WHO: Kekurangan Suntikan Obesitas GLP-1 dan Akses yang Lebih Merata
WHO menyoroti akses sangat terbatas ke suntikan obesitas berbasis GLP-1 dan kebutuhan mendesak untuk pemerataan, meski obat ini tidak menjadi satu-satunya solusi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan akses ke suntikan obesitas berbasis GLP-1 masih sangat rendah. Dengan lebih dari satu miliar orang diperkirakan mengalami obesitas secara global, WHO mendesak upaya internasional untuk memperluas akses secara adil.
Suntikan seperti Wegovy, yang mengandung semaglutide, dipandang sebagai bab baru dalam cara kita menilai obesitas — dari sekadar masalah gaya hidup menjadi penyakit kronis yang bisa diobati dengan perawatan jangka panjang.
Kondisi Saat Ini dan Tantangan Global
WHO memperingatkan bahwa meskipun produksi obat-obatan GLP-1 meningkat, akses global tetap tidak merata. Diproyeksikan jumlah orang obesitas bisa mencapai lebih dari dua miliar pada 2030 jika tindakan yang tepat tidak diambil.
Biaya tinggi, kapasitas produksi terbatas, serta kendala rantai pasokan menjadi hambatan utama bagi ketersediaan luas suntikan GLP-1 yang efektif membantu penurunan berat badan.
Akses Esensial dan Upaya Perluasan
WHO telah memasukkan obat GLP-1 ke dalam daftar obat esensial, sebagai langkah agar negara-negara memprioritaskan penyediaannya. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menegaskan bahwa obesitas adalah penyakit kronis yang memerlukan perawatan berkelanjutan, bukan hanya masalah kebiasaan hidup.
Pedoman baru ini mendorong negara dan perusahaan untuk memperluas akses melalui lisensi sukarela, yakni izin bagi produsen lain untuk memproduksi versi obat yang lebih terjangkau. Pada masa mendatang, paten semaglutide diperkirakan akan berakhir di beberapa negara pada 2026, membuka peluang bagi produsen lain untuk membuat versi yang lebih murah di negara seperti India, Kanada, China, Brasil, dan Turki.
Bagaimana Obat GLP-1 Bekerja
Obat GLP-1 meniru hormon alami tubuh untuk memperlambat pencernaan, menekan nafsu makan, dan membuat rasa kenyang lebih lama. Di banyak negara, obat ini hanya tersedia dengan resep dokter dan sebagian disediakan melalui program layanan kesehatan nasional; sebagian lainnya dibeli secara swasta, dengan risiko pasar gelap jika dibeli dari pihak tidak terpercaya.
Biasanya berat badan mulai turun dalam beberapa minggu setelah memulai suntikan mingguan. Namun, beberapa studi menunjukkan berat badan cenderung kembali jika pengobatan dihentikan, karena keinginan makan kembali normal.
Obesitas meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker. Menurut WHO, obesitas terkait dengan sekitar 3,7 juta kematian di seluruh dunia pada 2024.
Komentar Ahli
Komentar ahli: Akses yang lebih adil sangat penting agar manfaat GLP-1 bisa dirasakan banyak orang. Obat ini perlu didukung dengan kebijakan kesehatan publik dan program pencegahan yang komprehensif.
Ringkasan dan Implikasi
Inti dari laporan WHO adalah perlunya akses luas terhadap obat GLP-1 untuk obesitas, disertai langkah-langkah membentuk lingkungan sehat yang mendukung pencegahan. Tantangan utama meliputi biaya, kapasitas produksi, dan pemerataan distribusi. Solusi jangka panjang melibatkan lisensi sukarela serta integrasi kebijakan kesehatan yang berfokus pada pencegahan dan perawatan berkelanjutan.
Inti dari pemikiran WHO: akses adil ke obat GLP-1 untuk obesitas sangat penting untuk mengurangi beban penyakit global. Sumber


