Asahi: Data lebih dari 1,5 juta pelanggan bocor diduga akibat serangan siber
Serangan ransomware September terhadap Asahi diduga bocorkan data pribadi lebih dari 1,5 juta pelanggan, mengganggu operasional di Jepang dan memicu kelangkaan minuman. Perusahaan menunda laporan keuangan demi pemulihan dan peningkatan keamanan siber.
Pemimpin industri minuman asal Jepang, Asahi Group Holdings, mengungkap bahwa serangan siber pada September lalu berpotensi membocorkan data pribadi lebih dari 1,5 juta pelanggan. Gangguan tersebut mengganggu operasional pabrik di Jepang dan membuat proses pemesanan berjalan secara manual sementara tim TI bekerja memulihkan sistem.
Latar belakang serangan
Menurut laporan awal, gangguan terjadi sekitar 29 September ketika salah satu pusat data mengalami masalah. Meski sistem berhasil diisolasi dengan cepat, pelaku berhasil masuk ke jaringan, mengenkripsi data, dan meluncurkan ransomware yang mengunci file hingga tebusan dibayar.
Data yang terdampak
Asahi menyatakan bahwa data pribadi 1,52 juta pelanggan kemungkinan terekspos, mencakup nama, jenis kelamin, alamat, dan kontak. Sekitar 107.000 karyawan yang masih bekerja maupun bekasnya serta 168.000 anggota keluarga mereka juga berpotensi terdampak. Data kontak 114.000 kontak eksternal yang pernah berkomunikasi dengan perusahaan juga terkait. Informasi kartu kredit tidak termasuk.
Operasional dan dampak
Operasional di Jepang terdampak, menyebabkan kelangkaan minuman di sejumlah toko. Asahi menguasai sekitar 40% pasar bir nasional. Gangguan juga memengaruhi produk minuman ringan seperti ginger beer dan soda. Perusahaan menyatakan komitmen untuk mempercepat pemulihan sistem dan meningkatkan keamanan di masa mendatang.
Penundaan hasil keuangan
Perusahaan menunda rilis laporan keuangan tahunan untuk fokus pada penanganan dampak serangan dan pemulihan infrastruktur TI.
Penjelasan terkait pihak penyerang
Kelompok ransomware Qilin mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, meskipun Asahi menegaskan belum ada bukti bahwa data telah dirilis. Operasi dan pemulihan difokuskan pada sistem yang ada di Jepang; operasi di luar Jepang, termasuk merek Eropa seperti Peroni dan Fuller’s tidak terdampak.

Asahi menyatakan telah menghabiskan hampir dua bulan untuk menahan serangan dan kini bekerja memulihkan sistem serta merestruktur jaringan.
Kekurangan minuman terjadi di sejumlah toko di Jepang akibat gangguan produksi dan distribusi, meskipun pemulihan berjalan secara bertahap. Presiden dan CEO Asahi, Atsushi Katsuki, menyampaikan permintaan maaf atas kesulitan yang ditimbulkan dan menegaskan komitmen untuk pemulihan penuh serta peningkatan keamanan informasi di seluruh grup.
“Kami berupaya mempercepat pemulihan sistem sambil menerapkan langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa dan memperkuat keamanan informasi di seluruh grup,” ujar Katsuki.
Tak hanya di Jepang, industri global juga menghadapi serangan serupa. Jaguar Land Rover misalnya sempat menggunakan dana darurat setelah serangan besar yang melumpuhkan pabrik-pabriknya di Inggris.
Penanganan dan langkah ke depan
Asahi mengatakan upaya pemulihan sedang berjalan dan akan meningkatkan langkah keamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Inti Pembelajaran
- Serangan siber terhadap Asahi mengungkap kerentanan operasional di Jepang dan berpotensi membocorkan data pribadi jutaan pelanggan.
- Data terdampak mencakup identitas pribadi dan kontak, sementara data kartu kredit tidak termasuk.
- Perlu peningkatan keamanan TI serta kemampuan pemulihan infrastruktur untuk menjaga rantai pasokan tetap berjalan.
Komentar ahli
Ahli keamanan siber menilai serangan ini menekankan pentingnya perlindungan data pelanggan dan ketahanan sektor manufaktur terhadap ransomware. Diperlukan peningkatan segmentasi jaringan dan respons insiden yang lebih cepat agar dampak dapat diminimalkan kedepannya.
Ringkasan
Serangan September terhadap Asahi menimbulkan kekhawatiran soal keamanan data pelanggan dan mengganggu operasi di Jepang, memicu kelangkaan minuman. Namun, tidak ada konfirmasi bahwa data telah dirilis, dan fokus perusahaan adalah pemulihan serta peningkatan keamanan. Merek-merek Eropa milik Asahi seperti Peroni dan Fuller’s sejauh ini tidak terdampak.
Inti utama berita ini adalah serangan siber terhadap Asahi yang menyoroti kebutuhan akan perlindungan data pelanggan dan ketahanan operasional di industri minuman. BBC News


