5 Metode Putus Hubungan Paling Toksik yang Perlu Kamu Waspadai
Pelajari lima cara putus hubungan toksik—benching, banksing, ghosting, submarining, dan skrooge—serta kiat melindungi diri dari dampak emosionalnya.
Memutus hubungan tidak selalu mudah. Kadang seseorang memilih taktik toksik untuk menghindari dialog sulit, sehingga proses perpisahan bisa terasa lebih ringan bagi yang menyudahi. Namun metode ini bisa sangat menyakiti pihak yang ditinggalkan dan membuat proses penyembuhan jadi lebih lambat.
Di bawah ini kami jelaskan lima cara putus hubungan yang sangat toksik, bagaimana mengenalinya, dan bagaimana Anda bisa melindungi diri Anda sendiri saat menghadapi situasi semacam ini.
1. Benching (penundaan hubungan; cadangan)
Benching berarti pasangan tidak berkomitmen penuh pada hubungan, tetapi juga tidak mengakhiri secara jelas. Ia menganggap hubungan sebagai opsi cadangan sambil menunggu peluang lain yang lebih menarik.
Ciri utama benching adalah tidak ada kemajuan nyata secara emosional maupun situasional. Pasangan sering hadir sebentar, membahas masa depan tanpa rencana konkrit bersama.
Cara mengenali Benching
Jika hubungan berjalan tanpa arah jelas dan tidak ada kemajuan meski Anda berinvestasi, kemungkinan Anda berada di bangku cadangan. Pertimbangkan apakah Anda ingin tetap bertahan atau mencari hubungan yang lebih jelas arah tujuannya.
2. Banksing (penjauhan bertahap; klaim "semua baik")
Banksing berarti menjauhi pasangan secara bertahap sambil meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. Pada akhirnya, Anda tidak lagi menerima penjelasan yang jelas ketika hubungan berakhir.
Contoh umum: dia sering menolak bertemu, memperlambat komunikasi, lalu tiba-tiba menghilang tanpa alasan. Istilah ini menggambarkan proses "menabung jarak" sampai akhirnya hubungan diputuskan.
Cara mengenali Banksing
Jika pasangan menghindari pembicaraan serius soal masa depan namun tetap mengatakan semuanya baik-baik saja, itu sinyal bahaya. Ajak pasangan untuk membahas arah hubungan secara jujur, atau pertimbangkan untuk melangkah pergi jika tidak ada kejelasan.
3. Ghosting (menghilang tanpa kabar)
Ghosting adalah hilangnya seseorang dari kehidupan tanpa memberi kabar. Pasangan bisa tidak membalas pesan, telepon, atau pesan di media sosial tanpa penjelasan.
Perilaku ini sangat menyakitkan karena korban dipaksa menebak alasan di balik hilangnya, sering membuat perasaan dihargai berkurang.
Cara mengenali Ghosting
Jika kontak tiba-tiba berhenti setelah sebelumnya berjalan normal, itu tanda ghosting. Tidak ada alasan yang masuk akal untuk hilangnya komunikasi secara tiba-tiba.
4. Submarining (menghilang seperti kapal selam; muncul kembali tanpa penjelasan)
Submarining adalah ketika seseorang menghilang dari kehidupan untuk sementara, lalu kembali seolah tidak terjadi apa-apa. Pasangan kembali tanpa membahas kejadian sebelumnya.
Perilaku ini sering membuat korban bingung dan bisa merusak kepercayaan karena tidak ada klarifikasi.
Cara mengenali Submarining
Jika pasangan sering hilang lalu muncul kembali tanpa penjelasan, waspadai. Komunikasi yang jelas hampir tidak mungkin didapatkan.
5. Skrooge (mengacu pada tokoh Scrooge; putus jelang momen spesial)
Skrooge berasal dari tokoh Ebeneezer Scrooge dan merujuk pada putus hubungan menjelang hari besar agar tidak perlu biaya hadiah atau perayaan. Terkadang juga berarti menolak ikut merayakan bersama keluarga pasangan demi kesendirian.
Ciri umum: pasangan sangat hemat biaya, cenderung menghitung pengeluaran untuk hadiah, dan mengurangi komitmen emosional pada saat momen penting.
Cara mengenali Skrooge
Jika hubungan berakhir mendekati hari besar atau momen spesial, pola ini perlu diwaspadai. Pertahankan harga diri dengan menilai pola perilaku tersebut dan cari cara menjaga keseimbangan emosi Anda.
Komentar ahli: Dr. Rina Nasution, pakar hubungan interpersonal, menekankan bahwa tindakan toksik menunjukkan kurangnya empati. Putus hubungan sebaiknya dilakukan dengan komunikasi jelas, empati, dan saling menghormati.
Inti dari panduan ini adalah menghindari taktik toksik saat mengakhiri hubungan, mengenali tanda-tanda benching, banksing, ghosting, submarining, dan skrooge, serta menjaga diri dengan komunikasi tegas dan empati.
Kejujuran dan empati adalah fondasi hubungan sehat; hindari taktik manipulatif yang hanya menambah luka.


