Memahami Perbedaan Nilai Pasar dan Nilai Intrinsik Saham
Pelajari cara membedakan nilai pasar dan nilai intrinsik saham serta bagaimana memahami arti pentingnya dalam pengambilan keputusan investasi yang cerdas dan menguntungkan.
Nilai intrinsik adalah penilaian matematis yang dibuat oleh analis investasi untuk memperkirakan nilai sebenarnya sebuah perusahaan. Sementara itu, nilai pasar adalah harga aktual yang dibayarkan untuk saham perusahaan di pasar saham.
Jika nilai intrinsik sebuah saham jauh lebih rendah dibandingkan harga pasar saat ini, hal ini bisa jadi tanda peringatan bahwa saham tersebut dinilai terlalu tinggi. Namun, hal ini tidak selalu berarti demikian.
Perbedaan antara nilai intrinsik dan harga pasar dikenal sebagai rasio harga terhadap nilai buku (price-to-book ratio/P/B):
- Harga adalah nilai saham saat ini yang ditentukan oleh pasar.
- Nilai buku adalah jumlah yang secara teori akan diterima pemegang saham jika perusahaan dilikuidasi.
Harga pasar hampir tidak pernah sama persis dengan nilai intrinsik. Biasanya, ketika nilai pasar lebih tinggi dari nilai intrinsik, saham dianggap "overvalued" atau dinilai terlalu tinggi karena pasar mengantisipasi peningkatan pendapatan di masa depan dan memberikan nilai lebih pada perusahaan.
Sebaliknya, ketika nilai intrinsik melebihi nilai pasar, saham tersebut bisa dikatakan "undervalued" atau kurang dihargai, yang berarti pasar mungkin meragukan nilai sebenarnya perusahaan berdasarkan laporan keuangannya.
Poin Penting
- Nilai pasar adalah harga saham perusahaan yang diperdagangkan di bursa seperti Nasdaq atau New York Stock Exchange.
- Nilai intrinsik adalah estimasi nilai sebenarnya perusahaan yang dihitung dengan mengurangkan total kewajiban dari total aset atau menggunakan analisis arus kas diskonto oleh analis investasi.
- Rasio harga terhadap nilai buku (P/B) hanyalah salah satu indikator untuk menilai apakah saham overvalued atau undervalued.
Nilai Pasar
Nilai pasar adalah harga yang dapat dibayar investor untuk saham perusahaan yang diperdagangkan secara publik, dan harga ini ditentukan oleh mekanisme penawaran dan permintaan. Ketika permintaan saham meningkat, harga pasar biasanya naik.
Meskipun sebuah saham terlihat overvalued untuk sementara waktu, itu tidak berarti saham tersebut tidak layak dibeli. Fenomena overvalued dan undervalued adalah hal yang biasa terjadi di pasar saham.
Tujuan investor adalah membeli saham dengan harga rendah dan menjualnya saat harga tinggi. Jika investor yakin saham tersebut akan bernilai lebih tinggi di masa depan, itu bisa menjadi investasi yang menguntungkan, terlepas dari nilai intrinsiknya saat ini.
Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik mirip dengan nilai buku, namun keduanya merupakan metode penilaian yang berbeda. Nilai buku adalah total aset perusahaan dikurangi total kewajiban. Contohnya, perusahaan mungkin memiliki gedung kantor, taman hiburan, atau kasino, serta sejumlah utang.
Tetapi, bagaimana dengan nilai paten, hak cipta, goodwill, atau pengenalan merek? Trader menyadari bahwa nilai buku bukanlah angka yang sepenuhnya dapat diandalkan atau tetap stabil. Skandal besar dapat merusak goodwill atau reputasi merek, dan nilai aset fisik perusahaan dapat berubah akibat kondisi ekonomi, tren konsumen, atau waktu.
Nilai intrinsik mencerminkan estimasi nilai sebuah perusahaan yang dihitung melalui nilai buku atau analisis arus kas diskonto, yaitu metode matematis yang mempertimbangkan perkiraan pendapatan masa depan serta tingkat diskonto yang biasanya dipengaruhi oleh suku bunga jangka pendek yang ditetapkan oleh bank sentral.
Benjamin Graham, mentor Warren Buffett dan profesor di Columbia University, adalah pelopor konsep nilai intrinsik dan investasi nilai, yang dibahas dalam buku klasiknya "Security Analysis" (1934) dan "The Intelligent Investor" (1949).
Karya Graham tetap menjadi referensi utama bagi mereka yang tertarik pada penilaian saham, meskipun banyak analis Wall Street modern memodifikasi atau mengabaikan metode tersebut sesuai dengan pendekatan investasi mereka.
Metode Penilaian Lain
Rasio P/B hanyalah salah satu dari banyak metrik yang digunakan analis untuk menilai saham. Mereka juga mempertimbangkan rasio harga terhadap pendapatan (P/E), rasio utang terhadap ekuitas, dan berbagai faktor lain untuk mendapatkan gambaran nilai saham yang lebih akurat.
Rasio pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga merupakan ukuran penting yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan modal pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan tambahan.
Perbandingan Nilai Pasar dan Nilai Intrinsik
Nilai Pasar
- Harga yang dibayar investor untuk saham di pasar.
- Ditentukan oleh mekanisme penawaran dan permintaan; harga yang pembeli bersedia bayar dan penjual terima.
- Mencerminkan persepsi investor terhadap prospek bisnis perusahaan.
Nilai Intrinsik
- Estimasi nilai yang memperhitungkan pendapatan masa depan yang diperkirakan akan dihasilkan perusahaan.
- Dihitung menggunakan analisis fundamental dan teknikal untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.
- Sering menggunakan analisis arus kas diskonto untuk memperkirakan kinerja bisnis di masa depan.
Mengapa Nilai Intrinsik Penting?
Nilai intrinsik memberikan indikasi dasar bagi investor untuk menilai apakah harga pasar sebuah saham berada di atas atau di bawah nilai sebenarnya. Apakah harga pasar saham individual lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan pasar saham secara keseluruhan atau sektor terkait?
Jawaban atas pertanyaan ini membantu investor menentukan apakah saham tersebut undervalued atau overvalued, dan apakah layak dibeli saat ini.
Memiliki titik acuan yang disepakati secara umum memberikan arah yang jelas bagi pengambilan keputusan investasi.
Cara Menghitung Nilai Pasar dan Nilai Intrinsik
Nilai pasar saham tersedia secara real-time selama jam perdagangan dan juga dipublikasikan di berbagai situs keuangan serta media cetak.
Biasanya, harga terakhir pada akhir sesi perdagangan disebut harga penutupan, disertai informasi harga tertinggi dan terendah hari itu, persentase perubahan harga, serta rentang perdagangan 52 minggu.
Nilai intrinsik sering dihitung dengan model arus kas diskonto, yang menggunakan estimasi aliran kas masa depan dan nilai sekarang dari aliran kas tersebut. Metode ini memerlukan perhitungan yang kompleks dan dapat bervariasi tergantung model analis investasi yang digunakan.
Selain itu, nilai buku saham juga dapat ditemukan di berbagai situs keuangan, walaupun mungkin berbeda dengan estimasi analis Wall Street yang menggunakan metode khusus mereka sendiri.
Contoh Perbandingan Nilai Pasar dan Nilai Intrinsik
Monster Beverage (MNST), saham yang diperdagangkan di Nasdaq, pada tanggal 6 Maret 2024 ditutup pada harga $58.42 per saham. Ini adalah nilai pasar. Nilai bukunya adalah $7.90 per saham, sehingga nilai pasar lebih tinggi sekitar 639% dibanding nilai intrinsiknya. Hal ini wajar terjadi pada saham pertumbuhan saat pasar optimis terhadap potensi kenaikan pendapatan di masa depan.
Perbedaan ini mencerminkan antusiasme investor dan analis terhadap prospek perusahaan. Antisipasi laba yang lebih tinggi dalam beberapa kuartal atau tahun mendatang menarik minat manajer dana di Wall Street yang ingin meraih keuntungan lebih. Monster yang merupakan bagian dari Nasdaq 100 juga menarik perhatian investor yang mencari saham pertumbuhan.
McEwen Mining (MUX), saham yang diperdagangkan di New York Stock Exchange, pada tanggal 6 Maret 2024 ditutup pada harga $7.97 dengan nilai buku $10.16 per saham. Saham ini diperdagangkan dengan diskon sekitar 24% dari nilai bukunya, menunjukkan investor kurang optimis terhadap prospek masa depan perusahaan.
Sektor pertambangan dan logam tertinggal dibanding pasar saham secara keseluruhan, sehingga saham-saham di sektor ini sering diabaikan oleh investor yang mencari potensi pendapatan lebih besar di sektor lain. Investor nilai (value investors) cenderung mencari saham seperti McEwen karena prospek jangka panjangnya mungkin membaik dan harga saat ini relatif murah.
Monster adalah contoh saham pertumbuhan yang mungkin overvalued, sedangkan McEwen bisa digolongkan sebagai saham nilai atau undervalued, tergantung gaya investasi yang diterapkan.
Apakah Nilai Pasar Harus Sama dengan Nilai Intrinsik?
Tidak ada alasan nilai pasar harus sama dengan nilai intrinsik. Fungsi dasar pasar adalah menetapkan ekspektasi nilai yang bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada saham atau sektor tertentu. Harga saham bisa jauh melebihi atau di bawah nilai intrinsiknya.
Apa yang Terjadi Jika Nilai Intrinsik Lebih Tinggi dari Harga Pasar?
Nilai pasar bisa melebihi nilai intrinsik jika ekspektasi kenaikan pendapatan menjadi faktor utama. Sebaliknya, nilai pasar bisa lebih rendah dari nilai intrinsik jika sebagian besar investor tidak memiliki ekspektasi peningkatan profitabilitas.
Bagaimana Mengetahui Apakah Saham Terlalu Murah (Undervalued)?
Jika nilai intrinsik lebih tinggi dari nilai pasar, itu adalah indikator klasik bahwa saham tersebut undervalued atau dihargai terlalu murah.
Kesimpulan
Nilai pasar adalah harga saham saat ini di pasar, sementara nilai intrinsik biasanya dihitung menggunakan analisis arus kas diskonto.
Ketika nilai pasar sebuah saham jauh melebihi nilai intrinsiknya, saham tersebut dianggap overvalued. Sebaliknya, jika nilai pasar lebih rendah dari nilai intrinsik, saham tersebut dianggap undervalued.
Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Saham pada tanggal 25-03-2024. Artikel berjudul "Memahami Perbedaan Nilai Pasar dan Nilai Intrinsik Saham" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Saham. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.
Topik " Memahami Perbedaan Nilai Pasar dan Nilai Intrinsik Saham " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Saham. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.


