Kenali Dua Tipe Pendengar dan Cara Optimalkan Komunikasi

Saat berkomunikasi, terkadang kita merasa lawan bicara tidak responsif atau terlalu pasif. Percakapan pun bisa terasa datar. Peneliti di bidang komunikasi menjabarkan dua pola utama yang bisa membantu kita memperbaiki cara berbicara dan memahami lawan bicara.

Apa saja tipe pendengar

Gaya komunikasi dibedakan menjadi dua pola utama: pemberi dan pengambil. Pemberi melihat percakapan sebagai ajakan untuk saling bertukar respons, sedangkan pengambil menganggapnya sebagai rangkaian pernyataan satu arah.

Biasanya, saat dua orang memiliki tipe yang sama, percakapan berjalan lancar. Masalah muncul ketika tipe berbeda dan pola lama dipakai: pemberi cenderung banyak mengajukan pertanyaan, sedangkan pengambil lebih fokus pada pernyataan yang membuat percakapan berjalan tanpa tanya balik. Akhirnya salah satu pihak bisa merasa diabaikan, atau yang lain merasa sedang dihibur.

Bagaimana cara mengetahui tipe Anda

Ada beberapa indikator yang bisa membantu Anda mengenali pola komunikasi pribadi:

• “Reaksi terhadap jeda.” Ketika terjadi keheningan, pemberi bisa merasa telah melakukan sesuatu yang kurang, sementara pengambil biasanya siap untuk menghidupkan percakapan tanpa menunggu lebih lama.
• “Nilai budaya sekitar.” Bila lingkungan tidak mendorong berbagi tentang diri sendiri, Anda cenderung menjadi pemberi. Jika budaya Anda menekankan otonomi pribadi, Anda bisa lebih mudah menjadi pengambil.
• “Kepribadian.” Ekstrovert lebih sering mengambil peran pengambil, sementara introvert cenderung menjadi pemberi.

Menerapkan teori ini dalam praktik

Meski orang berbeda, semua orang menginginkan diakui dan didengar. Sesuaikan gaya bicara dengan kebutuhan lawan bicara untuk membangun dialog yang menarik. Jika lawan Anda ingin didorong dengan pertanyaan, ambil peran pemberi dan ajukan pertanyaan yang membuka diskusi. Jika lawan Anda lebih nyaman dengan pernyataan, jadilah pengambil dan tanggapi dengan respons yang relevan.

Dalam konteks profesional, jika berbicara dengan bawahan, lebih mudah memulai sebagai pengambil untuk memberi ruang, namun Anda perlu sesekali memberi pertanyaan yang mengundang diskusi. Sebagai pemimpin, latih diri untuk menjadi pemberi agar percakapan tidak berjalan satu arah.

Tidak ada tipe yang lebih baik secara mutlak. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan. Yang penting adalah memahami konteks, menghargai gaya lawan bicara, dan belajar dari cara mereka berkomunikasi.

Latih kemampuan mengenali momen tepat untuk menanyakan hal baru atau menanggapi dengan relevan agar percakapan terasa hidup. Jika Anda termasuk pengambil, ajukan pertanyaan yang membuat lawan bicara ingin berbagi lebih banyak. Jika Anda termasuk pemberi, coba sesekali menanggapi dengan pernyataan yang mengundang lawan bicara ikut berbagi.

Hubungan dekat pun bisa diuji dengan gaya ini: jika pasangan sering dibawa ke arah topik diri sendiri, cobalah memberi kesempatan bagi mereka untuk balik bertanya. Hal itu bisa menunjukkan seberapa besar minat dan saling menghargai dalam hubungan.

Komen Ahli

Seorang pakar komunikasi menekankan bahwa kemampuan menyesuaikan gaya bicara dengan konteks sangat menentukan kualitas percakapan. Fleksibilitas ini membantu membangun hubungan yang lebih kuat dan mengurangi kebingungan.

Ringkasan singkat

Gagasan dua tipe pendengar—pemberi dan pengambil—membantu kita memahami dinamika percakapan. Mengubah gaya bicara sesuai kebutuhan lawan bicara dapat membuat obrolan lebih hidup dan bermakna. Tak ada tipe yang buruk jika digunakan dengan bijak; keduanya bisa saling melengkapi. Latihan kesadaran diri dan eksperimen dalam konteks berbeda akan meningkatkan efektivitas komunikasi Anda.

Fleksibilitas adalah kunci: sesuaikan gaya bertanya atau merespons dengan konteks untuk menjaga aliran percakapan tetap hidup.