Kebijakan Suku Bunga yang Stabil, Namun Inflasi Masih Jadi Perhatian Utama
Para pejabat Federal Reserve menilai suku bunga saat ini sudah memadai, namun jika inflasi tidak turun lebih jauh, kenaikan suku bunga tambahan bisa menjadi langkah yang diperlukan.
Beberapa pejabat Federal Reserve menyampaikan bahwa suku bunga saat ini sudah berada pada level yang cukup, sehingga kemungkinan besar akan dipertahankan pada pertemuan mendatang.
Meskipun ekonomi masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat, kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan tetap ada tergantung pada data ekonomi yang akan datang.
Poin Penting
- Para pejabat Federal Reserve menyarankan agar suku bunga tetap berada di kisaran 5,25% hingga 5,5% pada pertemuan berikutnya.
- Beberapa anggota mengekspresikan kekhawatiran terhadap inflasi yang masih tinggi, yang dapat mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut di masa depan.
- Walaupun tingkat pengangguran diperkirakan meningkat, Presiden Fed New York, John Williams, menyebut kenaikan tersebut tidak akan separah resesi sebelumnya.
Presiden Federal Reserve Dallas, Lorie Logan, menegaskan bahwa tingkat suku bunga saat ini sudah cukup tinggi untuk sementara waktu. Namun, karena inflasi masih berada di atas target Federal Reserve sebesar 2%, pengendalian inflasi tetap menjadi prioritas utama.
"Inflasi yang menurun belum tentu berarti inflasi sudah cukup rendah," ujarnya dalam pidato di Dallas Business Club, Southern Methodist University. "Jika inflasi tinggi menjadi membandel, diperlukan kenaikan suku bunga yang lebih besar dan berdampak lebih mahal untuk mengembalikan stabilitas harga."
Meskipun siklus kenaikan suku bunga saat ini dianggap memadai, bank sentral tidak bisa mengabaikan kemungkinan kenaikan lebih lanjut jika data ekonomi menunjukkan harga yang tetap tinggi.
"Melewati satu kesempatan bukan berarti berhenti," tegasnya mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan.
Kebijakan Moneter yang Cukup Ketat
Dalam wawancara bersama Bloomberg, Presiden Fed New York John Williams menyatakan bahwa kebijakan moneter saat ini sudah cukup ketat untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi sekaligus inflasi.
Williams juga menyoroti pentingnya memantau pasar tenaga kerja secara lebih luas, bukan hanya tingkat pengangguran, untuk melihat keseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Walaupun pengangguran diperkirakan naik, ia yakin peningkatan tersebut tidak akan mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
"Kita akan melihat sedikit kenaikan tingkat pengangguran, tetapi tidak sebesar yang terjadi pada resesi sebelumnya," katanya.
Presiden Fed Boston, Susan Collins, sebelumnya menyebutkan bahwa efek tertunda dari kenaikan suku bunga berarti tingkat tersebut perlu dipertahankan untuk saat ini, namun kenaikan di masa depan tetap memungkinkan. Demikian pula, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, menegaskan perlunya memberi waktu agar efek kenaikan suku bunga bisa terlihat sebelum melakukan penyesuaian lebih lanjut.
Pernyataan dari para pejabat Fed ini muncul menjelang masa 'quiet period' yang dimulai akhir pekan ini, di mana mereka dilarang membuat pernyataan publik menjelang pertemuan Federal Reserve pada 19 September.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Berita Ekonomi pada tanggal 13-09-2023. Artikel berjudul "Kebijakan Suku Bunga yang Stabil, Namun Inflasi Masih Jadi Perhatian Utama" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Berita Ekonomi. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Kebijakan Suku Bunga yang Stabil, Namun Inflasi Masih Jadi Perhatian Utama " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Berita Ekonomi, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


