Mengapa Psikologi Populer Bisa Menghambat Hubungan Sehat
Pembelajaran psikologi populer di media sosial bisa membantu memahami diri, depresi ringan, dan fokus pada hal yang perlu. Namun sering dipakai untuk membenarkan perilaku tidak sehat. Pelajari bagaimana menghindarinya agar hubungan tetap sehat.
Di era media sosial, psikologi populer telah menjadi panduan praktis bagi banyak orang. Namun penggunaannya bisa berbahaya jika dipakai untuk membenarkan perilaku pasangan yang tidak sehat.
Psikologi populer memang memberi banyak alat untuk memahami diri, membedakan depresi ringan, atau meningkatkan fokus. Bahkan jika seseorang tidak berkonsultasi ke dokter, informasi yang dibagikan secara luas seringkali terasa relevan dan mendorong langkah perbaikan.
Namun ada sisi gelapnya. Beberapa orang menggunakan pembelajaran ini untuk menjustifikasi sikap mereka, dengan berpikir bahwa “saya begini karena gangguan tertentu” dan menuntut kesabaran pasangan tanpa batas. Dalam banyak kasus, ini bisa menjadi pintu menuju relasi yang tidak sehat.
Bagaimana psikologi populer bisa menghalangi hubungan yang sehat
Masyarakat sering mengaitkan perilaku pasangannya dengan label tertentu: misalnya menghilang setelah kencan ketiga lalu berkata “dia itu tipe menghindar” atau menilai pasangan dengan menilai gejala seperti “regulasi emosi” yang tidak tepat. Padahal, perilaku tersebut bisa saja sekadar fase, kebiasaan tidak komunikatif, atau pilihan pribadi yang tidak tepat untuk dipertahankan.
Menangkap red flags penting, namun tidak berarti kita harus selalu membenarkan hubungan yang tidak membuat bahagia. Hidup kita satu, jadi kita tidak perlu menghabiskan waktu pada pasangan yang tidak memberikan kenyamanan.
Psikologi populer sering membuat kita mengubah setiap perilaku menjadi diagnosis. Muncul contoh seperti seseorang yang suka memberi jarak atau menyaring informasi, lalu kita mencoba “membuktikan” bahwa itu karena tipe keterikatan tertentu. Ini bisa menjadi pola yang merugikan karena kita akhirnya mengusahakan perbaikan yang tidak perlu pada orang yang tidak tepat dilayani oleh hubungan kita.
Mengapa sebaiknya fokus pada diri sendiri
Yang seharusnya kita bantu adalah diri kita sendiri. Terlalu sering kita mencoba menafsirkan perilaku orang lain agar hubungan tetap berjalan, padahal kenyataannya kita menderita. Perilaku tidak menguntungkan tetap tidak dapat dibenarkan, meski ada alasan psikologis di baliknya. Ketika hubungan membuatmu sering merasa terluka, sudah saatnya mengevaluasi ulang hal tersebut.
Alih-alih mencari alasan, fokuslah pada menata batasan, menjaga kenyamanan, dan menghargai kebutuhan sendiri. Jika seseorang tidak menghargai batasanmu, jangan menunda keputusan untuk melangkah pergi.
Komentar ahli
Psikologi populer bisa berguna sebagai alat refleksi, tetapi tidak menggantikan terapi profesional. Gunakan wawasan ini untuk memahami diri, bukan untuk membenarkan perilaku merugikan pasangan.
Ringkasan
Psikologi populer memiliki manfaat dalam membantu orang memahami diri, namun bisa disalahgunakan untuk membenarkan perlakuan buruk dalam hubungan. Fokus utama seharusnya pada kesejahteraan diri sendiri dan hubungan yang sehat, bukan pada menafsirkan setiap tindakan pasangan sebagai diagnosis. Ambil jarak bila diperlukan dan pilihlah kebahagiaan yang nyata.
Inti dari semua pembelajaran ini: jika seseorang bertingkah aneh, itu tanda mereka tidak cukup cocok untukmu; lindungi kenyamanan diri, berjalanlah maju, dan hindari justifikasi yang merugikan.


