Influencer TikTok soal Wales: Wales Seharusnya Negara Sendiri
Influencer TikTok menilai Wales bukan negara terpisah dari Inggris, memicu respons luas dan menyoroti identitas serta bahasa Wales menjelang Piala Dunia 2026.
Sebuah pernyataan dari seorang influencer TikTok memicu perdebatan sengit soal identitas Wales di media sosial. Ia berpendapat Wales tidak perlu menjadi negara terpisah dari Inggris untuk Piala Dunia 2026, sebuah gagasan yang menuai pro kontra keras.
Video singkatnya dengan klaim tersebut menjadi viral karena menyinggung kedekatan geografis Wales dengan Inggris dan isu status nasional Wales di acara sepak bola dunia.
Kontroversi di media sosial
Pernyataan itu beredar luas di TikTok, disertai cuplikan pemandangan Wales dan penjelasan tentang sejarah Wales. Akun dengan lebih dari 1,4 juta pengikut lalu mengungkapkan bahwa ia telah belajar lebih dalam soal bahasa dan budaya Wales sebelum menarik kembali pandangannya secara penuh.
Pemikiran tersebut memantik respons keras dari banyak warga Wales yang menegaskan Wales adalah negara dengan budaya dan bahasa sendiri, layak diakui secara terpisah di panggung internasional.
Respon komunitas Wales

Seorang tokoh publik seperti Elen Wyn menekankan pentingnya menjaga bahasa Wales yang telah lama menjadi bagian dari identitas nasional. Ia menilai bahasa Wales adalah inti budaya yang perlu dipromosikan dan dilestarikan.
Elen menegaskan bahwa bahasa Wales adalah bahasa yang lebih tua daripada bahasa Inggris, membawa cerita, musik, puisi, dan komunitas yang kuat. Ia menegaskan bahwa bahasa Wales perlu dihargai meski respons publik beragam.
Menurut data resmi, bahasa Wales pernah digunakan oleh sekitar 90% penduduk pada abad ke-16, namun pada Juni tahun ini sekitar 27,2% orang masih menggunakan bahasa Wales.
Sejarah hubungan Inggris-Wales
Hubungan panjang antara Inggris dan Wales membentuk identitas Wales sebagai bangsa. Penaklukan Norman pada abad ke-11 membawa gelar Prince of Wales pada abad ke-13, dan Wales secara formal menjadi bagian dari Inggris melalui Act of Union pada 1536. Wales menjadi bagian Britania Raya pada 1707, meski budaya Wales tetap mempertahankan keunikannya. Pada abad ke-19, bahasa Wales kehilangan ruang di hadapan kebijakan pendidikan berbahasa Inggris. Welsh Language Act 1993 kemudian memberi bahasa Wales status setara dengan bahasa Inggris dalam kehidupan publik dan urusan pemerintahan.

Cai Rhys, warga Cardiff berusia 26 tahun, menekankan bahwa banyak orang Inggris kurang memahami Wales sebagai negara dengan bahasa dan budaya yang unik. Ia menegaskan Wales layak diakui sebagai negara dengan identitas sendiri, bukan sekadar saudara Inggris.

Komentar ahli
Dr. Aisyah Rahman, pakar bahasa dan budaya di universitas terkemuka menyoroti bahwa perdebatan ini menekankan pentingnya konteks sejarah dan identitas nasional. Ia menegaskan bahasa Wales adalah bagian vital dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Pelajaran dari respons publik menunjukkan bahwa warga Wales berfokus pada persatuan untuk menjaga bahasa dan budaya mereka meskipun ada tekanan politik di Britania Raya.
Ringkasan singkat
Kontroversi ini lahir dari pandangan pribadi seorang influencer dan memicu diskusi luas tentang identitas Wales, bahasa Wales, serta status Wales dalam kerangka Britania Raya. Komunitas Wales menegaskan komitmen mereka untuk melestarikan bahasa dan budaya, sambil menekankan perlunya pemahaman sejarah yang akurat dan penghormatan terhadap identitas nasional.
Inti pesan: pentingnya menghormati identitas Wales sebagai negara dengan bahasa dan budaya sendiri. BBC News


