Mengenal Risiko Serangan Jantung pada Atlet: Fakta Penting yang Perlu Diketahui
Katey Davidson
Katey Davidson 3 tahun yang lalu
0
1.4K

Mengenal Risiko Serangan Jantung pada Atlet: Fakta Penting yang Perlu Diketahui

Serangan jantung saat berolahraga jarang terjadi, namun penting untuk memahami risiko dan pencegahannya, terutama bagi atlet dengan kondisi jantung. Temukan fakta menarik dan tips menjaga kesehatan jantung di sini.

gambar atas dua orang bermain basket
Getty Images/Hello Africa

Setiap tahun, kasus henti jantung mendadak bahkan kematian terjadi pada atlet yang tampak paling bugar sekalipun.

Walau serangan jantung di lapangan atau arena olahraga jarang terjadi, memahami kondisi ini sangat penting—terutama jika Anda atau orang terdekat memiliki riwayat masalah jantung.

Artikel ini mengulas penyebab serangan jantung pada atlet, tingkat kematian akibat kondisi ini, seberapa langka kasus tersebut, serta hubungan potensial dengan COVID-19 dan vaksinasi.

Mengapa Atlet Bisa Mengalami Serangan Jantung?

Henti jantung mendadak saat atau setelah lomba olahraga bisa terjadi, meskipun sangat jarang.

Olahraga memang bermanfaat bagi kebanyakan orang, tapi ada atlet dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya. Jika mereka mendorong batas fisik terlalu jauh tanpa sadar, risikonya bisa fatal.

Tinjauan pada 2018 menunjukkan bahwa kematian terkait olahraga pada orang dewasa lebih banyak disebabkan oleh penyakit arteri koroner, sedangkan pada usia muda lebih disebabkan oleh kardiomiopati atau aritmia.

Kondisi lain seperti miokarditis juga bisa menyebabkan kematian jantung mendadak, namun biasanya gejalanya muncul lebih dulu sehingga atlet cenderung tidak ikut bertanding saat sakit.

Di sebagian besar acara olahraga, tersedia layanan medis siaga. Penolong yang terlatih CPR juga sangat membantu karena mereka biasanya paling dekat saat atlet terjatuh di lapangan.

Seberapa Besar Risiko Kematian Jantung Mendadak pada Atlet Muda?

Kematian mendadak pada atlet muda sangat jarang terjadi. Menentukan angka pastinya sulit karena metode pengumpulan data dan penelitian yang tidak konsisten.

Penelitian memperkirakan risiko kematian jantung mendadak (SCD) pada atlet sekolah menengah antara 1 dari 50.000 hingga 1 dari 80.000 orang. Risiko lebih tinggi pada atlet pria. Untuk atlet perguruan tinggi, risikonya sekitar 1 dari 13.426, dengan angka lebih tinggi pada pemain basket pria.

Studi tahun 2018 melaporkan angka kematian jantung mendadak pada atlet usia rata-rata 16 tahun sebesar 6,8 per 100.000 orang per tahun, atau sekitar 0,0068%.

Meski risiko ini kecil, langkah pencegahan tetap penting dilakukan.

Protokol pemeriksaan sebelum berpartisipasi saat ini meliputi riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Namun, banyak lembaga Eropa menganjurkan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) untuk atlet muda yang berkompetisi.

EKG mampu mendeteksi sekitar 60% kondisi yang berpotensi menyebabkan kematian jantung mendadak.

Dampak COVID-19 terhadap Risiko Kematian Atlet Akibat Serangan Jantung

Virus penyebab COVID-19 berpengaruh pada kematian atlet, namun angka pastinya belum jelas karena adanya faktor komorbiditas.

Infeksi COVID-19 meningkatkan risiko miokarditis, kondisi peradangan jantung yang dapat memicu serangan jantung dan memperburuk masalah jantung yang sudah ada.

Miokarditis merupakan salah satu penyebab utama kematian jantung mendadak pada atlet muda.

Studi observasional 2021 pada 1.597 atlet pasca-COVID-19 menemukan 37 orang (2,3%) didiagnosis mengalami miokarditis atau kemungkinan miokarditis.

Penelitian tahun 2022 menunjukkan angka ini lebih tinggi, mencapai 4%, pada atlet yang menjalani pemeriksaan magnetic resonance jantung (CMR).

Karena risiko ini, American College of Cardiology merekomendasikan skrining jantung bagi atlet yang mengalami gejala kardiopulmoner sebelum kembali berlatih atau bertanding.

Apakah Vaksin COVID-19 Meningkatkan Risiko Serangan Jantung pada Atlet?

Sampai saat ini belum ada bukti kuat yang menunjukkan vaksin COVID-19 meningkatkan risiko serangan jantung pada atlet. Ada peningkatan sangat kecil risiko miokarditis setelah vaksinasi, namun sangat rendah.

Dalam studi tahun 2021 yang melibatkan 4.931.775 orang penerima vaksin, ditemukan rata-rata 5,7 kasus miokarditis atau mioperikarditis per 100.000 orang vaksinasi, atau 0,0057%.

Peneliti menyimpulkan ada kemungkinan hubungan, tapi risikonya sangat kecil dibanding manfaat vaksinasi.

Gejala dan Faktor Risiko Henti Jantung Mendadak Saat Berolahraga

Gejala peringatan meliputi nyeri dada tidak biasa atau sesak napas selama atau dalam satu jam setelah berolahraga.

Riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kematian mendadak juga merupakan faktor risiko penting yang harus diperhatikan oleh dokter.

Studi retrospektif 2019 menemukan 29% atlet menunjukkan gejala penyakit jantung sebelum mengalami henti jantung.

Cara Mencegah Kematian Jantung Mendadak pada Atlet

Olahraga membantu mencegah penyakit jantung, namun latihan yang sangat intens dan lama bisa meningkatkan risiko kejadian jantung mendadak. Atlet biasanya mendorong batas fisik untuk menjadi lebih cepat, kuat, dan terampil. Jadi, kapan olahraga menjadi berbahaya?

Secara umum, manfaat olahraga jauh lebih besar dibanding risikonya.

Penelitian menunjukkan risiko kejadian jantung serius pada penderita penyakit jantung menjadi tidak signifikan jika mereka berolahraga lebih dari 2 jam per minggu. Adaptasi dari olahraga justru melindungi jantung.

Pencegahan utama bukan menghentikan olahraga, melainkan melakukan skrining untuk mendeteksi kondisi jantung tersembunyi. Jika khawatir, tanyakan pada diri sendiri:

  • Apakah Anda pernah mengalami sesak napas tiba-tiba, pusing, atau nyeri dada saat atau setelah berolahraga?
  • Apakah ada anggota keluarga yang meninggal mendadak karena serangan jantung atau penyakit jantung sebelum usia 60 tahun?

Jika perlu, dokter bisa menyarankan pemeriksaan EKG untuk mendapatkan data lebih lengkap dan menentukan tindakan medis yang tepat.

Penggunaan defibrillator eksternal otomatis (AED) secara cepat sangat penting. Studi 2019 menunjukkan peluang selamat setelah henti jantung mendadak pada atlet sekolah menengah bisa mencapai 89% dengan AED.

Pastikan perlengkapan medis tersedia setiap kali berolahraga atau bertanding untuk mengurangi risiko cedera atau kematian.

Ingat, meski atlet terlihat fit, itu tidak menjamin mereka sehat sepenuhnya. Faktor lain seperti nutrisi, tidur, dan pemulihan juga sangat penting.

Mengabaikan kesehatan akan meningkatkan risiko kematian jantung mendadak secara signifikan.

Kesimpulan

Bagi atlet yang khawatir dengan risiko serangan jantung, penting untuk memeriksa riwayat keluarga dan berkonsultasi dengan dokter. Risiko memang kecil, tetapi tetap ada.

Pastikan selalu ada alat medis yang memadai saat berolahraga atau bertanding agar risiko kematian akibat henti jantung bisa diminimalisir.

Yang terpenting, rawat kesehatan dan tubuh Anda agar dapat menikmati olahraga favorit dengan aman dan menyenangkan dalam jangka panjang.

Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Kesehatan Seksual pada tanggal 23-07-2022. Artikel berjudul "Mengenal Risiko Serangan Jantung pada Atlet: Fakta Penting yang Perlu Diketahui" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Kesehatan Seksual. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.

Informasi dalam artikel " Mengenal Risiko Serangan Jantung pada Atlet: Fakta Penting yang Perlu Diketahui " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Kesehatan Seksual. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.

0
1.4K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.