Oliver Glasner Bikin Palace Gelisah soal Masa Depan di Jadwal Padat
Crystal Palace menghadapi rangkaian laga padat, termasuk dua leg play-off Liga Konferensi Eropa setelah gagal lolos otomatis, sambil bersaing di Liga Inggris dan menimbang masa depan sang manajer.
Pelatih Crystal Palace, Oliver Glasner, kini dihadapkan pada rangkaian pertandingan padat yang menantang manajemen tim.Palace harus menanggung empat pertandingan penting dalam waktu singkat melalui dua laga Liga Inggris dan dua leg play-off Liga Konferensi Eropa.
Hasil imbang 2-2 melawan KuPS membuat Palace gagal lolos otomatis ke babak 16 besar Liga Konferensi Eropa dan memaksa mereka menjalani dua leg play-off pada 19 Februari dan 26 Februari untuk memastikan tiket ke babak gugur. Palace, yang akan tampil di kompetisi Eropa utama untuk pertama kalinya, menempati posisi 10 di grup.
Manajer Glasner menurunkan skuad pelapis dan pemain akademi karena jadwal yang sangat ketat.
Usai wasit meniup peluit akhir di Selhurst Park, Glasner langsung memfokuskan diri pada pertandingan Liga Inggris melawan Leeds United pada akhir pekan, karena dua laga liga dalam 48 jam diikuti dengan perempat final Carabao Cup melawan Arsenal pada Selasa depan. Palace juga terdegradasi dari Liga Europa ke Liga Konferensi karena regulasi kepemilikan, sehingga menghadapi laga Eropa tambahan pada tahun baru.
Setelah tampil di putaran play-off Liga Konferensi pada Agustus lalu, Palace berpotensi menambah total pertandingan menjadi 68 di semua kompetisi jika maju hingga akhir musim, termasuk Community Shield.
“Dengan degradasi, kami mendapatkan peluang play-off di Agustus dan sekarang juga di Februari,” ujar Glasner pasca pertandingan Kamis.
“Hasilnya tidak sesuai harapan. Ini pertandingan yang seharusnya bisa kami menangkan.”
“Yang membuat saya tidak senang adalah Leeds kini bisa memprediksi starting XI kami karena hanya ada 11 pemain yang tidak dimainkan, tidak ada tim yang bisa bermain di kedua leg.”
Palace masih hidup di Eropa, tetapi ketidakpastian tetap ada
Meski gagal lolos otomatis ke babak 16 besar, suasana di Palace tetap positif. Eagles memulai perjalanan FA Cup dengan tandang ke Macclesfield pada 10 Januari, dan mantan bek Inggris Joleon Lescott percaya Glasner bisa memanfaatkan pemain muda untuk menyeimbangkan jadwal Eropa dan kompetisi domestik.
“Mereka bisa menurunkan tim muda dan pelapis di beberapa laga, sambil memberi jam terbang bagi bakat seperti Joel Drakes-Thomas (16), Dean Benamar (17), dan George King (18) yang memulai penampilan senior pertamanya,” kata Lescott kepada TNT Sports.
Namun ketidakpastian tetap ada di Selhurst Park. Glasner akan memasuki enam bulan terakhir kontraknya, dan para petinggi klub khawatir kehilangan pelatih yang belakangan naik daun. Pembicaraan kontrak baru telah berlangsung sejak Maret, tetapi belum menunjukkan tanda nyata untuk memperpanjang masa jabatan sang manajer berusia 51 tahun, yang membawa Eintracht Frankfurt meraih Europa League pada 2021-22.
Sebelum pertandingan Kamis, Glasner mengatakan: “Saya tidak memikirkan masa depan sama sekali. Itu tidak penting sekarang.”
Selain itu, masa depan Marc Guehi dan Adam Wharton juga menjadi perhatian pihak klub karena diminati klub lain.
Siapa yang bisa dihadapi Palace di play-off?
Palace akan mengetahui lawan putaran play-off knockout pada 16 Januari melalui undian yang bersifat ter-seed. Oleh karena itu, mereka bisa bertemu salah satu tim yang finis di peringkat 23 atau 24, seperti Sigma Olomouc (Republik Ceko) atau Zrinjski Mostar (Bosnia-Herzegovina). Palace akan menjadi tuan rumah leg kedua sebagai tim unggulan.
Apakah Palace bisa menuntaskan hingga final?
Untuk sekarang, terlalu dini mengharapkan tiket final di Leipzig karena kita baru melewati fase grup Eropa. Final Liga Konferensi Eropa dijadwalkan pada 27 Mei, berjarak sekitar dua minggu sebelum Piala Dunia 2026 dimulai di Amerika Utara. Palace berharap menjadi klub Inggris ketiga yang menjuarai kompetisi ini, setelah West Ham United (2022-23) dan Chelsea (2024-25) memenangkannya. Sementara itu, Roma (2021-22) dan Olympiakos (2023-24) juga pernah menjadi juara, dan Leicester City serta Aston Villa pernah mencapai semifinal.
“Pengalaman kami sebagai pendukung Palace selama puluhan tahun sulit dilupakan,” kenang Glasner menyinggung momen FA Cup final musim lalu melawan Manchester City. “Inti utama bukan soal uang, tetapi emosi dan kenangan itu akan bertahan seumur hidup.”
Komentar pakar
Joleon Lescott menilai Glasner bisa memanfaatkan bakat muda Palace untuk menjaga keseimbangan antara kompetisi Eropa dan Liga Inggris, sambil menegaskan pentingnya rotasi demi kebugaran tim.
Ringkasan singkat
Palace masih bertahan di ajang Eropa meski belum lolos otomatis ke fase gugur. Mereka menghadapi play-off sulit dan harus menyiapkan skuat untuk jadwal padat liga domestik. Masa depan Glasner tetap jadi fokus, terutama dengan kontraknya yang tersisa enam bulan dan minat terhadap beberapa pemain kunci.
Inti dari cerita ini: Palace tetap berpeluang di Liga Konferensi meskipun jalan ke final belum pasti, dan kestabilan masa depan Glasner bergantung pada bagaimana klub mengelola beban pertandingan. BBC Sport
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Olahraga pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "Oliver Glasner Bikin Palace Gelisah soal Masa Depan di Jadwal Padat" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Olahraga. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Oliver Glasner Bikin Palace Gelisah soal Masa Depan di Jadwal Padat " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Olahraga. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


