Mekanisme Nilai Tukar: Cara Cerdas Mengelola Mata Uang Negara
Pelajari bagaimana mekanisme nilai tukar membantu negara menjaga stabilitas mata uangnya, mengurangi volatilitas pasar, dan mendukung kestabilan ekonomi melalui contoh nyata di Eropa.
Adam Hayes, Ph.D., CFA, adalah penulis keuangan dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di Wall Street sebagai trader derivatif. Selain keahlian luas dalam perdagangan derivatif, Adam juga ahli di bidang ekonomi dan keuangan perilaku. Ia meraih gelar master ekonomi dari The New School for Social Research dan Ph.D. dari University of Wisconsin-Madison di bidang sosiologi. Selain itu, Adam memegang sertifikasi CFA dan lisensi FINRA Series 7, 55, dan 63. Saat ini, ia meneliti dan mengajar sosiologi ekonomi serta studi sosial keuangan di Hebrew University, Jerusalem.
Apa Itu Mekanisme Nilai Tukar?
Mekanisme nilai tukar adalah serangkaian prosedur yang digunakan untuk mengatur nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang lainnya. Mekanisme ini merupakan bagian dari kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral untuk menjaga kestabilan nilai tukar.
Mekanisme ini dapat diterapkan pada sistem nilai tukar tetap yang terikat pada suatu patokan mata uang, atau pada sistem nilai tukar mengambang terbatas yang dikenal sebagai adjustable peg atau crawling peg.
Poin Penting
- Mekanisme nilai tukar memungkinkan pemerintah mempengaruhi harga relatif mata uang nasional di pasar valuta asing.
- Bank sentral dapat menyesuaikan patokan nilai tukar untuk menormalkan perdagangan dan mengendalikan inflasi.
- Secara umum, mekanisme ini bertujuan menjaga stabilitas nilai tukar dan meminimalkan volatilitas mata uang di pasar.
Memahami Mekanisme Nilai Tukar
Kebijakan moneter adalah proses perencanaan, pengumuman, dan pelaksanaan tindakan oleh bank sentral atau otoritas moneter yang mengatur jumlah uang beredar dalam perekonomian. Dalam sistem currency board, pengelolaan nilai tukar dan pasokan uang dipercayakan kepada otoritas moneter yang memutuskan nilai mata uang negara tersebut, sering kali dengan kewajiban mendukung seluruh uang domestik yang beredar dengan cadangan mata uang asing.
Konsep mekanisme nilai tukar bukanlah hal baru. Sebagian besar mata uang baru awalnya menggunakan mekanisme nilai tukar tetap yang mengikuti standar emas atau komoditas yang banyak diperdagangkan. Sistem ini menggunakan batas atas dan bawah nilai tukar agar mata uang tetap dapat berfluktuasi dengan wajar tanpa mengorbankan likuiditas atau menimbulkan risiko ekonomi tambahan. Sistem ini juga dikenal sebagai sistem mata uang semi-pegged.
Contoh Nyata: Mekanisme Nilai Tukar Eropa
Salah satu contoh paling terkenal dari mekanisme nilai tukar terjadi di Eropa pada akhir 1970-an. Komunitas Ekonomi Eropa (EEC) memperkenalkan ERM pada tahun 1979 sebagai bagian dari Sistem Moneter Eropa (EMS) untuk mengurangi variabilitas nilai tukar dan mencapai stabilitas sebelum negara-negara anggota beralih ke mata uang tunggal. Tujuannya adalah menormalkan nilai tukar antar negara agar tidak terjadi gangguan dalam penentuan harga saat integrasi ekonomi berlangsung.
Catatan Penting
Pada tanggal 16 September 1992, yang dikenal sebagai Black Wednesday, terjadinya runtuhnya pound sterling memaksa Inggris keluar dari mekanisme nilai tukar Eropa (ERM).
Peristiwa ini menjadi puncak dari ketegangan mekanisme nilai tukar saat Inggris, anggota ERM, memutuskan mundur karena ketidaksesuaian kondisi ekonomi dan tekanan pasar. Pemerintah Inggris awalnya bergabung untuk mencegah mata uangnya dan mata uang anggota lainnya menyimpang lebih dari 6%.
Contoh Nyata: George Soros dan Black Wednesday
Beberapa bulan sebelum peristiwa 1992, investor legendaris George Soros mengambil posisi short besar pada pound sterling yang akan menguntungkan jika mata uang tersebut jatuh di bawah batas bawah ERM. Soros melihat bahwa Inggris memasuki perjanjian ini dalam kondisi yang kurang menguntungkan, dengan nilai tukar terlalu tinggi dan kondisi ekonomi yang rapuh. Pada Black Wednesday, Soros menjual sebagian besar posisi short-nya, yang membuat Bank of England berjuang keras untuk mempertahankan pound sterling.
Meskipun mekanisme nilai tukar Eropa bubar pada akhir dekade tersebut, penerusnya, ERM II, dibentuk pada Januari 1999 untuk menjaga fluktuasi nilai tukar antara euro dan mata uang negara Uni Eropa lainnya agar tidak mengganggu stabilitas ekonomi pasar tunggal. ERM II juga membantu negara-negara non-euro bersiap masuk ke zona euro.
Sebagian besar negara non-euro sepakat menjaga nilai tukar mereka dalam batas 15% naik atau turun terhadap nilai tengah. Bila perlu, Bank Sentral Eropa (ECB) dan negara nonanggota dapat melakukan intervensi untuk menjaga nilai tukar dalam rentang tersebut. Contoh anggota ERM II adalah Yunani, Denmark, dan Lithuania.
Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Panduan Trading Forex pada tanggal 30-06-2021. Artikel berjudul "Mekanisme Nilai Tukar: Cara Cerdas Mengelola Mata Uang Negara" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Panduan Trading Forex. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.
Topik " Mekanisme Nilai Tukar: Cara Cerdas Mengelola Mata Uang Negara " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Panduan Trading Forex. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.


