Pasar Kerja Tetap Kuat, Pekerjaan Baru Terus Bertambah di Tengah Tantangan Ekonomi
Pasar tenaga kerja menunjukkan performa luar biasa dengan penambahan lapangan kerja yang signifikan meskipun suku bunga tinggi membebani aktivitas bisnis. Temukan bagaimana tren ini bisa membawa ekonomi menuju pendaratan lembut yang diharapkan.
Diccon Hyatt adalah jurnalis keuangan dan ekonomi berpengalaman yang telah mengulas ekonomi selama pandemi melalui ratusan artikel. Ia mengemas topik finansial yang rumit dalam bahasa yang mudah dipahami, menyoroti dampak dinamika ekonomi terhadap keuangan individu dan pasar. Diccon juga pernah bekerja di U.S. 1, Community News Service dan Middletown Transcript.
Poin Penting
- Pasar kerja menambah 303.000 pekerjaan pada bulan Maret, jauh melebihi perkiraan rata-rata sebesar 200.000 pekerjaan.
- Data terbaru menunjukkan ekonomi berjalan lebih kuat dari prediksi meski suku bunga tinggi menghambat aktivitas bisnis.
- Meski penambahan pekerjaan cepat, pertumbuhan upah melambat, menandakan potensi pendaratan lembut dari inflasi tinggi tanpa resesi.
Pasar tenaga kerja melampaui ekspektasi pada bulan Maret dengan pertumbuhan lapangan kerja yang kuat, meskipun suku bunga tinggi membuat kegiatan bisnis semakin menantang.
Menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja, ekonomi berhasil menambah 303.000 pekerjaan pada Maret, naik dari 270.000 pada Februari dan menjadi angka tertinggi sejak Mei. Jumlah ini jauh melampaui perkiraan median sebesar 200.000 pekerjaan berdasarkan survei ekonom oleh Dow Jones Newswires dan The Wall Street Journal. Tingkat pengangguran sedikit turun menjadi 3,8% dari 3,9%, masih dekat dengan titik terendah 50 tahun yakni 3,4% yang tercapai pada April tahun lalu.
Data ini melanjutkan tren ekonomi yang berjalan lebih panas daripada prediksi, meskipun Federal Reserve telah menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi. Inflasi memang tetap tinggi, tapi permintaan tenaga kerja yang kuat menjaga ketersediaan pekerjaan dan memberikan kenaikan upah bagi pekerja.
Meski jumlah pekerjaan bertambah signifikan, pertumbuhan upah melambat sesuai ekspektasi, dengan kenaikan upah rata-rata per jam sebesar 4,1% dalam 12 bulan terakhir, turun dari 4,3% pada Februari.
Gabungan kondisi ini—penambahan pekerjaan banyak tapi pertumbuhan upah melambat—menunjukkan tekanan inflasi dari pasar tenaga kerja mulai mereda, mendukung tujuan Fed untuk mencapai pendaratan lembut ekonomi tanpa resesi akibat inflasi tinggi pasca pandemi.
"Laporan ini memberikan Federal Reserve lebih banyak ruang untuk mengarahkan ekonomi menuju pendaratan lembut," kata Daniel Zhao, ekonom utama di Glassdoor, melalui unggahan di platform sosial X (sebelumnya Twitter).
Namun, laporan ini belum cukup kuat untuk mendorong pejabat Fed menurunkan suku bunga acuan, menurut James Bullard, mantan presiden Federal Reserve Bank of St. Louis dan mantan anggota komite kebijakan Fed, saat wawancara di CNBC.
Walau inflasi telah turun signifikan sejak 2022, termasuk indikator inti yang mengecualikan harga pangan dan energi yang fluktuatif, pasar tenaga kerja yang masih panas menunjukkan suku bunga tinggi belum menyebabkan kehilangan pekerjaan. Hal ini mengurangi tekanan bagi Fed untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat dan justru memberi mereka ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi demi meredam inflasi.
Sejak Juli lalu, Fed mempertahankan suku bunga acuan di level tertinggi dalam 23 tahun dan berencana menurunkannya saat yakin inflasi benar-benar menurun ke target 2% per tahun. Namun, data ekonomi yang kuat membuat jadwal tersebut menjadi kurang pasti.
Setelah laporan pekerjaan ini, pasar keuangan menurunkan probabilitas pemotongan suku bunga Fed pada pertemuan Juni menjadi 54,9%, turun dari 65% sehari sebelumnya menurut alat prediksi FedWatch CME Group yang memantau perdagangan futures suku bunga acuan.
"Mungkin Fed perlu momen yang jelas untuk menyadari inflasi sudah menurun, tapi Januari dan Februari belum memberikan momen itu, dan laporan ini juga belum," ujar Bullard. "Namun saya percaya Fed perlu menurunkan suku bunga sedikit berdasarkan data inflasi saat ini."
Suku bunga tinggi yang bertahan lama akan memengaruhi seluruh sektor ekonomi, terutama pasar perumahan. Suku bunga hipotek yang tinggi membuat cicilan bulanan membengkak dan membatasi kemampuan pembeli rumah pertama, khususnya yang berpenghasilan menengah ke bawah, sehingga transaksi rumah bekas hampir terhenti.
"Laporan ini memperkuat alasan bagi FOMC untuk menunda pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, yang berarti tingkat hipotek tetap tinggi saat ini," kata Mike Fratantoni, kepala ekonom Mortgage Bankers Association, dalam komentarnya.
Jika Anda memiliki informasi berita untuk wartawan ZAMONA, silakan kirim email ke tips@ZAMONA.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Ekonomi pada tanggal 10-04-2024. Artikel berjudul "Pasar Kerja Tetap Kuat, Pekerjaan Baru Terus Bertambah di Tengah Tantangan Ekonomi" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Ekonomi. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Pasar Kerja Tetap Kuat, Pekerjaan Baru Terus Bertambah di Tengah Tantangan Ekonomi " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Ekonomi. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


