinan ini sangat kecil. Gerakan food sharing masih terbatas dan tidak semua orang atau organisasi mau berbagi. Jika Anda mencoba mengandalkan makanan gratis, kemungkinan tidak akan cukup untuk kebutuhan gizi yang seimbang. Selain itu, makanan seperti daging, ikan, dan produk segar biasanya tidak dibagikan karena risiko kesehatan.
Mengumpulkan makanan gratis juga membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, bahkan bisa jadi lebih mahal jika dihitung dari segi waktu dan transportasi.
Keamanan makanan juga menjadi perhatian, karena Anda tidak selalu tahu bagaimana makanan tersebut disiapkan dan disimpan.
Selain itu, jika Anda tidak dalam kondisi sangat membutuhkan, mengambil makanan gratis bisa dianggap kurang etis karena makanan tersebut bisa lebih dibutuhkan oleh orang lain yang benar-benar kekurangan.
Apakah Anda mendukung gerakan food sharing? Apakah Anda siap berbagi atau menerima makanan secara gratis? Bagikan pengalaman dan pendapat Anda di kolom komentar.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Transformasi Hidup pada tanggal 05-02-2022. Artikel berjudul "Rahasia Food Sharing: Cara Cerdas Mengurangi Limbah Makanan dan Membantu Sesama" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Transformasi Hidup. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Rahasia Food Sharing: Cara Cerdas Mengurangi Limbah Makanan dan Membantu Sesama " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Transformasi Hidup, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


