Predator: Planet Kematian Jadi Film Terlaris di Seri Predator

Predator: Planet Kematian Jadi Film Terlaris di Seri Predator

Predator: Planet Kematian meraih rekor box office tertinggi di seri Predator, namun biaya produksi sekitar Rp 1,58 triliun menimbulkan pertanyaan laba. Simak data pendapatan dan komentar ahli.

Predator: Planet Kematian berhasil memecahkan rekor box office dalam waralaba Predator, menarik minat penonton global. Meski begitu, laba akhir masih jadi tanda tanya karena biaya produksi yang besar.

Rekor box office dan perbandingan historis

Secara global, film ini mengumpulkan sekitar Rp 2,43 triliun dari tiket teater. Angka ini menjadikannya film terlaris dalam seri Predator, melampaui rekor film tahun 2018 yang mencapai sekitar Rp 2,41 triliun. Sementara itu, crossover Alien vs. Predator pernah mendulang sekitar Rp 2,66 triliun.

Biaya produksi sekitar Rp 1,58 triliun. Meskipun pendapatan global cukup tinggi, laba bersih diperkirakan masih tipis karena biaya promosi dan distribusi yang besar.

Disutradarai oleh Dan Trachtenberg, Predator: Planet Kematian mengikuti kisah predator tersisih dan pasangan androidnya, yang diperankan oleh Elle Fanning. Film ini dirilis secara global pada 7 November dan menjadi bagian dari upaya waralaba untuk menambah elemen sci-fi tanpa mengurangi aksi.

Rangkuman performa dan prospek laba

Dengan pendapatan sekitar Rp 2,43 triliun, film ini memecahkan rekor untuk waralaba Predator. Namun, biaya produksi sekitar Rp 1,58 triliun membuat evaluasi laba akhir tetap bergantung pada faktor penghasilan tambahan seperti promosi, hak siar, dan rilis internasional selanjutnya.

Komentar ahli: Seorang analis industri menilai bahwa keberhasilan box office menunjukkan minat publik terhadap kombinasi aksi perburuan dengan nuansa sci-fi. Namun, laba bersih tetap diperkirakan tipis karena biaya produksi dan promosi yang besar.

Ringkasan: Predator: Planet Kematian memecahkan rekor pendapatan untuk waralaba Predator dengan sekitar Rp 2,43 triliun. Meskipun demikian, biaya produksi sekitar Rp 1,58 triliun membuat laba bersih tetap menjadi perhitungan. Film ini dibintangi Elle Fanning dan disutradarai Dan Trachtenberg, dirilis luas mulai 7 November. Tren menunjukkan perbaikan bagi waralaba meski tantangan finansial tetap ada.

Inti: meski angka box office tinggi, laba akhir tetap bergantung pada biaya produksi dan pendapatan tambahan dari promosi, hak siar, serta rilis internasional.
0
11

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.