Bahaya Tersembunyi di Balik Trading Algoritma: Apakah Pasar Rentan Terhadap Keruntuhan Besar?
Mark Kolakowski
Mark Kolakowski 8 tahun yang lalu
Konsultan Bisnis Senior, Penulis Keuangan, dan Dosen Akademik #Berita Pasar
0
7.2K

Bahaya Tersembunyi di Balik Trading Algoritma: Apakah Pasar Rentan Terhadap Keruntuhan Besar?

Trading algoritma berbasis komputer semakin mendominasi pasar saham dan berpotensi menyebabkan kejatuhan pasar yang lebih cepat dan lebih parah daripada krisis tahun 1987.

Ketika para investor tengah menikmati gelombang kenaikan pasar yang terus-menerus, kenyataan yang perlu diwaspadai adalah potensi kejatuhan pasar yang bisa terjadi lebih cepat dan lebih dahsyat dibandingkan dengan krisis tahun 1987. Penggunaan algoritma dalam trading, yang dikenal sebagai trading algoritma, kini semakin meluas dan meningkatkan risiko tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Barron's. Dana investasi kini semakin banyak dikelola oleh sistem berbasis aturan yang mengandalkan algoritma untuk memilih saham, melakukan transaksi, mengelola risiko, bertaruh pada volatilitas, dan berbagai fungsi lainnya. Investor yang memahami sejarah tahu bahwa program trading berbasis komputer merupakan faktor utama dalam krisis 1987, meski saat itu strategi otomatis masih jauh lebih kecil pengaruhnya dibandingkan sekarang. (Lihat juga: Kelebihan dan Kekurangan Sistem Trading Otomatis.)

Pasar Besar dan Rentan

Strategi trading kuantitatif berbasis komputer mengelola aset hedge fund senilai sekitar $933 miliar pada kuartal kedua tahun ini, menurut data Hedge Fund Research Inc. (HFR) yang dikutip Barron's, meningkat 87% dari $499 miliar pada 2007. Selain itu, dana ETF indeks yang dioperasikan secara otomatis berbasis aturan mengelola sekitar $3 triliun investasi lainnya, catat Barron's.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar sempat mengalami beberapa penurunan harga sekuritas yang tajam dan tak terduga. Penurunan besar berikutnya bisa menjadi jauh lebih parah akibat peran komputer yang semakin dominan dalam pasar, peringatan Barron's. "Sistem ini jauh lebih rapuh daripada yang banyak orang kira," ujar Michael Shaoul, Ph.D., ketua dan CEO Marketfield Asset Management LLC yang berbasis di New York, kepada Barron's.

Lingkaran Umpan Balik Berbahaya

Pada Senin Hitam, 19 Oktober 1987, Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok sebanyak 508 poin atau 22,6%. Pada flash crash 6 Mei 2010, Dow turun sekitar 9% dan S&P 500 merosot hampir 7% dalam hitungan menit pada siang hari sebelum kembali pulih. Kejadian serupa juga terjadi pada 24 Agustus 2015, ketika S&P 500 jatuh 5% dalam beberapa menit setelah pembukaan pasar, dan Dow anjlok 1.100 poin dalam lima menit pertama perdagangan, sekitar 6,7%, menurut CNBC. (Baca juga: Dua Flash Crash Terbesar Tahun 2015.)

Pada 1987, trading program memicu "lingkaran umpan balik beracun," di mana penjualan berbasis komputer menekan harga saham, yang kemudian memicu penjualan lebih lanjut oleh program-program tersebut. Kejadian seperti "Quant Quake" pada Agustus 2007, saat dana kuantitatif menjual besar-besaran hingga menurunkan S&P 500 sebanyak 3,3%, dan flash crash Agustus 2015, juga diyakini disebabkan oleh lingkaran umpan balik serupa dalam trading komputer, menurut Barron's.

Algoritma yang Tak Selalu Sempurna

Para ahli pun bisa menciptakan algoritma trading yang memiliki kelemahan serius. Long-Term Capital Management LP (LTCM), sebuah hedge fund yang menggunakan strategi kuantitatif dan memiliki dua pemenang Nobel di antara mitranya, mengalami kehancuran akibat strategi trading berisiko tinggi dan leverage tinggi pada 1998. Kejatuhan LTCM nyaris mengguncang pasar secara luas, hingga akhirnya Federal Reserve turun tangan menyelamatkan, catat Barron's.

Kecepatan yang Mematikan

Berbeda dengan krisis 1987 yang sebagian besar transaksi dilakukan dengan proses lambat yang melibatkan banyak panggilan telepon dan interaksi manusia, saat ini pasar didominasi oleh komputer dan teknologi trading frekuensi tinggi (HFT). Transaksi kini dapat terjadi dalam hitungan milidetik. Dengan kecepatan dan interaksi algoritma yang sangat cepat, tekanan jual bisa berkembang menjadi gelombang besar dalam waktu singkat, menghancurkan kekayaan dalam sekejap. Bersiaplah menghadapi volatilitas yang mendebarkan.

Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Berita Pasar pada tanggal 23-10-2017. Artikel berjudul "Bahaya Tersembunyi di Balik Trading Algoritma: Apakah Pasar Rentan Terhadap Keruntuhan Besar?" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Berita Pasar. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.

Topik " Bahaya Tersembunyi di Balik Trading Algoritma: Apakah Pasar Rentan Terhadap Keruntuhan Besar? " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Berita Pasar. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.

0
7.2K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.