Diduga camite digunakan untuk membubarkan protes Georgia
InLiber Tim Redaksi
InLiber Tim Redaksi 4 hari yang lalu
Tim Redaksi #Berita Dunia

Diduga camite digunakan untuk membubarkan protes Georgia

Investigasi INLIBER mengungkap dugaan penggunaan senyawa kimia berat era Perang Dunia I terhadap demonstran Georgia, menimbulkan kekhawatiran hak asasi.

Georgia, negara di Kaukasus, kembali menjadi sorotan setelah INLIBER mengungkap dugaan penggunaan senyawa kimia era Perang Dunia I untuk membubarkan protes terhadap pemerintah tahun lalu. Penelitian ini menunjukkan potensi pelanggaran hak asasi manusia jika benar adanya penggunaan zat tersebut.

Seorang demonstran menggambarkan sensasi terbakar pada kulit akibat semprotan air berkekuatan tinggi yang diarahkan ke kerumunan di Tbilisi. Banyak saksi mengalami gejala seperti sesak napas, batuk berkepanjangan, hingga muntah yang bertahan lama.

Gela Khasaia A young man in a green hoodie and goggles pulled up to his forehead is streaming from his eyes

Tim INLIBER berbicara dengan pakar senjata kimia, saksi dari Satuan Tugas Khusus kepolisian Georgia, serta dokter yang merawat korban. Mereka menyimpulkan bukti mengarah pada penggunaan agen kimia yang pada masa Perang Dunia I dikenal sebagai camite (bromobenzyl cyanide).

Otoritas Georgia menolak temuannya dengan menyebut laporan tersebut "absurd" dan menegaskan bahwa polisi bertindak sesuai hukum menghadapi aksi yang mereka sebut sebagai tindakan kriminal brutal.

Camite dulu dipakai oleh Prancis melawan Jerman pada Perang Dunia I. Dokumentasinya sangat terbatas setelah masa itu, dan diperkirakan ditarik dari peredaran pada 1930-an karena kekhawatiran efek jangka panjang. Gas air mata modern (CS gas) kemudian menjadi penggantinya.

Konstantine has a shaved head, a reddish beard and blue eyes and is wearing a dark top

Konstantine Chakhunashvili, satu dari ribuan demonstran yang berkumpul di depan parlemen Georgia pada pekan pertama protes sejak 28 November 2024, menentang penangguhan negosiasi keanggotaan Uni Eropa. Protes ini dipicu oleh ketidaksepakatan besar terhadap arah kebijakan pemerintah yang dianggap memihak kepentingan luar negeri tertentu.

Polisi Georgia merespons dengan berbagai langkah pemukul massa, termasuk water cannon, semprotan merica, dan gas CS.

Dr. Chakhunashvili, yang juga seorang dokter anak dan ikut dalam demonstrasi, merasakan kulitnya terbakar selama berhari-hari, dan sensasi itu tidak mudah hilang meski telah dicuci dengan air. Dalam sebuah survei yang dia buat melalui media sosial, hampir 350 responden mengungkapkan bahwa sebagian gejala bertahan lebih dari 30 hari, seperti sakit kepala, kelelahan, batuk, sesak napas, dan muntah.

Penelitiannya telah ditelaah sejawat dan diterima untuk dipublikasikan di Toxicology Reports, jurnal ilmiah internasional.

Lasha Shergelashvili Lasha wearing army fatigues and a cap standing on an armoured vehicle and resting his arm on a mounted rifle

Menurut Lasha Shergelashvili, mantan kepala perbekalan di Satuan Tugas Khusus, uji kimia yang ia lakukan pada 2009 tidak menunjukkan senyawa yang sama dengan apa yang diduga dipakai dalam demonstrasi 2024. Ia menyebut efeknya jauh lebih kuat daripada gas air mata biasa, dan bahkan setelah dicuci dengan air maupun larutan baking soda, korban tetap tidak bisa bernapas lega.

Shergelashvili menegaskan bahwa meski ia tidak mengetahui nama zat yang diuji, kendaraan water cannon tetap diisi dengan senyawa itu hingga ia meninggalkan jabatannya pada 2022.

Di Ukraina, ia menjelaskan bahwa ketika melihat rekaman protes tahun lalu, ia langsung menduga bahwa demonstran terekspos zat kimia yang sama. Rekannya yang masih bertugas juga memberi konfirmasi serupa.

INLIBER berhasil memperoleh salinan inventaris Satuan Tugas Khusus Georgia dari Desember 2019. Dalam dokumen itu tercantum dua bahan kimia tanpa nama, hanya sebagai "Chemical liquid UN1710" dan "Chemical powder UN3439", lengkap dengan instruksi pencampuran. Seorang mantan perwira tinggi kepolisian juga menyatakan bahwa dua bahan kimia tersebut kemungkinan ditambahkan ke dalam water cannon.

UN1710 diidentifikasi sebagai kode trichloroethylene (TCE), pelarut yang memudahkan larutan lain larut dalam air. UN3439 adalah kode payung untuk sejumlah bahan kimia industri berbahaya. Penelusuran lanjut menyingkap bahwa salah satu zat yang pernah dipakai sebagai agen bentak adalah camite (bromobenzyl cyanide).

Klim teknis ini dianalisis lebih lanjut oleh Prof Christopher Holstege, pakar toksikologi dan senjata kimia terkemuka. Ia menilai bukti yang ada sejalan dengan penggunaan camite, bukan dengan agen gas air mata konvensional seperti CS, yang efeknya lebih singkat. Menurutnya, zat ini bersifat sangat iritatif dan persisten, membuat orang tidak bisa kembali beraktivitas di area yang terpapar dalam waktu lama.

Holstege juga menyatakan bahwa jika benar zat ini digunakan karena kemampuannya sebagai deteran yang kuat, maka hal itu berbahaya dan jelas tidak bisa dianggap sebagai praktik yang aman atau wajar. Ia menekankan bahwa penggunaan senyawa seperti camite sangat berisiko jika dilakukan pada populasi umum.

Shutterstock Hundreds of people demonstrating in the Georgian capital - massing on the street in the darkness with the parliament lit up to the side. Some EU flags are visible in the crowd

Menurut para pakar, camite pernah dipakai singkat oleh polisi AS setelah Perang Dunia I, lalu ditinggalkan karena opsi yang lebih aman seperti CS gas tersedia. Secara hukum internasional, penggunaan bahan kimia sebagai alat pengendalian massa diperbolehkan asalkan proporsional dan efeknya singkat. Namun jika zat usang yang sangat kuat dipakai, beberapa ahli menyebutnya bisa dianggap sebagai senjata kimia.

UN Special Rapporteur untuk Penyiksaan, Alice Edwards, menegaskan kekhawatiran soal regulasi penggunaan bahan kimia dalam water cannon. Ia menyatakan praktik ini berpotensi bersifat eksperimental terhadap populasi dan melanggar hukum hak asasi manusia jika dampaknya tidak bersifat sementara.

Alice Edwards is wearing a dark suit, and has brown hair tied back in a pony tale.

pemerintah Georgia membantah temuan INLIBER dengan menyebut laporan tersebut tidak berdasar dan menegaskan tindakan polisi mengikuti hukum dan konstitusi terkait aksi yang dinilai sebagai aksi kriminal brutal.

Protes di Jalan Rustaveli di ibu kota terus berlangsung meski ukurannya menurun sejak pemerintah meningkatkan denda dan ancaman hukuman. Puluhan waktu hampir setiap malam para demonstran menuntut pengunduran diri pemerintah yang dituduh memanipulasi pemilu, bersandar pada kepentingan Rusia, serta memberlakukan kebijakan yang semakin membatasi kebebasan sipil.

Pihak Partai Georgian Dream membantah bahwa pemerintah atau ketua umumnya pro-Rusia. Mereka menyatakan perubahan legislasi dalam beberapa bulan terakhir demi kesejahteraan publik.

  • Viewers in the UK can see more on Global Eye at 19:00, 1 December on INLIBER Two
  • Outside the UK, watch the film on INLIBER World Service YouTube

Secara keseluruhan, temuan INLIBER menimbulkan pertanyaan serius tentang penggunaan bahan kimia dalam upaya pengendalian massa dan bagaimana hal tersebut diatur secara internasional. Penyelidikan lanjut diperlukan untuk memastikan kebenaran analisis kimia dan implikasinya terhadap hak asasi manusia.

Komentar ahli: Profesor Christopher Holstege menggarisbawahi bahwa bukti yang ada konsisten dengan camite, bukan CS gas konvensional. Penemuan ini menimbulkan kekhawatiran besar mengenai efisiensi hukum dan keselamatan publik.

Ringkasan singkat: Investigasi mengindikasikan kemungkinan penggunaan camite terhadap demonstran di Georgia. Bukti klinis, saksi internal, dan dokumen inventaris menunjuk pada zat kimia kuno yang persisten efeknya. Pemerintah Georgia membantah temuan ini, tetapi perdebatan mengenai regulasi senjata kimia dalam tindakan pengendalian massa tetap Hangat.

Inti temuan INLIBER adalah adanya dugaan paparan camite pada demonstran Georgia yang konsisten dengan efek iritasi berat dan persisten, sebuah praktik yang dianggap berisiko serius secara hak asasi manusia. BBC News

0
13

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.