Meningkatnya Imbal Hasil Treasury Memicu Kekhawatiran Defisit AS di Pasar Saham
Imbal hasil obligasi Treasury melonjak tajam, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap defisit anggaran Amerika Serikat yang semakin membengkak dan dampaknya pada pasar keuangan global.
Colin adalah Editor Asosiasi yang fokus pada berita teknologi dan keuangan. Dengan pengalaman lebih dari tiga tahun dalam mengedit, memeriksa fakta, dan mengoreksi konten terkait peristiwa keuangan dan politik terkini, ia meraih gelar M.A. jurnalisme dari The New School dan B.A. sejarah serta ilmu politik dari McGill University.
Intisari Utama
- Imbal hasil Treasury melonjak setelah lelang surat utang 20 tahun menunjukkan penurunan minat investor karena kekhawatiran defisit pemerintah yang tidak berkelanjutan.
- Para analis Morgan Stanley memprediksi level imbal hasil saat ini akan berdampak pada pasar saham dan menekan valuasi aset.
- Badan pemeringkat kredit Moody's menurunkan peringkat utang pemerintah AS seiring Kongres menyusun undang-undang pajak dan belanja yang diperkirakan menambah triliunan dolar pada utang publik AS.
Pergerakan obligasi Treasury semakin dinamis pada Rabu, dengan imbal hasil yang melonjak tinggi akibat kekhawatiran atas pembelanjaan defisit pemerintah AS yang makin membesar.
Imbal hasil obligasi Treasury 30 tahun meroket hingga 5,1%, level tertinggi sejak November 2023, menyusul hasil lelang surat utang 20 tahun yang mengejutkan pasar dengan permintaan yang melemah. Sementara itu, imbal hasil Treasury 10 tahun, yang mempengaruhi suku bunga berbagai pinjaman konsumen dan bisnis, mencapai sekitar 4,61%, level tertinggi sejak Februari.
Kementerian Keuangan mengumumkan hasil lelang surat utang 20 tahun yang menunjukkan penurunan permintaan dibandingkan bulan sebelumnya. Imbal hasil tertinggi lelang naik dari 4,81% menjadi hampir 5,05%, sementara rasio bid-to-cover turun dari 2,63 menjadi 2,46, menandakan minat investor yang menurun.
Kenaikan imbal hasil ini memberikan tekanan pada pasar saham. Indeks S&P 500 yang sempat bergerak sedikit melemah pada siang hari, akhirnya ditutup turun 1,6%, menandai penurunan selama dua hari berturut-turut.
Imbal Hasil Tinggi Jadi Tantangan bagi Pasar Saham
Imbal hasil yang tinggi saat ini dapat menjadi masalah bagi pasar saham. Tingginya imbal hasil berarti suku bunga pinjaman konsumen dan bisnis juga meningkat, sehingga mengurangi daya tarik aset berisiko seperti saham.
"Jika imbal hasil 10 tahun menembus 4,50%, korelasi antara pengembalian saham dan imbal hasil obligasi kemungkinan akan menjadi negatif secara signifikan, sehingga menekan valuasi," tulis para analis Morgan Stanley dalam sebuah catatan riset awal bulan ini.
Saat ini, saham yang baru saja bangkit dari penurunan tajam pada April diperdagangkan dengan valuasi yang relatif tinggi. Pada penutupan Jumat lalu, rasio P/E S&P 500 berada di angka 23,82, jauh di atas rata-rata 10 tahun sekitar 18.
Fokus Investor pada RUU Pajak dan Belanja Partai Republik
Imbal hasil mulai naik sejak awal bulan ketika tanda-tanda meredanya ketegangan dagang membuat investor yakin bahwa AS akan terhindar dari resesi tahun ini. Sikap hati-hati Federal Reserve dalam menurunkan suku bunga juga memicu penyesuaian ekspektasi pasar yang mendorong kenaikan imbal hasil.
Minggu ini, imbal hasil terdorong lebih tinggi oleh RUU pajak dan belanja yang diajukan Partai Republik di Kongres. RUU ini bertujuan memperpanjang dan menambah berbagai pemotongan pajak dari Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Penciptaan Lapangan Kerja yang disahkan pada masa pemerintahan Presiden Trump, yang diperkirakan akan meningkatkan defisit federal secara signifikan dalam dekade mendatang.
Membengkaknya defisit AS membuat investor global mulai meragukan status utang AS sebagai aset bebas risiko utama dunia. Pada Jumat lalu, Moody's menjadi lembaga pemeringkat kredit besar terakhir yang menurunkan peringkat kredit AS dari AAA, peringkat tertinggi yang pernah diberikan.
Apakah Anda memiliki informasi berita untuk tim ZAMONA? Silakan kirim email ke tips@ZAMONA.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Pasar pada tanggal 02-10-2024. Artikel berjudul "Meningkatnya Imbal Hasil Treasury Memicu Kekhawatiran Defisit AS di Pasar Saham" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Pasar. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Meningkatnya Imbal Hasil Treasury Memicu Kekhawatiran Defisit AS di Pasar Saham " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Pasar. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


