Dampak Kebijakan Bank Sentral Jepang yang Mengejutkan Pasar Global
Bank Sentral Jepang mengubah batas atas imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun, menandai perubahan penting dalam kebijakan moneter yang selama ini longgar. Langkah ini menimbulkan gelombang reaksi di pasar global dan menjadi sinyal penguatan yen serta penyesuaian pasar obligasi.
Bank Sentral Jepang mengizinkan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun naik hingga 0,5%, menandai langkah terbaru dalam pengetatan kebijakan moneter global.
Gelombang kebijakan moneter yang longgar kini mulai surut di seluruh dunia seiring bank-bank sentral berjuang mengendalikan inflasi tinggi. Tak terkecuali Jepang, yang selama ini menerapkan kebijakan paling longgar di antara bank sentral utama dunia.
Pada Selasa lalu, Bank of Japan (BoJ) mengejutkan pasar global dengan memperketat kebijakan moneter, mengikuti langkah hawkish dari Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa pekan sebelumnya.
Hal Utama yang Perlu Diketahui
- BoJ menaikkan batas atas imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun dari 0,25% menjadi 0,5%.
- Harga obligasi global turun sementara nilai tukar yen melonjak pasca pengumuman kebijakan ini.
- BoJ telah membeli lebih dari setengah obligasi pemerintah Jepang berdasarkan nilai, yang berdampak pada fungsi pasar obligasi.
- Perubahan kebijakan ini juga dipicu oleh inflasi Jepang yang meningkat menjadi 3,5% dalam setahun terakhir.
BoJ menjelaskan bahwa kenaikan batas imbal hasil ini bertujuan untuk memperlancar transmisi efek pelonggaran moneter. Namun, pasar merespons dengan skeptis. Nilai tukar yen menguat sekitar 4% terhadap dolar AS dan euro, sementara imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik 12 basis poin menjadi 3,70%.
Sejak 2016, BoJ menargetkan imbal hasil obligasi 10 tahun di angka nol sebagai bagian dari kebijakan kontrol kurva imbal hasil (yield curve control) untuk mengatasi deflasi yang telah berlangsung puluhan tahun. Pada 2021, BoJ menetapkan rentang efektif ±0,25%, kini diperluas menjadi ±0,5%.
Dengan suku bunga dan imbal hasil domestik yang rendah serta modal yang melimpah, Jepang menjadi sumber utama carry trade, yaitu meminjam dengan biaya rendah dalam mata uang yen untuk diinvestasikan di pasar asing dengan hasil lebih tinggi. Kebijakan moneter ekspansif yang berlangsung lama memperbesar kekhawatiran pasar terhadap potensi dampak kebijakan yang berbalik arah.
Investor Jepang memiliki aset luar negeri senilai sekitar $3 miliar, lebih dari setengahnya di AS. "Kenaikan suku bunga bisa memicu arus modal besar-besaran kembali ke Jepang," kata Amir Anvarzadeh, strategis di Asymmetric Advisers.
Kebijakan baru ini diumumkan saat kepemilikan obligasi pemerintah oleh BoJ melewati 50%, yang menyebabkan likuiditas pasar obligasi menurun. BoJ mengakui bahwa fungsi pasar obligasi telah menurun, sehingga kebijakan ini diperlukan.
Selain itu, BoJ meningkatkan pembelian obligasi kuartalan menjadi 9 triliun yen ($68,5 miliar) dari 7,3 triliun yen sebelumnya untuk mempertahankan batas atas target dan menghalau spekulan yang mempertaruhkan berakhirnya kebijakan kontrol kurva imbal hasil.
Spekulan memperkirakan BoJ harus membuat perubahan lebih tegas karena inflasi Jepang yang kini mencapai 3,5%, meski pertumbuhan ekonomi melambat. Kenaikan inflasi ini kurang populer di kalangan pemilih Jepang, bahkan Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda sempat meminta maaf setelah menyebut konsumen makin menerima kenaikan harga.
Kuroda dijadwalkan mengakhiri masa jabatannya pada Maret, dan spekulasi terkait penggantinya memicu harapan bahwa kebijakan lama akan segera diubah. "Langkah ini adalah awal dari perubahan kebijakan, apapun istilah yang digunakan BoJ," kata Masamichi Adachi, ekonom utama UBS Securities dan mantan pejabat BoJ. "Ini membuka peluang kenaikan suku bunga pada 2023 di bawah kepemimpinan baru."
"Ini kemenangan bagi investor asing dan kekalahan bagi BoJ," tulis Yasunari Ueno, ekonom pasar utama Mizuho Securities. "Perubahan mendadak BoJ memperkuat spekulasi bahwa kebijakan kontrol kurva imbal hasil bisa berakhir tiba-tiba."
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Berita Pasar pada tanggal 26-12-2022. Artikel berjudul "Dampak Kebijakan Bank Sentral Jepang yang Mengejutkan Pasar Global" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Berita Pasar. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Dampak Kebijakan Bank Sentral Jepang yang Mengejutkan Pasar Global " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Berita Pasar, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


