Sheffield Wednesday: Pesawat, Protes, dan Klub Phoenix – Suporter Championship Owls Mendesak Chansiri Mundur
InLiber Tim Redaksi
InLiber Tim Redaksi 4 bulan yang lalu
Tim Redaksi #Berita Olahraga
0
2.8K

Sheffield Wednesday: Pesawat, Protes, dan Klub Phoenix – Suporter Championship Owls Mendesak Chansiri Mundur

Sambil bernyanyi di luar King Power Stadium, suporter Sheffield Wednesday melihat pesawat berkeliling dengan pesan tajam untuk pemilik klub, Dejphon Chansiri.

Sambil bernyanyi di luar King Power Stadium, suporter Sheffield Wednesday melihat pesawat berkeliling membawa pesan “Dejphon Chansiri Out”.

Di tribun pendukung tandang yang kosong, banner lain telah dipasang menuntut sang pemilik untuk menjual klub dan angkat kaki dari Hillsborough.

Setelah hampir satu dekade bersama rencana megah untuk kembali ke Premier League, suporter Wednesday bersatu melawan sosok yang kini dianggap musuh bersama. Mereka menuntut Chansiri mencari pembeli dan menyerahkan kendali klub.

Sekitar 2.000 pendukung menunggu di luar, membawa bendera yang menampilkan Chansiri dimodifikasi seperti karakter Del Boy dari serial Only Fools and Horses, dengan pesan singkat: “Jual klub, plonker!”

Protes ini berlangsung riang meski mantan pemain pinjaman Shea Charles yang tiba di stadion disambut hangat—saudaranya, Pierce, adalah kiper Wednesday. Namun, kekhawatiran mendalam di antara suporter dan sekitar klub tidak terbantahkan.

Suporter sengaja menunda masuk hingga menit ke-5, menciptakan tribun tandang yang kosong untuk menunjukkan besarnya kekecewaan. Begitu berada di dalam, terutama saat Wednesday unggul dalam kekalahan 2-1 yang ketat, teriakan “Chansiri keluar” menggema lebih lantang dari nyanyian tuan rumah.

Kontrasnya sangat tajam dengan Leicester City. Di dekatnya, sekitar 50 yard, suporter Foxes sebelumnya menaburkan bunga di monumen Vichai Srivaddhanaprabha, pemilik pendahulu yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada 2018. Khun Vichai tak hanya membawa gelar Premier League, tetapi juga dermawan, menyumbang £2 juta untuk rumah sakit anak pada 2016.

Sementara itu, Chansiri yang kini bungkam sepanjang musim panas, kerap membayar terlambat dan diabaikan banyak pihak. “Ini membunuh klub. Sisi positifnya, suporter akhirnya bersatu dan hanya ingin Chansiri pergi,” ujar Ian Bennett, ketua Sheffield Wednesday Supporters’ Trust.

Bagaimana Wednesday sampai di titik ini?

Chansiri, yang keluarganya memiliki perusahaan seafood Thai Union Group, membeli Sheffield Wednesday dari Milan Mandaric pada 2015, namun menorehkan penurunan performa. Pada 2020, The Owls dihukum penalti 12 poin (dikurangi menjadi enam poin) lantaran melanggar aturan keberlanjutan keuangan EFL, lalu terdegradasi.

Mereka sempat kembali ke Championship pada 2023, tetapi kemudian dikenai embargo transfer karena hutang kepada HMRC. Musim panas ini, pelatih kepala Danny Rohl dan sebagian besar stafnya angkat kaki, digantikan asistennya Henrik Pedersen.

Tribun Utara di Hillsborough ditutup akibat masalah struktural, sementara pemain mengajukan pemberitahuan hengkang karena terlambat dibayar dua bulan berturut-turut sesuai regulasi FIFA. Beberapa pemain, termasuk Josh Windass dan Michael Smith, telah pindah, dengan Djeidi Gassama dijual ke Rangers seharga £2,2 juta.

Nathaniel Chalobah celebrates his goal at Leicester

EFL menjerat klub dan Chansiri pada Juni lalu karena pembayaran gaji terlambat, sementara PFA menyebut situasi ini “mencengangkan”. Mereka terus berhubungan dengan skuad yang bahkan memboikot laga persahabatan terakhir melawan Burnley.

Apa langkah selanjutnya?

Regulator sepak bola independen diharapkan bisa segera diresmikan tahun ini setelah undang-undang Football Governance Act diberlakukan. Namun, untuk Wednesday, implementasinya masih jauh.

“Mereka paham masalah besar yang melanda Wednesday dan perlunya tindakan cepat,” kata Clive Betts, anggota parlemen Sheffield South East yang ikut hadir di Leicester.

Klub menerima pembayaran solidaritas dari Premier League pekan ini untuk melunasi utang, tetapi dana itu tak akan bertahan lama. Penutupan Tribun Utara dan boikot suporter meredam pemasukan vital, sementara embargo transfer baru bisa dibuka pada 2027.

EFL menyatakan tengah berdiskusi lanjut dengan Chansiri soal penjualan, dan beberapa calon investor sudah ditolak. Sementara Supporters’ Trust menyiapkan rencana pendirian klub phoenix jika Chansiri tak segera bergerak.

“Saya tidak yakin akan sampai ke situ, tapi sebagai dukungan yang bertanggung jawab kami mempersiapkan skenario tersebut. Masalah Sheffield Wednesday bukan kurangnya pembeli, melainkan kurangnya penjual yang kredibel,” ujar James Silverwood, wakil ketua Trust.

Seruan protes fans menegaskan krisis manajerial dan finansial Sheffield Wednesday, memicu tuntutan mendesak agar Dejphon Chansiri menyerahkan kendali klub demi masa depan yang lebih baik.

Topik ini dilaporkan oleh BBC Sport.

Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Olahraga pada tanggal 10-08-2025. Artikel berjudul "Sheffield Wednesday: Pesawat, Protes, dan Klub Phoenix – Suporter Championship Owls Mendesak Chansiri Mundur" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Olahraga. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.

Informasi dalam artikel " Sheffield Wednesday: Pesawat, Protes, dan Klub Phoenix – Suporter Championship Owls Mendesak Chansiri Mundur " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Olahraga. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.

0
2.8K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.