Memahami Sistem Nilai Tukar Tetap dan Dampaknya pada Ekonomi
Sistem nilai tukar tetap mengaitkan nilai mata uang suatu negara dengan mata uang lain atau harga emas untuk menjaga stabilitas ekonomi dan perdagangan internasional.
Nilai tukar tetap adalah sistem di mana nilai mata uang suatu negara diikat pada nilai mata uang lain atau harga emas untuk menjaga kestabilan nilai tukar tersebut.
Apa Itu Sistem Nilai Tukar Tetap?
Sistem nilai tukar tetap diterapkan oleh pemerintah atau bank sentral dengan mengaitkan nilai tukar resmi mata uang negara tersebut ke mata uang negara lain atau harga emas. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk menjaga nilai mata uang agar tetap stabil dalam kisaran yang sempit.
Hal Utama yang Perlu Dipahami
- Sistem nilai tukar tetap menjaga nilai mata uang agar tidak berfluktuasi secara tajam.
- Nilai tukar tetap memberikan kepastian bagi eksportir dan importir serta membantu menjaga inflasi tetap rendah.
- Banyak negara maju mulai beralih ke sistem nilai tukar mengambang sejak awal 1970-an.

Memahami Sistem Nilai Tukar Tetap
Sistem nilai tukar tetap memberikan kepastian lebih bagi pelaku ekspor dan impor. Selain itu, sistem ini membantu pemerintah dalam menjaga inflasi rendah, yang pada akhirnya menurunkan suku bunga dan mendorong perdagangan serta investasi.
Sebagian besar negara maju kini menggunakan sistem nilai tukar mengambang, di mana harga mata uang ditentukan oleh pasar valuta asing (forex). Namun, beberapa negara berkembang masih menggunakan sistem nilai tukar tetap untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Sejarah Persetujuan Bretton Woods
Setelah Perang Dunia II hingga awal 1970-an, Persetujuan Bretton Woods menetapkan bahwa nilai tukar negara-negara peserta diikat pada dolar AS, yang nilainya dihubungkan dengan harga emas.
Ketika surplus neraca pembayaran AS berubah menjadi defisit pada 1950-an dan 1960-an, penyesuaian nilai tukar yang diizinkan tidak cukup efektif. Pada 1973, Presiden Richard Nixon mengakhiri sistem standar emas, memulai era nilai tukar mengambang.
Awal Mula Uni Moneter Eropa
Mekanisme nilai tukar Eropa (ERM) dibentuk pada 1979 sebagai langkah awal menuju unifikasi moneter dan pengenalan euro. Negara anggota seperti Jerman, Prancis, Belanda, Belgia, dan Italia sepakat menjaga nilai tukar mata uang mereka dalam kisaran plus-minus 2,25% dari nilai tengah.
Inggris bergabung pada Oktober 1990 dengan nilai tukar yang terlalu kuat dan harus keluar dua tahun kemudian. Negara-negara pendiri euro mengkonversi mata uang mereka berdasarkan nilai tengah ERM pada 1 Januari 1999. Euro kini diperdagangkan secara bebas sementara mata uang negara yang ingin bergabung diperdagangkan dalam sistem mengambang terkendali yang dikenal sebagai ERM II.
Kekurangan Sistem Nilai Tukar Tetap
Negara berkembang sering menggunakan sistem nilai tukar tetap untuk membatasi spekulasi dan menciptakan kestabilan. Sistem ini memudahkan perencanaan bagi importir, eksportir, dan investor tanpa kekhawatiran fluktuasi nilai tukar.
Namun, sistem ini membatasi kemampuan bank sentral untuk menyesuaikan suku bunga sesuai kebutuhan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sistem ini tidak memungkinkan pasar melakukan penyesuaian saat mata uang dinilai terlalu tinggi atau rendah. Pengelolaan sistem ini membutuhkan cadangan devisa yang besar untuk mempertahankan nilai tukar saat mendapat tekanan.
Nilai tukar resmi yang tidak realistis dapat menyebabkan munculnya nilai tukar paralel atau ganda. Perbedaan besar antara nilai tukar resmi dan pasar gelap dapat mengalihkan mata uang keras dari bank sentral, menyebabkan kekurangan devisa dan devaluasi besar yang dapat mengganggu perekonomian lebih parah daripada penyesuaian pada sistem nilai tukar mengambang.
Contoh Sistem Nilai Tukar Tetap di Dunia Nyata
Pada 2018, Iran menetapkan nilai tukar tetap sebesar 42.000 rial per dolar AS setelah mata uangnya melemah 8% dalam sehari. Pemerintah berusaha menghapus perbedaan antara nilai tukar resmi yang saat itu 37.000 rial dan nilai tukar yang digunakan pedagang yaitu 60.000 rial.
Perbedaan antara Nilai Tukar Tetap dan Nilai Tukar Mengambang
Pada sistem nilai tukar tetap, pemerintah atau bank sentral menentukan nilai tukar yang stabil. Sebaliknya, nilai tukar mengambang ditentukan oleh kekuatan pasar berdasarkan penawaran dan permintaan mata uang.
Apakah Dolar AS Termasuk Mata Uang Mengambang?
Ya, dolar AS adalah mata uang mengambang yang nilai tukarnya ditentukan oleh pasar berdasarkan supply dan demand relatif terhadap mata uang lain.
Kesimpulan
Untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, beberapa negara memilih sistem nilai tukar tetap dengan mengaitkan nilai mata uangnya ke mata uang lain atau emas. Namun, keterbatasan sistem ini membuat sebagian besar negara maju memilih sistem nilai tukar mengambang demi fleksibilitas ekonomi yang lebih baik.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Kebijakan Moneter pada tanggal 14-10-2024. Artikel berjudul "Memahami Sistem Nilai Tukar Tetap dan Dampaknya pada Ekonomi" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Kebijakan Moneter. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Memahami Sistem Nilai Tukar Tetap dan Dampaknya pada Ekonomi " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Kebijakan Moneter, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


