Jam Tangan Pintar: Ketergantungan, Manfaat, dan Kecemasan Digital

Jam Tangan Pintar: Ketergantungan, Manfaat, dan Kecemasan Digital

Jam tangan pintar makin populer di Indonesia. Artikel ini membahas manfaat kesehatan, risiko ketergantungan, dampak psikologisnya, serta pandangan ahli tentang akurasi dan penggunaan data.

Ada tren menarik di kalangan pengguna jam tangan pintar di Indonesia: perangkat ini menempel sepanjang hari di pergelangan tangan, mengumpulkan data kebugaran dan kesehatan. Banyak orang merasakan manfaatnya, namun tidak sedikit yang merasa teknologi ini malah menambah beban mental. Artikel ini menjelaskan bagaimana alat ini bekerja, batas akurasinya, dan dampaknya pada rutinitas harian kita.

Jam tangan pintar kini jadi bagian gaya hidup di kota-kota besar Indonesia. Harga model mulai sekitar Rp2 juta hingga puluhan juta rupiah, tergantung merek, fitur, serta seberapa canggih sensor yang dipakai.

Fitur utama mencakup pelacakan tidur, detak jantung, variabilitas detak jantung (HRV), tingkat oksigen dalam darah (SpO2), serta estimasi VO2 max yang menggambarkan kapasitas aerobik. Banyak model menggunakan sensor di bagian belakang jam dengan sinar LED hijau untuk memantau aliran darah dan denyut nadi; beberapa perangkat lain mampu mendeteksi perubahan sinyal listrik kulit untuk menilai tingkat stres.

Kristian Johnson/INLIBER A close-up of a woman checking her smart watch by pressing buttons and looking at statistics showing up on the screen.

Apa semua data itu benar-benar akurat? Para pakar mengatakan ada keseimbangan antara manfaat yang bisa menyelamatkan nyawa dengan kemungkinan membuat pengguna menjadi "khawatir berlebih" karena terlalu banyak angka. Perangkat ini bisa menjalankan tes seperti elektrokardiogram (ECG) untuk memantau kesehatan jantung dan mendeteksi fibrilasi atrium (AF). Namun meski bisa memberi peringatan dini, jam tangan ini bukan alat medis dan tidak menggantikan pemeriksaan profesional.

A woman with a patterned covering on her hair takes a selfie in front of a grassy field and a lake.

Menurut Profesor Niels Peek, ahli Data Science dari Universitas Manchester, penggunaan jam tangan pintar perlu menjaga "keseimbangan yang tepat". Sisi positifnya adalah teknologi yang terus berkembang bisa membantu mendeteksi masalah kesehatan sebelum gejala muncul, tetapi peningkatan data juga bisa membuat orang menjadi terlalu khawatir tentang kesehatan mereka.

Mark Morton A man in a surgery room smiles, wearing a hair net and navy medical scrubs.

Beberapa pengguna memiliki hubungan yang lebih sehat dengan perangkatnya. Seorang profesional kebugaran dari Inggris menceritakan bagaimana jam tangan yang dia pakai membantunya memahami pola tidur dan motivasi untuk hidup lebih sehat. Ia menyadari kualitas tidur ternyata sangat memengaruhi energi harian dan kinerjanya.

Kristian Johnson/INLIBER A close-up of a woman checking her smart watch by pressing buttons and looking at statistics showing up on the screen.

Saat mengikuti lomba lari komunitas 5 km, saya pun sering memeriksa jam tangan untuk melihat perkembangan ritme dan pace. Namun penting untuk memahami bahwa data tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak variabel seperti sinyal GPS dan posisi jam di pergelangan tangan, sehingga tidak selalu mencerminkan kecepatan sesaat dengan akurat.

Getty Images Three runners look at their wrists with smartwatches attached, an image taken from above focusing on their arms and wrists.

Dr Kelly Bowden-Davies, dosen senior di Departemen Ilmu Olahraga Manchester Metropolitan University, menjelaskan bahwa jam tangan pintar tidak memberikan hasil setara tes laboratorium. GPS bisa tidak stabil, dan pergerakan jam di pergelangan tangan bisa memengaruhi data. Namun ia menilai fondasi data itu tetap berguna sebagai gambaran pribadi untuk membandingkan kemajuan, bukan sebagai ukuran kesehatan mutlak.

Mark Morton A man in a surgery room smiles, wearing a hair net and navy medical scrubs.

Beberapa pengguna memang bisa mendapatkan manfaat nyata, seperti meningkatkan kesadaran terhadap pola tidur. Salah satu contoh adalah seorang ayah dari Cheshire yang merubah kebiasaannya karena data jam tangan, hingga kualitas tidurnya jadi lebih baik dan energi pagi terasa lebih tinggi.

Di momen lomba, saya mencatat waktu tempuh 22 menit 28 detik. Meskipun bukan rekor pribadi, saya senang dengan kemajuan yang saya raih dan data yang bisa saya kaji ulang untuk latihan berikutnya.

Kristian Johnson/INLIBER A woman with brown hair in a purple sports jacket stands in a park, looking at her smartwatch.

Soal akurasi, Dr Bowden-Davies menekankan bahwa jam tangan pintar tidak dimaksudkan untuk menggantikan alat ukur profesional. Namun sebagai baseline pribadi, alat ini bisa membantu Anda melihat apakah diri Anda lebih cepat, tidur lebih nyenyak, atau membakar lebih banyak kalori dari waktu ke waktu.

Komentar ahli

Profesor Bowden-Davies menegaskan lagi bahwa jam tangan pintar bukan perangkat medis, tetapi bisa jadi fondasi untuk memahami pola latihan pribadi. Meski begitu, terlalu banyak data tanpa konteks bisa memicu kebingungan dan kecemasan pada beberapa orang.

Ringkasan singkat

Jam tangan pintar menawarkan gambaran kebugaran yang berguna sebagai baseline personal, tetapi tidak menggantikan evaluasi medis. Data bisa memotivasi jika digunakan dengan bijak, namun bisa menimbulkan kekhawatiran jika interpretasinya tidak jelas. Gunakan perangkat secara seimbang dan selalu perhatikan konteks kesehatan Anda.

Inti utama: jam tangan pintar bisa membantu memantau kesehatan, tetapi jika data tidak dipahami dengan benar, itu bisa meningkatkan stres. Sumber: BBC News.
0
0

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.