Waterstones: Buku AI Bisa Dijual Jika Dilabeli Jelas

Waterstones: Buku AI Bisa Dijual Jika Dilabeli Jelas

Bos Waterstones menyatakan buku yang ditulis dengan AI bisa dipasarkan asalkan diberi label jelas, meski ia sendiri ragu akan implementasinya.

Waterstones, jaringan toko buku terkemuka asal Inggris, membuka peluang menjual buku yang ditulis dengan kecerdasan buatan (AI) asalkan diberi label yang jelas dan sesuai keinginan pembaca. James Daunt, kepala eksekutif Waterstones, mengatakan dirinya tidak mengira praktik ini akan menjadi norma luas dalam waktu dekat.

Seiring AI semakin meluas, industri penerbitan menghadapi perdebatan sengit soal hak cipta dan dampak pada mata pencaharian penulis. Banyak penulis khawatir karya mereka bisa diakses tanpa izin atau kompensasi untuk melatih model bahasa besar (LLM).

Dalam wawancara di podcast INLIBER’s Big Boss Interview, Daunt menjelaskan Waterstones saat ini menggunakan AI untuk logistik, tetapi berupaya menjaga konten berbasis AI tetap menjauh dari rak toko fisik.

‘Sebagai pengecer buku, kami menjual apa yang diterbitkan penerbit, tetapi secara naluri kami enggan menampilkan buku AI di etalase,’ ujarnya.

Pemikiran tentang AI dalam Industri

Universitas Cambridge melaporkan lebih dari separuh penulis khawatir digantikan AI, dan dua pertiga mengaku karya mereka dipakai untuk melatih model AI tanpa izin. Meski begitu, beberapa penulis juga menggunakan AI untuk riset atau penyuntingan, bahkan pembuatan karya panjang.

Daunt menekankan, apakah buku yang dibuat AI akan dipajang di toko, dia akan terkejut jika itu menjadi kebiasaan umum. "Siapa tahu? Perusahaan teknologi menghabiskan triliunan dolar untuk AI; mungkin lahir karya besar berikut War and Peace. Jika pembaca ingin membaca buku itu—AI atau bukan—kami akan menjualnya, asalkan tidak mengaku sebagai karya manusia asli."

Ia menambahkan pedagang buku secara naluri pasti membenci konten yang tidak otentik, dan setiap buku AI yang dijual akan diberi label yang jelas sebagai AI-generated.

A profile of James Daunt. Age: 62, Family, Married with two daughters / best piece of career advice received: Running your own business will be very hard work / what he does to relax: read a good book - currently reading, The Artist by Lucy Steeds

Daunt dikenal sebagai sosok yang tenang namun berani mengubah arah Waterstones. Pada 2011 ia menghentikan kebijakan membayar promosi buku tertentu oleh penerbit di toko, meski menimbulkan kerugian pendapatan sekitar £27 juta, tetapi akhirnya membawa Waterstones ke laba pada 2016. Kini staf toko terlibat dalam rekomendasi buku, pemilihan buku bulan, dan penataan etalase.

Strategi ini membantu Waterstones bertahan di pasar yang menantang, dengan sekitar 10 toko baru dibuka setiap tahun. Laba 2024 diperkirakan mencapai sekitar Rp 6,3 triliun dan penjualan sekitar Rp 10 trilun (berdasarkan kurs saat ini). Waterstones merupakan bagian dari kelompok yang juga memiliki Foyles dan Blackwell’s, keduanya berada di bawah kendali Elliott Advisers. Daunt juga menjabat sebagai CEO Barnes & Noble, jaringan buku besar asal Amerika Serikat.

Rencana IPO dan Ekspektasi Pasar

Keberhasilan Waterstones dan Barnes & Noble memicu spekulasi mengenai kemungkinan peluncuran gabungan di bursa New York atau London. "Rasanya ini hampir pasti dan mungkin lebih baik daripada dijual ke investor swasta berikutnya," kata Daunt. Namun London masih menghadapi dinamika pasar IPO yang menantang, meski Waterstones memiliki operasional global dengan Barnes & Noble yang jauh lebih besar.

Pengaruh Budget Terbaru

Daunt mengatakan kebijakan fiskal terbaru negara memberi beberapa manfaat bagi perusahaan ritel, meski beberapa perubahan menambah beban, seperti peningkatan iuran National Insurance untuk pemberi kerja. Namun perubahan tertentu seperti potongan pajak properti untuk lokasi ritel kecil dinilai sangat membantu, sedangkan gudang dan properti besar akan dikenai biaya lebih tinggi. Waterstones, yang juga memiliki properti besar, berharap kebijakan ini bisa menyeimbangkan persaingan antara ritel fisik dan online.

Musim penjualan akhir tahun biasanya menjadi masa puncak laba Waterstones, dengan sekitar 70% laba tahunan berasal dari periode ini. Pemulihan minat publik terhadap toko buku fisik pasca pandemi juga terlihat berlanjut. Daunt sendiri tetap mencintai membaca meski sudah 36 tahun berkecimpung di industri ini, dengan satu kebiasaan khas: ia sering memulai banyak buku tetapi tidak selalu menyelesaikannya jika tidak menarik baginya.

Getty Images A person in a red puffer coat holds shopping bags as they look at book titles displayed in a window of a Waterstones branch in Crewe in 2020.

Waterstones juga menjual perlengkapan tulis, senter, permainan, kertas pembungkus hadiah, dan perlengkapan lain. Diversifikasi produk ini membantu menjaga kinerja perusahaan meski pasar ritel menantang, dengan sekitar 10 toko baru setiap tahun. Laba 2024 sekitar Rp 6,3 triliun dengan penjualan sekitar Rp 10 trilun (perkiraan kurs). Daunt juga memimpin Barnes & Noble, jaringan ritel buku besar di AS, sebagai bagian dari portofolio Elliott Advisers.

Penjualan Saham dan Prospek Masa Depan

Spekulasi mengenai peluncuran saham gabungan Waterstones dan Barnes & Noble tetap bergulir di pasar utama New York atau London. Daunt menyebutnya sebagai peluang yang sangat mungkin, namun lokasi IPO masih bergantung pada situasi pasar global yang fluktuatif.

Tantangan Kebijakan dan Ekonomi

Fiskal baru juga membawa tantangan bagi para pengusaha, meski beberapa kebijakan dirasa mendukung, khususnya untuk ritel skala kecil. Daunt menegaskan Waterstones siap menghadapi perubahan ini sambil menjaga gairah membaca pelanggan.

Key takeaway: Buku yang dihasilkan AI bisa dijual asalkan diberi label yang jelas, menegaskan bahwa pembaca tetap menghargai karya manusia, dan pedagang cenderung menahan diri dari fiksi berbasis AI. Sumber: BBC
0
0

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.