Brighton Minta Maaf atas Kontroversi Cina Karena Foto Tentara Jepang WWII
Brighton & Hove Albion meminta maaf setelah posting media sosial yang menampilkan tentara Jepang dalam konteks Perang Dunia II memicu kemarahan di Cina.
Brighton & Hove Albion telah meminta maaf setelah unggahan media sosialnya memicu kemarahan di Cina. Postingan itu menampilkan Kaoru Mitoma, pemain internasional Jepang, bersama sebuah kartu pemain yang menggambarkan Hiroo Onoda, tentara Jepang yang menolak menyerah.
Kemunculan gambar tersebut memicu respons di Cina karena sejarah kekejaman Jepang selama Perang Dunia II yang masih terasa hingga saat ini.
Menurut keterangan akademi Brighton, unggahan itu dimaksudkan untuk mengumumkan partisipasi akademi U12 dalam Turnamen Christmas Truce Premier League serta kemenangan Education Project klub di tingkat nasional.
Onoda dikenal sebagai tentara Jepang terakhir yang menyerah setelah bertahan di hutan Filipina selama 29 tahun. Ia mendapat sambutan hangat ketika pulang ke Jepang. Pemerintah Filipina kala itu memberikan pengampunan meski ia membunuh sekitar 30 orang di Lubang.
Klub kemudian menyampaikan permintaan maaf atas kekeliruan yang menimbulkan reaksi di Cina terkait posting tersebut. Mereka menegaskan tidak bermaksud menyinggung siapa pun.
Selain gambar, unggahan menyebut tim U12 putra Brighton akan ke Belgia untuk mengikuti Christmas Truce Cup, bagian dari Premier League Education Project. Liga Inggris menjelaskan turnamen ini memberi pemain akademi U12 kesempatan menampilkan bakat di hadapan klub Eropa terkemuka sambil memahami konteks sejarah dunia.
Menurut pejabat Brighton, kasus ini murni keliru dan tidak diketahui klub maupun Premier League. Liga juga tidak mengetahui secara spesifik orang orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.
Komentar Ahli
Komentar ahli: Seorang analis budaya olahraga menekankan pentingnya pelabelan sejarah yang jelas dalam materi promosi, khususnya untuk audiens global. Kesalahan seperti ini bisa merusak hubungan klub dengan pendukung internasional.
Inti Berita: promosi konten sejarah perlu dipastikan konteksnya agar tidak menyinggung publik lintas negara. Klub berjanji memperbaiki proses penyaringan konten dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Ringkasan
Ringkasan: Kejadian ini menyoroti tantangan komunikasi lintas budaya di era media sosial. Brighton menegaskan niat baiknya, namun mendapat respons keras dari Cina. Turnamen pendidikan Premier League yang diikuti skuad U12 menjadi fokus tambahan soal konteks sejarah dalam promosi klub.
Inti dari kasus ini adalah pentingnya memeriksa konteks sejarah dalam materi promosi klub agar tidak menyinggung audiens internasional. Sumber: BBC Sport.


