Mengapa Orang Menutup Mulut Saat Tidur dan Risikonya
Taping mulut viral di media sosial dengan klaim membantu bernapas lewat hidung. Pelajari manfaat, risiko, dan alternatif lebih aman untuk tidur lebih berkualitas.
Tren menempelkan plester di bibir saat tidur sempat viral di platform media sosial. Banyak orang percaya hal itu bisa mendorong bernapas lewat hidung sepanjang malam dan membawa sejumlah manfaat kesehatan. Artikel ini mengurai kebenaran di balik klaim tersebut dan menawarkan panduan aman bagi pembaca Indonesia.
Apa maksud tren menutup mulut?
Gagasan utama adalah memaksa udara masuk lewat hidung ketimbang mulut saat tertidur. Bernapas melalui hidung memang memiliki beberapa manfaat, seperti saringan alergen, pengatur suhu udara, dan menjaga kelembapan tenggorokan. Namun, kenyataannya banyak faktor yang membuat orang bernapas lewat mulut saat tidur.
- Menurunkan tekanan darah secara berpotensi pada sebagian orang
- Menyaring alergen lebih baik
- Menstabilkan suhu udara yang dihirup
- Membantu menjaga kelembapan tenggorokan
- Mengurangi bau mulut
- Menurunkan kecemasan
- Potensi mengurangi gejala apnea tidur obstruktif pada beberapa kasus
Apakah benar efektif?
Kebanyakan klaim tidak didukung bukti kuat. Riset yang ada sangat terbatas, ukuran sampel kecil, dan hasilnya tidak konsisten. Satu studi kecil melaporkan berkurangnya ngorok pada 30 peserta, sedangkan studi lain tidak menunjukkan perubahan pada 36 orang dengan apnea tidur obstruktif.
Penelitian pada 2022 menunjukkan bahwa pembatas mulut dengan plester membuat beberapa orang mengembangkan napas melalui pipi dan bernapas lebih keras selama tidur, tanpa menghentikan pernapasan lewat mulut.
Apa risiko yang mungkin terjadi?
Selain tidak terbukti bermanfaat, tindakan ini bisa memperburuk masalah pernapasan atau mengurangi asupan oksigen pada malam hari. Para pakar kesehatan tidur memperingatkan bahwa plester mulut tidak cocok bagi mereka yang cenderung mendengar napasnya sendiri melalui hidung. Ia juga bisa menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi pada bibir yang lebih sensitif. Metode ini tidak disarankan untuk anak-anak karena mekanisme perlindungan tubuh mereka belum matang.
Alternatif lebih aman untuk tidur lebih nyenyak
- Tidur miring: Banyak studi menunjukkan posisi tidur miring bisa mengurangi ngorok dan membantu aliran napas.
- Pita hidung (nasal strips): Alat sederhana yang membantu menjaga saluran napas tetap terbuka tanpa menutup mulut.
- Kebersihan tidur: Tetapkan jadwal tidur konsisten, hindari alkohol, rokok, dan kafein beberapa jam sebelum tidur, serta minimalkan paparan cahaya dan kebisingan.
- Olahraga teratur: Aktivitas fisik membantu memperbaiki kualitas napas dan bisa menurunkan berat badan yang menjadi penyebab apnea.
- Kesehatan mulut: Menjaga kebersihan gigi dan lidah dapat mengurangi bau mulut meski tidak secara langsung memengaruhi pernapasan malam hari.
- Konsultasikan ke dokter: Jika masalah tidur berlanjut, temui dokter untuk evaluasi penyebab napas tidak lancar dan saran perawatan.
Haruskah mencoba?
Sebagai panduan umum, tidak direkomendasikan karena manfaatnya belum terbukti dan risikonya cukup besar. Jika tetap ingin mencoba, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Pilih plester yang bernapas, bersifat elastis, dan uji reaksi kulitnya dengan uji selama 10 menit di siang hari.
Alternatif lain yang bisa dicoba
Berikut langkah praktis untuk tidur lebih nyenyak tanpa menutup mulut:
Tidur miring
Posisi tidur samping cenderung mengurangi ngorok dan mendukung napas hidung yang lebih stabil, terutama jika kasur dan bantal dipilih sesuai.
Pita hidung
Alat sederhana ini membantu menjaga saluran napas tetap terbuka tanpa menghambat mulut.
Kebersihan tidur
Rutin menjaga jam tidur, menghindari alkohol, merokok, dan kafein dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan.
Olahraga teratur
Aktivitas fisik 30 menit per hari bisa berdampak besar pada pernapasan malam dan berat badan.
Kesehatan mulut
Gigi dan lidah yang bersih mengurangi bau mulut meski tidak langsung mengubah pola napas.
Konsultasi medis
Untuk gejala napas tidak lancar yang berlanjut, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis tidur untuk diagnosis dan pengobatan tepat.
Komentar ahli
Ahli tidur, Dr. Sari Utami, menyatakan bahwa bukti ilmiah tentang manfaat menutup mulut masih sangat lemah. Ia menegaskan tindakan ini berisiko bagi mereka yang rentan terhadap gangguan pernapasan hidung.
Ringkasan singkat
Klaim manfaat menutup mulut saat tidur belum didukung bukti ilmiah yang kuat. Ada risiko iritasi kulit, gangguan pernapasan, dan berpotensi mengurangi asupan oksigen. Pilihan yang lebih aman meliputi tidur miring, penggunaan pita hidung, menjaga kebersihan tidur, serta gaya hidup sehat; jika masalah napas berlanjut, konsultasikan ke dokter.
Kunci utama: tren ini tampak sederhana, tetapi bukti ilmiahnya belum meyakinkan dan berpotensi menimbulkan risiko bagi tidur Anda.


