Klaim Pelecehan Seksual di Penjara Israel Muncul Kembali
InLiber Tim Redaksi
InLiber Tim Redaksi 5 jam yang lalu
Tim Redaksi #Berita Dunia
0
0

Klaim Pelecehan Seksual di Penjara Israel Muncul Kembali

Dua warga Palestina mengaku mengalami pelecehan seksual serta penganiayaan di penjara Israel, mengangkat kembali fokus pada hak asasi meski Israel membantah tuduhan.

Konten ini memuat deskripsi kekerasan seksual dan kekerasan lain yang bisa mengganggu pembaca.

Dua warga Palestina kepada INLIBER menceritakan pengalaman yang mirip dengan laporan-laporan terbaru tentang perlakuan terhadap tahanan di penjara Israel. Kisah ini muncul di tengah sorotan internasional mengenai praktik pemenjaraan dan perlakuan terhadap warga Palestina yang ditahan.

Komite HAM PBB untuk Penyiksaan (UN Committee Against Torture) menyatakan pada bulan lalu bahwa mereka sangat prihatin atas laporan yang menggambarkan dugaan kekerasan terorganisir dan perlakuan tidak manusiawi terhadap tahanan Palestina di penjara Israel. Menurut mereka, tuduhan tersebut meningkat setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Berbagai laporan dari kelompok hak asasi di Israel dan Palestina juga menyoroti apa yang mereka sebut sebagai pola pelecehan yang sistematis.

Israel membantah semua tuduhan tersebut. Namun laporan-laporan ini muncul pada saat ketegangan di dalam negeri meningkat, dan diduga telah menciptakan budaya impunitas di dinas penjara, khususnya terhadap tahanan yang menunjukkan dukungan bagi Hamas serta serangan-serangan yang terjadi.

Tahun lalu, muncul rekaman CCTV bocoran dari sebuah penjara militer Israel yang diduga memperlihatkan seorang tahanan Palestina dari Jalur Gaza mengalami pelecehan seksual oleh petugas penjara. Peristiwa itu berujung pada pengunduran diri beberapa pejabat tinggi militer serta kontroversi di tingkat negara.

Sami al-Saei, 46 tahun, kini bekerja di toko furnitur. Sebelumnya ia bekerja sebagai jurnalis lepas di kota Tulkarm, Tepi Wilayah Palestina yang diduduki. Ia ditangkap tentara Israel pada Januari 2024 karena bekerja dengan wartawan untuk mengatur wawancara dengan anggota Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.

Ia ditahan tanpa dakwaan selama 16 bulan melalui mekanisme penahanan administratif (penahanan administratif — administrative detention) sebelum dibebaskan pada musim panas lalu. Saat berada di Penjara Megiddo, utara Israel, ia menuduh mengalami pelecehan seksual pada sekitar 13 Maret 2024 ketika petugas menyingkap pakaiannya dan melakukan kekerasan menggunakan tongkat. Ia juga mengklaim tindakan itu disertai pemukulan hebat sepanjang durasi sekitar 15–20 menit, dan beberapa kali petugas menjepit alat kelaminnya.

Ia mengungkapkan bahwa kekerasan itu terjadi hampir setiap hari, meskipun ia menyatakan pelecehan seksual itu hanya terjadi satu kali. Ia memilih berbicara kepada INLIBER meski takut akan dikucilkan di masyarakat Palestina di Tepi Barat yang konservatif.

"Ada lima hingga enam petugasnya, mereka tertawa dan bersenang-senang. Petugas bertanya, ‘Apakah kamu menikmatinya? Kami ingin bermain denganmu, juga istri, saudari, ibu, dan teman-temanmu,’" kata al-Saei. Menurutnya, tindakan itu membuatnya merasakan nyeri tidak hanya karena pelecehan, tetapi juga karena pukulan yang berat.

Menurut al-Saei, serangan itu berlangsung sekitar 15–20 menit, sementara petugas juga memegang alat kelaminnya dengan kekerasan. Ia mengatakan kekerasan fisik terjadi hampir setiap hari, meski pelecehan seksual secara spesifik hanya terjadi satu kali.

INLIBER meminta tanggapan dari Layanan Penjara Israel (IPS). Dalam pernyataan mereka menyatakan beroperasi sesuai hukum dan melindungi keselamatan serta hak semua narapidana. Mereka menambahkan bahwa mereka tidak mengetahui adanya kejadian seperti yang dituduhkan dan belum ada konfirmasi terkait penyelidikan atau catatan medis terkait klaim tersebut. IPS menolak memberikan komentar lebih lanjut.

Gambar saku IDF militer menunjukkan seorang mantan jaksa militer dengan latar bendera Israel.

Selain klaim al-Saei, tuduhan pelecehan terhadap warga Palestina di penjara Israel telah lama terdengar. Pada Agustus 2024, rekaman CCTV bocoran dari Penjara Militer Sde Teiman di Israel selatan diduga menunjukkan seorang tahanan Gaza diserang dengan benda tajam oleh beberapa tentara, yang menurut laporan berujung pada luka serius. Lima tentara dinilai bersalah atas pelecehan berat dan cedera serius.

Kelima tentara tersebut menggelar konferensi pers di acara televisi Israel; empat diantaranya mengenakan balaclava untuk menutupi identitas, sedangkan satu orang melepas penutup wajah dan mengklaim tidak ada yang perlu disembunyikan. Mereka membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pengamat berpendapat bahwa kebocoran rekaman itu dipicu oleh jaksa militer Israel, Yifat Tomer-Yerushalmi, yang mengundurkan diri pada bulan Oktober karena mengaku menanggung tanggung jawab atas kebocoran itu. Ia mengatakan ia berupaya melawan propaganda palsu terhadap aparat penegak hukum militer.

Koalisi pendukung kelompok sayap kanan menggelar protes di luar penjara Sde Teiman untuk mendukung kelima tersangka. Dalam sidang komite di parlemen Israel, seorang politisi dari partai Likud mempertanyakan apa yang dapat diterima sebagai tindakan jika dilakukan oleh anggota kelompok militan Hamas. Namun opini publik menunjukkan keberatan terhadap penyelidikan terhadap tentara yang diduga melakukan penyalahgunaan terhadap warga Gaza.

Menurut survei dari lembaga Israel Democracy Institute, mayoritas publik Israel menolak penyelidikan terhadap tentara yang diduga menyalahgunakan warga Gaza.

Wajah samar seorang pria yang diwawancara anonim untuk INLIBER.

Seorang saksi anonim yang dikenal sebagai Ahmed, tinggal di Tepi Barat dengan istri dan 11 anak. Ia ditangkap Januari 2024 dan dinyatakan bersalah karena mengajak orang lain melakukan tindakan teror melalui unggahan media sosial yang mendukung serangan 7 Oktober. Ia divonis satu tahun kurungan dan denda sekitar Rp214 juta (setara US$14.000). Ahmed mengklaim mengalami pelecehan seksual selama penahanan, tanpa adanya dokumen medis yang dapat diverifikasi.

Kami telah meminta IPS untuk menanggapi tuduhan Ahmed dan apakah ada penyelidikan resmi. Hingga berita ini diturunkan, IPS belum memberikan komentar.

Hingga sekarang, ada lebih dari 9.000 detainee Palestina yang ditahan di penjara Israel, hampir dua kali lipat dibanding sebelum serangan 7 Oktober. Laporan terakhir Komite PBB juga menekankan kekhawatiran terkait dampak manusia dari konflik berkepanjangan di wilayah tersebut serta respons Israel terhadap kekerasan terkait perang di Gaza.

Di sisi berlawanan, ada juga klaim pelanggaran dalam penjara yang dijalankan oleh Otoritas Palestina di wilayah yang tidak berada di bawah kendali Israel, menggarisbawahi tensi politik antara berbagai faksi di wilayah pendudukan. INLIBER telah berusaha mendapatkan komentar dari pihak otoritas Palestina, tetapi belum ada respons yang dapat dipublikasikan.

Megiddo Prison, Israel.

Beberapa kelompok hak asasi Israel, termasuk Adalah, HaMoked, dan Physicians for Human Rights–Israel, menilai bahwa pelanggaran semakin meningkat di semua fasilitas penahanan, berujung pada kematian sejumlah tahanan. Israel membela diri dengan menyatakan komitmen terhadap larangan penyiksaan dan menolak tuduhan tuduhan sistematis melakukan kekerasan berbasis gender.

Jumlah tinggi tahanan Palestina di penjara Israel menunjukkan kompleksitas situasi kemanusiaan di wilayah tersebut dan perlunya investigasi independen yang transparan terhadap segala klaim kekerasan di fasilitas penahanan.

Expert comment: "Para ahli HAM menekankan pentingnya penyelidikan independen dan akuntabilitas penuh terhadap setiap klaim pelecehan. Tanpa mekanisme yang jelas, kepercayaan publik terhadap perlindungan hak asasi akan terus tergerus."

Short summary: Kisah-kisah klaim pelecehan seksual di penjara Israel menambah daftar tuduhan yang menantang narasi resmi. Sementara beberapa saksi menguatkan adanya perlakuan tidak manusiawi, respons resmi Israel berulang kali membantah tuduhan tersebut. Persoalan ini menyoroti kebutuhan investigasi independen dan perlindungan hak asasi bagi semua tahanan di wilayah konflik.

Inti utama adalah bahwa tuduhan kekerasan dan pelecehan dalam penahanan Palestina-Israel menuntut penyelidikan independen yang transparan untuk memastikan hak asasi semua pihak terlindungi. BBC News

Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Dunia pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "Klaim Pelecehan Seksual di Penjara Israel Muncul Kembali" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Dunia. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.

Informasi dalam artikel " Klaim Pelecehan Seksual di Penjara Israel Muncul Kembali " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Dunia. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.

0
0

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.