Remaja Somerset Raih Sorotan Dunia Lewat Film Dokumenter tentang Bigfoot

Seorang remaja asal Somerset, Inggris, menarik perhatian luas lewat sebuah film dokumenter tentang makhluk legendaris Bigfoot (Sasquatch). Proyek ini mengikuti perjalanan Daniel Lee Barnett, 15 tahun, dari pedesaan Quantock Hills menuju Washington, Amerika Serikat, bersama tim ahli untuk menelusuri jejak yang diduga milik makhluk legendaris tersebut.

Dokumenter berjudul My Bigfoot Life dibuka dengan penemuan jejak kaki besar di hutan dekat rumahnya, yang kemudian diuji menggunakan analisis DNA dan diduga mengandung sisa primata purba. Meski belum ada bukti konklusif seperti fosil atau foto berkualitas, Bigfoot tetap menjadi ikon budaya berkat kajian kryptozoolologi (kriptozoologi) dan kisahnya yang terus hidup dalam buku, film, dan acara televisi.

"Washington dikenal sebagai ibu kota Bigfoot karena banyak laporan muncul di sana, terutama di wilayah Taman Nasional Olympic," kata Daniel.

"Saya beruntung bisa bekerja dengan beberapa peneliti Bigfoot yang luar biasa dan belajar banyak dari mereka sebagai mentor," tambahnya.

Dokumenter ini juga mengikuti pencarian Bigfoot, atau Sasquatch (orang hutan liar), yang maknanya berasal dari bahasa setempat sejak penemuan jejak besar pertama di California Utara pada 1958. Meskipun belum ada bukti mutlak, kryptozoolologi menegaskan bahwa makhluk ini tetap menjadi fokus minat publik dengan banyak referensi di buku, film, dan acara TV.

Washington disebut sebagai "ibu kota Bigfoot" dunia karena jumlah laporan tertinggi tercatat di negara bagian itu, khususnya di wilayah sekitar Taman Nasional Olympic.

Dalam wawancara dengan INLIBER Somerset, Daniel juga menyebut dirinya sempat berbicara di sebuah konferensi di Florida tentang autisme di hadapan audiens sekitar 5.000 orang. "Dari dulu saya sering kesulitan di sekolah; empat dinding kelas terasa seperti kotak. Namun saat berada di hutan, saya bisa tenang dan lebih fokus," ujarnya. "Perjalanan menemani nenek dan kakek mencari satwa, bukan sekadar rusa, membuat dunia sadar bahwa aktivitas di luar ruangan sangat penting untuk keseimbangan hidup."

Sungguh Luar Biasa

Kakek-nenek Daniel yang ikut syuting melihat perubahan besar pada dirinya: alam terbukti membantu ia berkembang menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan mudah diajak berkomunikasi. "Sejak Daniel mengajak kami menjelajah hutan untuk mencari hal-hal di dalamnya, perubahan pada dirinya sangat jelas," ujar sang nenek. "Dia menjadi tenang, lebih ceria, dan antusias."

"Saya tak bisa menjelaskan betapa besar dampaknya. Melihatnya menonton filmnya sendiri bersama kami di bioskop adalah momen yang sangat membanggakan," tambah kakeknya.

Setelah dua tahun proses produksi, Daniel akhirnya menonton karya tersebut bersama ayah dan kru di bioskop; pengalaman itu terasa sangat luar biasa baginya. Film ini telah dirilis di bioskop dan kini tersedia untuk streaming di Inggris dan Amerika Serikat, menandai tonggak penting dalam kariernya di dunia perfilman dokumenter.

Ringkasnya, cerita ini menyoroti keberanian seorang remaja mengeksplorasi alam sambil menyingkap tantangan autisme, serta bagaimana dukungan keluarga dapat mendorong pertumbuhan pribadi melalui pengalaman di luar ruangan.

Komentar ahli: Seorang pakar kryptozoolologi menilai bahwa karya seperti ini membantu meningkatkan pemahaman publik tentang budaya seputar alam liar sambil memberi contoh positif tentang kesejahteraan bagi remaja. Menurutnya, narasi pribadi mengenai autisme bisa memperkuat empati penonton tanpa mengurangi rasa ingin tahu ilmiah.

Ringkasan singkat: Film ini menampilkan keberanian seorang remaja mengeksplorasi alam dan membahas autisme di tengah pencarian makhluk legenda. Proyek ini membawa kisah pribadi ke layar lebar dan kini bisa dinikmati lewat layanan streaming di beberapa negara. Dukungan keluarga serta pengalaman di alam dipandang sebagai faktor kunci perkembangan diri Daniel.

Inti cerita: Ketekunan seorang remaja dalam mengejar penemuan alam dan dukungan keluarga bisa menjadi pintu gerbang pertumbuhan pribadi. Sumber: BBC