Memahami Prosedur Transfusi Pertukaran: Manfaat dan Prosesnya
Pelajari bagaimana transfusi pertukaran menggantikan darah Anda dengan darah donor untuk mengatasi gangguan darah serius, serta apa yang harus Anda ketahui sebelum dan sesudah prosedur ini.

Transfusi pertukaran merupakan tindakan medis di mana darah pasien secara bertahap dikeluarkan dan digantikan dengan darah atau plasma dari pendonor. Prosedur ini dilakukan menggunakan kateter yang berfungsi sebagai saluran untuk memasukkan darah baru ke dalam tubuh.
Prosedur ini umumnya diterapkan untuk mengatasi kelainan darah yang mengancam jiwa, seperti gangguan sel darah, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Temukan alasan pentingnya transfusi pertukaran, bagaimana proses pelaksanaannya, serta apa saja yang dapat Anda harapkan selama dan setelah prosedur ini.
Manfaat Transfusi Pertukaran
Transfusi pertukaran dapat membantu mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit seperti jaundice (penyakit kuning) serta kelainan darah seperti anemia sel sabit.
Penyakit kuning terjadi ketika kadar bilirubin dalam tubuh meningkat secara berlebihan, yang menyebabkan perubahan warna kuning pada kulit dan bagian putih mata.
Kondisi ini sering ditemukan pada bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur sebelum usia kehamilan mencapai 38 minggu.
Anemia sel sabit adalah kondisi darah di mana sel darah merah menjadi kaku dan berbentuk bulan sabit, sehingga aliran darah terganggu dan menyebabkan penyumbatan di pembuluh kapiler.
Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 100.000 orang Amerika menderita anemia sel sabit, dan 1 dari 365 bayi kulit hitam di Amerika Serikat lahir dengan kondisi ini.
Dokter juga dapat merekomendasikan transfusi pertukaran untuk mengatasi masalah kimia darah lainnya atau mengurangi efek racun akibat obat atau zat berbahaya.
Proses dan Lokasi Pelaksanaan Transfusi
Transfusi pertukaran dilakukan di rumah sakit atau klinik dengan pengawasan medis ketat. Prosedur ini melibatkan pengambilan darah secara bertahap dan penggantian dengan darah atau plasma pendonor.
Langkah-langkah pelaksanaan prosedur meliputi:
- Pemasangan dua kateter kecil pada vena di lengan pasien.
- Darah diambil secara siklus, masing-masing siklus berlangsung beberapa menit dengan volume sekitar 5–20 mililiter.
- Setiap siklus pengambilan darah diikuti dengan pemasukan darah atau plasma baru melalui kateter lain.
Risiko dan Efek Samping Transfusi Pertukaran
Sama seperti prosedur transfusi darah lainnya, transfusi pertukaran memiliki risiko seperti:
- Reaksi alergi ringan
- Demam akibat infeksi
- Kesulitan bernapas
- Kecemasan
- Gangguan keseimbangan elektrolit
- Mual
- Nyeri dada
Jika muncul efek samping, dokter akan segera menghentikan transfusi dan menentukan langkah selanjutnya, apakah melanjutkan atau menunda prosedur.
Walaupun jarang, risiko kontaminasi darah donor dengan penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C, varian Creutzfeldt-Jakob (penyakit sapi gila varian manusia), atau HIV tetap menjadi perhatian. Bank darah melakukan skrining ketat untuk mencegah hal ini.
Bila Anda membutuhkan transfusi berulang dalam waktu singkat, risiko kelebihan zat besi dapat terjadi, yang berpotensi merusak jantung, hati, dan organ lain. Dokter biasanya akan memberikan terapi kelasi, baik berupa obat oral maupun suntikan, untuk mengeluarkan kelebihan zat besi.
Kerusakan paru-paru akibat transfusi, dikenal sebagai transfusion-related acute lung injury (TRALI), adalah komplikasi langka yang biasanya muncul dalam 6 jam pertama setelah transfusi. Mayoritas pasien pulih sepenuhnya, walaupun dalam kasus sangat jarang dapat berakibat fatal.
Persiapan Sebelum Transfusi
Sebelum prosedur, dokter akan melakukan tes darah sederhana untuk menentukan golongan darah Anda dengan mengambil beberapa tetes darah dari ujung jari. Tes ini memastikan darah pendonor kompatibel dan aman untuk Anda terima.
Biasanya, Anda tidak perlu mengubah pola makan sebelum transfusi. Namun, beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami reaksi alergi terhadap transfusi darah sebelumnya.
Pemulihan dan Tindak Lanjut Setelah Transfusi
Setelah transfusi selesai, dokter akan memantau tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh Anda. Jika hasilnya normal, kateter akan dilepas.
Anak-anak yang menjalani transfusi mungkin perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk observasi efek samping.
Beberapa memar ringan di sekitar area suntikan adalah hal yang umum dan biasanya hilang dalam beberapa hari.
Dokter juga mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan darah lanjutan untuk memastikan kondisi Anda stabil.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Kesehatan Seksual pada tanggal 19-12-2019. Artikel berjudul "Memahami Prosedur Transfusi Pertukaran: Manfaat dan Prosesnya" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Kesehatan Seksual. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Memahami Prosedur Transfusi Pertukaran: Manfaat dan Prosesnya " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Kesehatan Seksual. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


