Putin Janji Tak Ada Perang Lagi jika Barat Hormat pada Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan jawaban panjang dalam siaran langsung nasional yang hampir empat setengah jam, dengan fokus pada hubungan Moskow dengan Barat dan nasib Ukraina. Ia menegaskan bahwa konflik berskala besar bisa berakhir jika negara barat menghormati kepentingan Rusia, dan menolak tuduhan bahwa Rusia berencana menyerang negara Eropa.

Dalam acara tanya jawab yang dikenal sebagai Siaran Langsung, Putin menjawab pertanyaan dari INLIBER milik Steve Rosenberg tentang kemungkinan dilanjutkannya apa yang ia sebut sebagai operasi militer khusus di Ukraina. Ia menyatakan tidak ada operasi baru jika Barat memperlakukan Rusia dengan hormat dan tidak menganggap kepentingan Rusia sebagai ancaman.

Sebelumnya, Putin juga menyatakan Rusia tidak berniat berperang dengan Eropa, meski siap jika Eropa menginginkannya. Ia menambahkan syarat agar Rusia tidak diinvasi lagi jika pihak Barat tidak menipu Rusia melalui ekspansi NATO ke timur.

Putin menyinggung janji yang kerap dia klaim pernah dibuat terkait janji NATO tidak perlu melibatkan bala tentara di wilayah timur, meski klaim tersebut telah dibantah oleh Mikhail Gorbachev sendiri. Acara ini berlangsung di aula Moskow, dengan peta besar Rusia yang meliputi wilayah Ukraina yang diduduki dan Krimea yang dianeksasi pada 2014.

State TV Rusia melaporkan adanya lebih dari tiga juta pertanyaan masuk untuk acara tersebut. Tak lama setelah siaran, militer Ukraina melaporkan tujuh orang tewas dan 15 lainnya luka-luka akibat serangan rudal di wilayah Odesa. Perang di Ukraina sejak Februari 2022 terus membayangi seluruh rentetan tanya jawab di Moskow.

Beberapa respons publik di layar besar memang tampak kritis, termasuk sindiran bahwa acara ini seperti sebuah sirkus, keluhan soal gangguan internet, serta keluhan kualitas air keran. Pada saat yang sama, Putin membahas kondisi ekonomi Rusia yang sedang lesu, dengan peningkatan harga, perlambatan pertumbuhan, dan kenaikan PPN dari 20% menjadi 22% mulai 1 Januari. Di saat bersamaan, bank sentral Rusia mengumumkan penurunan suku bunga menjadi 16% untuk menopang ekonomi.

Topik kebijakan luar negeri bercampur dengan refleksi nasional, pujian terhadap pelaku usaha lokal, harga ikan, serta pentingnya merawat para veteran. Namun, isu perang Ukraina tetap menjadi latar belakang utama selama pertemuan tersebut. Putin mengatakan ia siap menghentikan perang secara damai jika syarat damai terpenuhi, meski belum ada tawaran kompromi yang konkret.

Ia mengulang tuntutan yang ia sebut sebagai inti proposal perdamaian, yakni penarikan pasukan Ukraina dari empat wilayah yang sebagian diduduki Rusia dan penghentian upaya Kyiv untuk bergabung dengan NATO. Ia juga menuntut kontrol penuh atas Donbas timur, termasuk sekitar 23% wilayah Donetsk yang masih berada di jalur front.

Putin juga meremehkan klaim Ukraina tentang kemenangan di garis depan, terutama setelah kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke garis depan di Kupiansk pekan lalu yang ia anggap tidak membuktikan Rusia telah menang. Ia menuding Barat menimbulkan musuh dari Rusia sambil mengulang retorika tentang kepemimpinan Ukraina terpilih secara demokratis.

Beberapa pembahasan juga menyinggung peran Amerika Serikat dalam perdamaian. Putin mengungkapkan kesiapan bekerja sama dengan Inggris, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat secara sejajar, tetapi dengan syarat jaminan keamanan jangka menengah dan panjang bagi Rusia. Ia menegaskan bahwa Barat berusaha menciptakan musuh dari Rusia dengan bantuan Kyiv dan sponsor Eropa mereka.

Sejumlah pandangan dari luar Rusia turut diangkat, termasuk penilaian bahwa Rusia hanya tinggal beberapa tahun lagi untuk melancarkan serangan ke NATO jika tidak ada jalur damai. Ketua aliansi pertahanan Eropa juga menyoroti escalasi kampanye rahasia Rusia yang memerlukan kesiapsiagaan Barat menghadapi kemungkinan perang.

Salah satu peserta dari Yakutia mengangkat masalah melonjaknya harga energi selama empat tahun terakhir. Putin menanggapi dengan menjanjikan eksplorasi sumber energi alternatif dan berjanji memperhatikan wilayah Yakutia dalam rencana energi nasionalnya.

Di detik-detik akhir acara, Putin menjawab pertanyaan kilat tentang persahabatan, agama, tanah air, dan absurditas cinta pada pandangan pertama, sambil secara singkat menyatakan percaya pada jenis cinta itu tanpa memberi rincian pribadi.

Komentar ahli: Para analis keamanan menilai pernyataan Putin lebih menegaskan sikap defensif Rusia daripada menandai jalan damai yang nyata. Meski retorika kooperatif muncul, kenyataan di lapangan dan respons Barat tetap membuat prospek perdamaian masih rapuh.

Ringkasan singkat: Putin menegaskan tidak ada perang baru jika Barat menghormati Rusia, sambil mengulang syarat-syarat damai terkait daerah Ukraina yang diduduki. Ekonomi Rusia menghadapi tekanan dengan kenaikan PPN dan penurunan suku bunga oleh bank sentral. Isu Ukraina, NATO, dan hubungan dengan Barat tetap mendominasi pembahasan, meski sejumlah elemen prokooperatif turut disampaikan.

Inti dari acara ini menegaskan bahwa Moskow tetap mengutamakan keamanan nasional dan menolak tindakan Barat yang dianggap melanggar kepentingan Rusia, sambil tetap membuka peluang dialog jika ada jaminan kedaulatan dan keamanan jangka panjang. Sumber: BBC

Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Dunia pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "Putin Janji Tak Ada Perang Lagi jika Barat Hormat pada Rusia" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Dunia. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.

Informasi dalam artikel " Putin Janji Tak Ada Perang Lagi jika Barat Hormat pada Rusia " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Dunia. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.